Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 2 Part 3
Argumen itu tidak pernah diselesaikan. 1 jam telah berlalu
dan sebuah pengumuman oleh sekolah dibuat agar murid meninggalkan ruang
pertemuan mereka yang ditunjukan. Murid dari Kelas A adalah orang pertama yang
pergi.
"Kau bebas melakukan apa yang kau inginkan"
Dengan begitu, mereka meninggalkan ruangan dan membanting
pintu di belakang mereka dengan keras, melemparkan ruangan kembali ke dalam
keheningan.
Meskipun Ichinose telah menolak strategi Katsuragi, pada
akhirnya, tidak ada diskusi di antara kami. Apakah dia masih menyembunyikan
sesuatu? Atau apakah dia benar-benar tidak memikirkan hal lain selain itu?
"yah, akan ada 5 diskusi lagi yang seperti ini, jadi
mari kita selesaikan sampai disini" Ichinose berkata dengan suara yang
menyegarkan.
Pada dasarnya, sepertinya persetujuan yang telah kami capai
adalah meluangkan waktu untuk kami sendiri daripada berdiskusi untuk saat ini.
Setelah mengelolah sedikit informasi, Kelas D dan Kelas C pasti sedang merasa
kelelahan. Mungkin bukan gagasan yang buruk untuk membubarkan kelompok ini
sekarang.
"Aku akan kembali" Karuizawa segera mengatakan itu
saat dia berdiri dan berjalan pergi, tapi kakinya bergetar seolah dia sedang
mati rasa.
Tapi dalam kepanikannya meninggalkan ruangan, Karuizawa
secara tidak sengaja menginjak kaki Manabe.
"Ow!" Manabe menjerit kesakitan.
"Ahh ... maaf, aku tidak bermaksud untuk..."
Karuizawa dengan lembut meminta maaf sebelum segera meninggalkan ruangan.
"Apa ... apa-apaan?" Manabe berteriak kepada kami.
Dia terlihat marah baik dari rasa sakitnya dan juga dari
sikap Karuizawa dan kemudian menyerang kami. Dengan cepat aku mengalihkan
pandanganku untuk menghindari keterlibatan dan melarikan diri.
"Ayo pergi, aku ingin mendengar ini dari Hirata juga"
Karena kelas-kelas lain sudah mulai bergerak, sepertinya
Yukimura juga ingin membuat strategi untuk kelas kami. Sotomura berdiri untuk
menanggapi kalimat Yukimura. Pada akhirnya, hanya tiga dari Kelas B dan Ibuki
yang tertinggal di ruangan itu.
"Aku lapar lagi, apa menurutmu ada makanan untuk makan
siang?" Tanya Sotomura.
Tidak, tidak, kau adalah orang yang tidak normal di sini.
Tubuh macam apa yang dapat mencerna semua makanan yang sudah kau makan dalam
satu jam. Biasanya, kau akan gemuk jika kau makan sebanyak itu. Tapi aku ragu
nasehat tulus ku akan sampai ke hatinya.
"Hei Yukimura, apa kau memperhatikan Karuizawa
bertingkah aneh?"
Aku bertanya pada Yukimura segera setelah kami meninggalkan
ruangan. Tapi Yukimura hanya membuat wajah aneh ke arahku sebagai balasannya.
"Dia selalu aneh" katanya dengan sungguh-sungguh.
Respons yang langsung, tapi bukan itu yang ingin aku dengar,
itu hanya perasaanku saja tapi ada sesuatu yang pasti tentang perilaku
Karuizawa. Sotomura sepertinya tidak melihat apa pun. Aku menyalakan ponselku
yang telah aku matikan saat memasuki ruangan dan ada pesan dari Sakura.
Aku memeriksa isinya dan sepertinya dia ingin bertemu
denganku jika aku punya waktu.
"Waktu yang tepat"
Aku hanya berpikir untuk menghubungi Hirata dan Horikita
untuk menanyakan bagaimana pertemuan mereka, tapi mungkin aku bisa mengumpulkan
lebih banyak informasi dari Sakura juga.
"Hmmmm ... kemana kita akan bertemu?"
Aku pikir tempat pertemuan yang sama seperti kemarin
seharusnya tidak masalah.
Saat aku mengirimkannya ke Sakura, aku langsung menerima
balasan. Pasti akan ada banyak murid saat ini tapi jika kami mengabaikannya
mereka pasti tidak akan ada yang memperhatikan kami juga. Sejak diskusi
kelompok pertama baru saja berakhir, kerumunan murid-murid yang marah menunggu
di depan lift.
Karena hanya sepuluh orang yang bisa naik lift pada satu
waktu, akan lebih efisien saat menggunakan tangga, aku pikir. Dan saat aku
menuju ke lantai bawah melalui tangga, ada pesan baru di ponselku.
"Itu sedikit ramai jadi aku akan menuju ke arah
belakang kapal ... maaf"
"Ahh ... sepertinya Sakura tidak bisa menangani banyak
orang"
Aku kemudian mengubah arah dan mulai menuju ke sana juga.
Ini adalah kapal yang penuh dengan segala macam fasilitas yang dibangun dengan
kemewahan, namun belakangnya memberi pemandangan laut yang luas dari dek.
Dengan demikian, pada saat ini, hanya ada sedikit murid di sana. Sebenarnya,
sepertinya tidak ada orang di sana saat ini yang memberikanku monopoli atas
keseluruhan wilayah.
Tapi bahkan dengan seluruh dek dimonopoli untuk kami
gunakan, Sakura masih bersembunyi di balik sebuah sudut dekat sebuah pilar dan
menungguku. Tidak sopan jika memanggilnya jadi aku menghampirinya.
"... aku ingin ... bagaimana dengan ini?"
Suara kecil yang kudengar datang darinya melalui angin, tapi
aku tidak bisa mendengarnya dengan baik.
“M-m-Maukah kau ... ke-ke-kencan.... m-m"
Sakura bergumam sendiri tapi itu hanya terlihat menyeramkan
bagiku.
"Sakura, apa yang kau lakukan?"
Aku bertanya kepadanya pelan-pelan untuk tidak
mengejutkannya.
"Toooooooooooooooooouuuu !!!" Teriak Sakura sambil
sedikit melompat.
Ini benar-benar mengejutkanku.
"S-s-s-s-s-sejak-k-k-kapan kau sampai di sini?"
"Aku baru saja sampai di sini" kataku padanya.
Kehati-hatiannya akan lingkungan hampir mengingatkanku
kepada seekor hewan kecil yang waspada. Tapi apa Sakura berbicara dengan teman
imajinernya atau hantu?
"Apa kau mendengarnya? Apa kau mendengar apa yang baru
saja aku katakan?"
"Setengahnya, tapi aku tidak tahu apa yang kau maksud
dengan kata-kata itu".
Sakura terlihat lega karena aku tidak mendengar apa yang dia
katakan.
"Dan kenapa kau ingin menemuiku?" Aku bertanya.
"Eeehh .... itu .... yeah oh b-benar aku merasa cemas
dengan ujiannya"
Dia kemudian mendorong selembar kertas ke arahku, dan saat
aku mengambilnya darinya dan melihatnya, di atasnya berisi daftar nama.
Kelas A: Sawada Yasumi, Shimizu Naoki, Nishi Haruka, Yoshida
Kenta
Kelas B: Kobayashi Yume, Ninomiya Yui, Watanabe Kihito
Kelas C: Yuuki Yuuya, Nomura Yuuji, Yajima Mariko
Kelas D: Ike Kanji, Sakura Airi, Sudou Ken, Matsushita Chiaki
Kelihatannya Sakura ada di kelompok (Sapi). Terlihat sangat
menakjubkan berada di dalam kelompok ini. Laki-laki dalam kelompok itu adalah
Sudou dan Ike, laki-laki yang tidak mau bersimpati dengan nasib Sakura. Dan
dalam ujian ini, seseorang terpaksa menghabiskan waktu dengan sesama anggota
kelompok dari kelas yang sama tidak memperdulikan apa pun. Jika saja aku berada
dalam kelompok yang sama dengan dia, aku bisa saja membantunya dalam situasi
ini, tidak banyak yang bisa aku lakukan saat ini.
Pada saatnya telah tiba bagi kelompok untuk berjuang
bersama-sama, mereka tidak bisa terpecah atau ragu-ragu. Aku bisa membantunya
dengan diam-diam menghubungi dia lewat telepon saat ujian berlangsung, tapi
jika aku menerapkan perilaku tidak wajar ini di tengah ujian, tiba-tiba aku
akan menarik perhatian pada diriku sendiri. Dan dalam ujian seperti ini,
tindakan seperti itu mungkin tidak berbeda dengan hidup dan mati.
"Kupikir akan lebih bagus lagi jika ada seseorang yang
kau kenal dari kelas lain, tapi kurasa tidak ada” Kataku.
Aku memikirkannya, tapi jika aku ingin membantunya, Ichinose
dan Kanzaki adalah satu-satunya yang dapat aku minta bantuan. Tapi karena
Ichinose sudah berada di kelompokku, akan sulit baginya untuk membantu juga.
Lagipula aku tidak bisa mempercayai sakura kepada Sudou dan Ike
"Maaf ... aku juga tidak punya teman" kataku
padanya.
"Oh, tolong jangan minta maaf, aku juga sama sekali
tidak punya teman" kata Sakura padaku.
Ini menyedihkan, kami seperti dua orang saling
bersaing untuk melihat siapa yang bisa lebih menyedihkan.
Jadi, bukan berarti bangga dengan kurangnya seorang teman,
aku beralih ke topik yang berbeda.
"Omong-omong, aku juga ingin menanyakan sesuatu padamu,
Sakura" kataku padanya.
"Eeh? aku? Apa?".
"Aku bertanya-tanya apa Yamauchi menghubungimu dengan
cara apapun sejak waktu diskusi berakhir," kataku padanya.
"Yamauchi-kun, tidak, apa ada yang salah?" dia
bertanya.
"Aku mengerti"
Kembali ke pulau itu, untuk memanfaatkan Horikita, aku
terpaksa menggunakan Sakura terlebih dahulu. Untuk memanipulasi Yamauchi, aku
berjanji untuk memberikan email Sakura sebagai imbalan atas kerjasamanya. Tentu
saja, aku tidak berniat memberikan email untuk Yamauchi tanpa persetujuan
Sakura tapi aku belum memberi tahu Yamauchi tentang hal ini. Aku
khawatir dia mungkin sudah mendekati Sakura tapi itu terlihat seperti aku sudah
menghawatirkan sesuatu yang tidak ada.
"Apa itu tidak masalah?"
"Ya, pada akhirnya hanya itu yang bisa aku lakukan "
Meskipun aku hanya memberinya kalimat yang samar itu, mata
Sakura bersinar seperti anak yang tidak berdosa. Mungkin dia senang
berinteraksi denganku seperti ini.
"Aku pasti akan meneleponmu!" dia berseru kepadaku
“Tentu"
Berbeda dengan gambaran Sakura yang biasanya dia pasang,
saat ini dia terlihat penuh dengan kehidupan dan semangat. Sepertinya dia
belajar untuk menjadi lebih agresif dari hari ke hari. Meski baru beberapa hari
berlalu sejak ujian di pulau. Sakura telah tumbuh menjadi cukup aneh. Karena
itu adalah tes yang gila dan berat, sepertinya hal itu berdampak kepada seorang
gadis SMA yang sedang tumbuh seperti Sakura. Dia tidak berubah sama sekali,
tetapi bahkan dalam situasi yang sulit seperti ini, dia masih belajar untuk
tetap bersikap positif.