Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 1 Part 1
HARI YANG TENANG, TIBA-TIBA
Tiga hari telah berlalu sejak ujian di pulau tak
berpenghuni. Di kapal pesiar mewah yang disediakan oleh sekolah kami, tidak ada
catatan yang terjadi dan munculah ketenangan.
Bagi murid yang masih pemula di masa muda mereka, harus
menjalani hidup di pulau seperti itu, sebagian besar pasti akan kehilangan akal
sehat mereka.
Di hari terakhir, kami anak laki-laki kurang lebih seperti
binatang buas dan hewan karnivora yang aktif. Saat kami melihat
perempuan-perempuan yang membuang-buang waktu mereka, kami anak laki-laki
bersama-sama mulai mengharapkan pengalaman yang ditakdirkan bersama para gadis.
Ini merupakan kapal pesiar mewah dimana kau bisa kehilangan dirimu sendiri di
dalam dunia mimpi dan melupakan segala hal yang buruk. Bahkan jika seseorang
jatuh cinta di sini, itu sama sekali tidak aneh.
Selain itu, aku pernah mendengar beberapa cerita tentang
para siswa yang saling berkencan dalam pelayaran ini dan pasangan baru
dilahirkan setiap harinya. Sayangnya, pertemuan seperti itu tidak mungkin
terjadi padaku dan aku terus menghabiskan waktu sendirian dalam kesendirian.
Situasiku sama seperti sebelum ujian di pulau tak
berpenghuni. Tidak. Mungkin lingkungan sekitarku memang sudah berubah? Meski
bertentangan dengan kemauanku, aku masih terpaksa mengubah jalur yang
sebenarnya setelah memasuki sekolah ini.
Awalnya, aku memilih masuk di sekolah ini untuk alasan yang
sangat spesifik. "Kontak dengan luar dilarang hingga kelulusan".
Aturan sekolah itu adalah alasan kenapa aku masuk. Saat ini, "orang-orang
tertentu" mencoba menghubungiku dari luar. Chabashira-sensei lah yang
memberitahuku tentang ini. Selanjutnya, dia memerasku untuk membantunya
membawa kelas ke Kelas A dengan mengancam akan mengeluarkanku dengan paksa jika
aku tidak mematuhinya.
Itu akan menjadi cerita bodoh di satu sisi, tapi karena
tidak memiliki kekuatan untuk menolak, aku terpaksa mengikutinya. Aku tidak
memiliki cara untuk memastikan kebenaran dari ucapannya, jadi aku memutuskan
untuk bermain aman dengan menganggapnya benar.
Tapi aku tidak akan diperas olehnya selamanya. Untuk saat
ini, aku akan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan tergantung pada
keadaan, aku harus melakukan langkah pertama.
Iblis manis berbisik ke bagian belakang kepalaku.
"taklukan mereka sebelum mereka menaklukanmu". Hanya itu yang harus
aku lakukan. Tapi pikiran keras semacam itu hanya sesaat, aku segera kembali ke
cara berpikirku yang biasanya pasif.
‘Seandainya saja aku memiliki kekuatan untuk memukul poros
bumi dari keseimbangan’ pikirku.
Jika aku bisa melakukan itu, tidak perlu khawatir akan hal
sepele seperti ini. Mengatakan itu, aku melamun tentang hidup di dunia Dragon
Ball. Para siswa pada awalnya merasa tidak nyaman setelah ujian berakhir dengan
memikirkan sesuatu yang lebih akan datang. Tapi tidak ada yang terjadi.
Pelayarannya tenang, damai dan menyenangkan. Hampir seolah
seperti liburan musim panas telah menimpa kami. Wajar saja, para siswa beralih
ke suasana meriah. Selama perjalanan dua minggu ini sepertinya minggu yang
terakhir tidak lain hanyalah liburan yang mewah dan berkelanjutan bagi para
siswa.
Para siswa sangat santai sejak ujian di pulau itu baru saja
berakhir. Dan itu bukan hal yang buruk. Fakta bahwa siswa mampu tetap tenang
selama ujian itu sendiri adalah alasan kenapa kami bisa mendapatkan hasil yang
baik.
"Hmm? Kau berada di kamarmu sepanjang hari?".
Teman sesama murid laki-lakiku, Hirata Yousuke adalah orang
yang memanggilku.
"Tidak ada alasan bagiku untuk pergi keluar, lagipula
aku tidak punya seseorang untuk aku habiskan waktu dengannya"
"Itu tidak benar, Sudou dan Horikita masih ada,"
Memang, Sudou dan Horikita adalah orang-orang yang secara
teknis bisa aku kategorikan sebagai "teman". Tapi hanya karena kau
tergolong sebagai "teman"
masih sebuah tingkatan dan jika kau berada di bawah
tingkatan itu, perlakuan antar teman akan tetap berbeda. Terkadang saat orang
jalan-jalan, mereka hanya akan mengajakmu pergi dari 10 acara. Aku adalah orang
yang seperti itu yang ada hanya untuk diundang sekali dalam 10 acara.
"Aku pikir Ayanokouji-kun akan bisa membuat lebih
banyak teman jika kau sedikit lebih aktif"
Orang ini adalah orang populer yang banyak disukai dan
didukung oleh banyak murid. Secara khusus, anak perempuan sepertinya sangat
mempercayainya. Ia juga memiliki pacar seperti Karuizawa. Bagi orang yang
beruntung dan bahagia seperti Hirata, dia tidak akan pernah mengerti
penderitaan penyendiri sepertiku.
"Cara berbicara Ayanokouji-kun sudah bagus, kau hanya
butuh pemicu untuk mengobrol" dia terus memberitahu. Aku tidak membutuhkan
kebaikan kejam seperti itu.
Aku tidak membutuhkan kata-kata dari gadis-gadis seperti
"Eeh... kau terlihat seperti kau bisa menjadi populer". Karena jika
aku membalasnya dengan "Menjauhlah dariku" mereka hanya akan
mengatakan "Itu sedikit merepotkan". Itu karena aku tidak bisa
mendapatkan teman atau memiliki pacar sehingga terpaksa menghabiskan waktu
sendirian seperti ini.
Hirata kemudian mengatakan kepadaku,
"Aku berencana pergi bersama Karuizawa-san pada jam
12.30 untuk makan siang bersama. Maukah kau ikut bersama kami, aku yakin akan
menyenangkan jika kau bersama kami"
"Apa hanya Karuizawa?" aku bertanya kepadanya.
"Tidak juga, ada 3 perempuan lain yang akan bersama
kami. Apa kau tidak menyukainya?"
Jika aku harus mengakui kebenaran, aku sudah lama ingin
sedikit bicara dengan Karuizawa untuk sementara waktu. Tapi... tidak perlu
terburu-buru. Selain dengan perempaun-perempuan lain yang ikut bersama kami,
akan sulit untuk memulai pembicaraan dengannya dan aku pasti tidak akan
memiliki napsu untuk makan siang.
"Aku harus melewatinya saja, kurasa aku tidak akan
pernah berteman dengan kelompok Karuizawa,"
Dengan selesainya semester pertama kami, hubungan antara
teman sekelas sudah diatur dalam batu. Tidak mungkin aku bisa membangun
hubungan baru dengan orang lain pada saat ini. Aku sudah bisa membayangkan
ketidaksukaan Karuizawa terhadapku.
Hirata duduk di dekatku, setelah menyadari bahwa aku tidak
ingin memulai hubungan baru dengan orang lain.
"Aku bisa mengerti kenapa kau menjadi enggan, tapi aku
ingin kau bergantung kepadaku" Hirata akhirnya memberitahuku.
Hirata pun siap membantu kapanpun dan dimanapun dengan wajah
yang menyenangkan itu. Untungnya aku menolak tawarannya dengan menggelengkan
kepala.
"Hanya 10 menit sebelum makan siang, aku pikir kau
harus meninggalkanku sekarang"
"Tidak perlu terburu-buru, selain itu aku merasa nyaman
bersamamu seperti ini sekarang" Hirata cepat menjawab.
Sekilas kau mungkin berpikir bahwa aku hanya berusaha
terdengar kuat atau membuat alasan, tapi sebenarnya aku cukup puas dengan
situasiku saat ini. Tentu saja, ketika aku pertama kali datang ke sini, aku
berpikir bahwa aku bisa menghasilkan 100 teman dan masuk dengan tekad seperti
itu.
Tetapi semangat itu cepat mereda. Meski aku bisa berteman
dengan 3 Idiot, Horikita, Kushida dan Sakura. Lebih dari itu, kehidupan sekolah
sosialku tidak terlalu buruk, aku bisa yakin dengan hal itu. Tapi pria bernama
Hirata tidak bisa meninggalkan teman sekelas berkubang dalam kesepian seperti
ini. Dia mengatakan kepadaku,
"Lalu bagaimana kalau kita makan siang bersama. kita
berdua saja, bisakah kau bahagia dengan itu?" dia melanjutkan untuk
bertanya kepadaku
Hanya kami berdua sekarang, dengan Hirata menatapku tajam.
Sepertinya dia akan terus mendesakku sampai akhir.
"Aku baik-baik saja dengan itu, tapi kau perlu
mempertimbangkan perasaan Karuizawa"
"Baiklah, aku bisa makan dengan Karuizawa-san kapan pun
aku mau, tapi denganmu Ayanokouji-kun, aku punya sedikit kesempatan untuk makan
bersama" jawab Hirata.
Seseorang seperti Hirata tidak bisa memperhatikan kenyataan
bahwa pada dasarnya dia meminta orang lain untuk makan siang. Dengan cepat aku
berpikir mungkin dia tersirat "seperti itu". Meski popularitasnya
tidak wajar, Hirata selalu bisa mempertahankan rasionalitasnya sebagai
laki-laki.
"Aku tidak ingin Karuizawa membenciku nanti"
kataku padanya dalam usaha untuk menolak tawarannya dengan sopan.
Sepertinya akan bekerja dengan menarik hati nurani Hirata.
"Tidak masalah, Karuizawa-san bukan tipe yang marah padamu karena sesuatu
seperti itu"
Tidak tidak. Karuizawa pasti tipe perempuan yang sama
seperti yang ada di pikiranku. Bahkan jika dia berpura-pura diam di depan
Hirata, dia pasti tipe yang dominan saat berhadapan dengan gadis-gadis lain.
Mungkin dia belum mengungkapkan sisi asli dirinya kepada Hirata? aku pikir.
Dia hampir terlihat seperti seorang guru yang baik yang
dengan senang hati membantu siswa yang bermasalah.
"Kurasa aku akan membatalkan makan siang dengan
Karuizawa-san setelah semua ini"
Dengan cepat dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi
Karuizawa. Aku mencoba menghentikannya tapi Hirata menggunakan tangannya untuk
menutupi mataku dan menghentikanku.
"Apa kau memiliki sesuatu yang ingin kau makan?"
dia bertanya padaku. Aku terpaksa mendengarkan Hirata
membatalkan kencan makan siang bersama Karuizawa.
"Aku bisa makan apa saja... aku ingin menghindari
makanan berat jika memungkinkan"
Kapal pesiar ini memiliki banyak restoran. Menunya mulai
dari makanan cepat saji seperti ramen dan hamburger hingga masakan Prancis.
Karena masih siang hari aku ingin makan makanan ringan jika itu memungkinkan.
Seperti yang aku duga, Hirata benar-benar membatalkan
kencannya bersama Karuizawa untuk ini. Aku tidak bisa dengan jelas mendengar
suara Karuizawa melalui telepon, tapi Hirata dengan paksa menutupnya dan
membatalkan rencananya.
"Apa kau baik-baik saja dengan ini?"
"Tentu saja, ayo kita pergi ke dek, kalau hanya makanan
ringan saja akan lebih mudah untuk makan di luar sana"
Hirata membuka pintu dan menarikku keluar dari sana.
"Terima kasih atas kerja samamu selama ujian di pulau.
Aku tidak bisa cukup hanya dengan berterima kasih, Ayanokouji-kun, kau bahkan
membantuku mencari pelakunya"
"Jangan berterima kasih untuk itu, kartunya milik
Horikita, dia yang menemukan pelakunya yang mencuri pakaian dalam" aku
segera mengatakan kepadanya sebagai tanggapan.
"Tentu itu benar, tapi aku masih ingin mengucapkan
terima kasih kepada Ayanokouji-kun yang bekerja sama denganku tanpa syarat”
Berbicara tentang celana dalam, masih ada sesuatu yang ingin
aku tanyakan kepadanya. Aku melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang
di sekitar sini.
"Apa kau mengembalikan celana dalam Karuizawa padanya?”
"Ye, bagaimanapun, Ibuki-san adalah pelakunya sehingga
dia bisa menerimanya dengan baik,”
Pakaian dalam yang aku bicarakan adalah insiden pencurian
selama ujian di pulau. Celana dalam dari salah satu gadis itu, Karuizawa Kei,
dicuri dan keadaan dengan cepat menjadi ricuh. Terutama karena celana dalam itu
ditemukan di salah satu tas laki-laku, hubungan antara anak laki-laki dan anak
perempuan menjadi tegang. Tapi Hirata berhasil menyelesaikannya dengan
mengembalikan celana dalam dan mencari tahu pelakunya.
Bagaimanapun, semuanya ternyata bagus. Itu adalah situasi
yang sulit, jadi aku khawatir dengan apa yang bisa terjadi.
Aku khawatir bahkan jika itu Hirata mengembalikan pakaian
dalam wanita yang dicuri ternyata sangat buruk. Kenyataan bahwa dia bisa dengan
lancar mengembalikan celana dalam wanita ke tubuhnya berarti dia sudah menaiki
tangga kedewasaan. Dari lift di kapal pesiar ke geladak, para siswa sepertinya
menikmati liburan musim panas mereka dengan dress favorit mereka.
Karena ada juga kolam renang di dekat para siswa laki-laki
dan perempuan dengan berani mengenakan pakaian renang dan berenang di kolam
renang. Karena ketegangan ujian sudah tidak ada, ini tak terelakkan.
Mungkin saja keinginan pemberontak yang terpendam dari murid
yang tertindas selama ujian di pulau ini akhirnya menghilang untuk menghasilkan
situasi ini. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa kau tidak perlu membayar poin
apapun untuk penggunaan fasilitas yang disediakan oleh pelayaran termasuk
makanan dan minuman. Terlepas dari poinmu, semua hal di atas semuanya gratis.
Tentu saja, kau masih perlu membayar untuk menggunakan pakaian renang dan perlengkapan
berenang lainnya, tapi selain itu, semuanya gratis.
Saat kami sampai di restoran, lebih dari setengah kursi
sudah terisi. Kami berdua dengan cepat mengamankan kursi kosong yang masih ada
di antara restoran yang ramai itu.
"Sejujurnya ... aku punya sesuatu yang ingin
kubicarakan denganmu"
Sementara aku melihat ke bawah pada menu, suara Hirata
meminta maaf kepadaku.
"Apa itu?"
Tentu saja ada motif tersembunyi. Karena itulah dia begitu
memaksa makan bersamaku. Aku tidak mengeluh karena dia berusaha mengundangku,
pasti ada alasan untuk itu.
"Aku mungkin bukan pendengar terbaik tapi ... apa kau
bisa menyingkatnya?"
Aku bukan pembicara yang baik atau pendengar yang baik, jadi
itulah alasan kenapa aku meminta intinya.
"Aku ingin kau menjadi jembatan antara aku dan
Horikita-san, aku pikir Horikita-san akan menjadi orang yang sangat diperlukan
untuk Kelas D di masa depan dan aku sangat ingin bekerja sama dengannya"
Aku mengerti, jadi dia butuh bantuanku untuk itu. Aku
mengangguk saat Hirata terus berbicara sambil meminta maaf padaku.
"Bahkan kemarin, berkat usaha Horikita-san, Kelas D
meraih kemenangan tak terduga, semangat kelas melonjak, aku pikir jumlah siswa
yang menyukai Horikita-san juga meningkat yang merupakan perubahan besar dari
sebelumnya "
"Kurasa itu benar,"
Perempuan bernama Horikita Suzune ini adalah murid kelas D
yang kebetulan juga adalah teman pertamaku di sini. Tapi selain itu, dia orang
soliter tanpa teman sama sekali. Satu-satunya keterampilan yang dimilikinya
adalah kemampuan untuk menjadi murid akademis terbaik. Tapi kelemahannya,
sebagai gantinya adalah dia buruk dalam keterampilan interpersonal dan sering
memiliki sikap tegas yang menyebabkan kesulitan saat bersosialisasi.
"Saat ini, aku merasa seperti bersama denganku dan dia
dan semua orang yang bekerja sama, kita bisa naik bersama ke Kelas C, Kelas B
dan Akhirnya Kelas A" Hirata mengatakannya dengan optimis.
Jika aku mendengar cerita ini dari orang lain, aku akan
menyingkirkannya sebagai cerita yang mudah. Tapi Hirata pernah mengemukakan
masalah Horikita sejak awal semester. Sejak awal, dia pasti merasakan potensi
yang dimiliki Horikita. Aku tidak merasakan niat buruk dari Hirata. Aku tidak
keberatan membantunya dalam hal seperti ini, tugas itu sendiri relatif
sederhana. Tapi jika aku bisa membuat Hirata dan Horikita bersama. Tapi itu
saja tidak akan memecahkan masalah.
"Tapi jika kau menjembatani jarak antara kau dan
Horikita, itu tidak akan mudah terselesaikan, Horikita adalah tipe orang yang
seperti itu".
Bahkan jika aku mencoba memperbaiki hubungan antara Horikita
dan Hirata, hal itu hanya akan membuatnya tarlihat sebagai gangguan yang tidak
perlu. Jika dia merasa seperti itu, dia mungkin benar-benar memperluas jarak antara
dia dan seluruh kelas sebagai tanggapan.
Interaksinya dengan Kushida pada awal semester pertama
adalah bukti dari fakta itu.
"Tentu saja aku mengerti fakta itu, Horikita-san tidak
akan membuka diri terhadap siapapun kecuali Ayanokouji-kun. Aku tidak bermaksud
memaksakan masalah ini, oleh karena itu aku ingin kau menjadi jembatan yang
menghubungkan keberadaanku kepada Horikita-san "
Jadi, seharusnya aku memberitahu hal ini kepada Horikita
sama seperti yang dia katakan. Itu berarti sebaliknya, aku juga perlu
menyampaikan perasaan Horikita pada masalah itu kembali ke Hirata.
Memang, jika aku bertindak sebagai perantara Hirata,
Horikita tidak akan bekerja sama dengan anggota kelas lainnya dan kami bisa
membangun jembatan hubungan kooperatif yang tak terlihat.
"Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, biasanya
aku yang mengikuti Horikita... lebih tepatnya, aku tidak pernah benar-benar
memberi Horikita pendapat sebelumnya. Jika aku mulai memberikan pendapatku
tentang berbagai masalah, tiba-tiba akan terasa aneh"
"Tapi saat ini aku tidak punya ide yang bagus, bahkan
jika aku harus berbicara dengan Horikita-san tentang hal ini sekarang, aku
tidak yakin bahwa aku bisa meyakinkannya untuk bekerja sama dengan kami. Ini
adalah jalan terakhirku "
"Bukankah sedikit terlalu cepat untuk mengambil jalan
terakhir pada saat ini?"
Aku tentu mengerti sekarang keinginannya untuk bekerja sama
dengan Horikita. Tapi jika demikian, dia tidak punya pilihan selain langsung
mendekati Horikita dalam masalah ini. Aku mengerti bahwa melakukan ini mungkin
akan sulit baginya, tapi bekerja sama dengan orang lain sebagai kelompok juga
sama sulitnya.
Hirata seharusnya bisa menyadari sesuatu yang sejelas ini.
Dialah yang peduli dengan kelas ini dan memikirkannya dan menghargai ikatan
persahabatan di antara mereka. Tapi masih ada satu pertanyaan tersisa tentang
dia. Kembali ke pulau itu, dia sepertinya hampir takut akan sesuatu dan
kehilangan pandangan terhadap dirinya sendiri.
Aku masih ingat tingkah aneh Hirata. Ketika seluruh kelas D
dipermalukan oleh kejadian tersebut, dia terlihat hampir ‘kosong’. Itu bukan
prilaku normal.
Untuk saat ini, aku memesan sandwich dan beberapa minuman.
Makanan ringan secara keseluruhan, mudah dimakan. Siswa berenang di kolam
renang di geladak sementara yang lainnya sedang makan sambil tetap memakai
pakaian renang mereka. Suasana hati di antara para siswa tampak sangat ramai.
Jika Ike dan Yamauchi ada di sini, mereka akan meneteskan air liur lebih banyak
pada pakaian renang anak-anak perempuan daripada makanannya sendiri. Hirata, di
sisi lain, sama sekali tidak memperhatikan gadis-gadis itu, tapi malah
menatapku.
"Ye, seperti yang dikatakan Ayanokouji-kun, rencanaku
mungkin sudah dipikirkan dengan buruk"
Dia juga jujur atas kesalahan dan mampu mengenali
kesalahannya sendiri dalam penilaian rasional yang cepat. Itu adalah salah satu
kekuatan Hirata. Tapi sepertinya keinginannya untuk bekerja sama dengan
Horikita lebih kuat lagi karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah
untuk membujukku.
Untuk memperkuat hubungannya dengan Horikita, sepertinya
Hirata ingin berteman dengannya terlebih dahulu dengan meminta sebuah saran.
Aku pikir itu adalah sikap yang tepat untuk diambil dan jika ada sesuatu yang
dapat aku lakukan, aku ingin meminjaminya.
"Biarkan aku membantah salah satu poinmu, tidak seperti
aku berteman dengan baik dengan Horikita atau apa pun, sepertinya dia bahkan
tidak mengangapku sebagai teman"
"Tapi sepertinya Horikita hanya berteman denganmu,
Ayanokouji-kun"
Jadi itu membuatku istimewa karena akulah satu-satunya yang
bisa berteman dengan orang itu. Atau mungkin itu adalah seseorang yang bisa
dengan mudah berteman dengan 40 orang, tetapi karena frustrasinya ia merasa
tidak bisa berteman dengan orang ini.
"Jangan terburu-buru, kita baru saja menyelesaikan
semester pertama, kau tau?"
perpaduan hubungan kelas dengan waktu yang dihabiskan
bersama. Atau dalam beberapa kasus, saat mereka tiba-tiba diuji dalam kondisi
sulit seperti saat ujian di pulau. Tentu saja kau bisa memaksa perpaduan di
kelas dengan bertindak kepada teman sekelasmu, tapi semacam perpaduan itu
sangat rapuh dan mudah hancur berantakan.
"Aku juga harus menambahkan bahwa Horikita bukanlah
tipe yang mudah berteman"
Aku mengatakannya begitu agar Hirata bisa mengerti itu yang
cepat.
"... itu mungkin benar"
Mungkin dia tidak sabar dalam hal itu tapi wajah Hirata
menunjukkan sebuah reaksi.
“Kuakui aku tidak memikirkan perasaannya tapi hanya
memikirkan keinginanku untuk kerja sama"
Hirata memberitahuku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku
yakin dia mengerti sekarang.
"Maaf, aku mengajakmu ke sini hanya untuk mendengarkan
permintaan egoisku, ayo kita makan"
Mungkin dia juga memperhatikannya, tapi setelah beberapa
saat Hirata juga menyadari bahwa ada seseorang yang mendekat dan menatapku
dengan wajah malu.
"Ah ... jadi kau di sini selama ini, Hirata-kun, ayo
kita makan siang bersama!"
Suara gembira memanggil kami. Itu adalah Karuizawa yang
mendekati kami.
"Umm ... Karuizawa-san, aku yakin aku pernah
meneleponmu beberapa waktu yang lalu untuk memberitahumu tentang pembatalan
makan siang, tapi ..."
Hirata tersandung pada kata-katanya. Karuizawa dan
teman-temannya menarik meja lain, bergabung dengan meja kami sementara
Karuizawa dengan cepat mendorongku keluar dari kelompok. Makan siang tiba-tiba
menjadi agak berisik dan aku, tentu saja, mengalami masalah bersosialisasi.
Tapi aku tidak perlu khawatir. Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.
Dalam hal ini aku perlu menggunakan keahlian khususki ‘Cepat kabur dari lokasi’
Aku mengambil makanan dan diam-diam pergi. Mataku bertemu
dengan Hirata beberapa saat, tapi tak lama kemudian dia dikelilingi oleh
Karuizawa dan perempuan lainnya dan aku tidak bisa lagi melihatnya.
Aku rasa itu salah satu kerugian membuat terlalu banyak
teman. Kau kehilangan waktu yang bisa kau habiskan untuk diri sendiri dengan
harus mengorbankannya kepada orang lain. Bahkan jika Hirata memiliki masalah
pribadi yang perlu dikonsultasikan dengan seseorang, aku yakin dia tidak dapat
meminta saran dari Karuizawa agar dia harus tetap diam di dalam rumah.