Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 7 Part 1 Volume 1
KELOMPOK ORANG GAGAL
Ini adalah akhir pekan pertama bulan Mei. Ike dan yang
lainnya mulai mendengarkan para guru tanpa suara. Hanya Sudou yang terus tidur
di kelas, tapi tidak ada yang mencoba menghentikannya. Karena tidak ada yang
bisa menemukan cara yang pasti untuk meningkatkan poin kita, kebiasaan Sudou
tidak teratasi.
Namun, Sudou masih mendapat kemarahan banyak teman
sekelasnya setiap hari.
...aku mengantuk juga Karena waktu memang tepat sebelum
makan siang, sulit untuk tetap terjaga. Aku juga begadang menonton film. Akan
lebih bagus lagi jika aku bisa tertidur sekarang...
"W-whoah !?"
Saat aku mengangguk, lengan kanan ku mengalami rasa sakit
yang parah.
"Ada apa, Ayanokouji, kau tiba-tiba berteriak, apa ini
umurmu yang mulai memberontak?"
"T-tidak. Maaf, Chiyabashira-sensei Beberapa debu masuk
ke mataku ..."
Biasanya, para siswa sudah mulai berbisik, tapi mereka tetap
diam dan mengirimiku sebuah lirikann, masih mewaspadai pokok-pokok itu. Sambil
mengusap bagian lenganku yang sakit, aku melotot pada tetanggaku. Dalam
pandanganku, aku melihat Horikita memegang jarum jangka di tangannya.
Ini bukan situasi yang normal. Kenapa dia bahkan memiliki
jangka di tangan? Aku bahkan tidak berpikir ada alasan untuk menggunakannya di
kelas. Begitu kelas berakhir, aku mendekati Horikita.
"Ada hal-hal yang baik untuk dilakukan dan hal-hal yang
tidak baik! Jangka itu berbahaya! "
"Apa kau marah padaku?"
"Kau membuat lubang di lenganku! Lubang!"
"Apa yang kau bicarakan? Kapan aku menusuk
Ayanokouji-kun dengan jarum jangka?"
"Kau memegang senjata berbahaya di tanganmu."
"Apa kau mengatakan bahwa aku menusuk mu hanya karena
aku memegang sesuatu di tanganku?"
Aku terbangun bukan karena kelas, tapi karena rasa sakit.
"Hati-hati, jika mereka melihat mu tertidur, poin kita
akan dikurangi."
Horikita mulai waspada terhadap hal-hal semacam itu agar
bisa mengeluarkan kita dari kelas D. Memprotes ke sekolah tidak menghasilkan
apa-apa baginya. Ah, itu sakit. Sialan, jika Horikita tertidur di kelas, aku
akan melakukan hal yang sama padanya.
Saat semua orang berdiri untuk pergi makan siang, Hirata
mulai berbicara.
"Tes yang Chiyabashira-sensei katakan akan segera
dimulai. Semua orang mengerti bahwa mereka harus putus sekolah jika mereka
menerima tanda gagal. Jadi, aku pikir akan lebih baik jika kita membentuk
kelompok belajar."
Sepertinya pahlawan kelas D memutuskan untuk memulai sebuah
proyek amal.
"Jika kau mengabaikan studimu, kau akan segera menerima
nilai yang gagal dan putus sekolah. Aku ingin menghindari situasi itu.. Belajar
bukan semata-mata untuk menghindari situasi itu, karena ada juga kemungkinan
tinggi bahwa nilai tes kita tercermin pada kita. Jika kita mendapatkan nilai
tinggi, penilaian kelas kita mungkin akan naik. Aku meminta kepada beberapa
orang yang mendapat nilai bagus untuk membantu. Jadi, aku ingin orang-orang
yang khawatir tentang nilai mereka untuk ikut berpartisipasi dalam studi ini.
Tentu saja, semua orang dipersilahkan untuk bergabung. "
Hirata menatap Sudou saat dia berpidato.
"... Tch."
Sudou mengalihkan tatapannya, menyilangkan tangannya, lalu
memejamkan mata.
Sejak Sudou menolak undangan Hirata untuk melakukan
pengenalan diri, hubungan mereka buruk.
"Dari jam 5 sore sampai hari ujian, aku berencana untuk
belajar setiap hari selama 2 jam di kelas ini. Jika kau memiliki pemikiran
untuk berpartisipasi, silahkan datang. Tentu saja, tidak masalah jika kau harus
pergi di tengah jalan. Itu saja."
Begitu dia mengatakan itu, beberapa siswa dengan tanda gagal
berdiri dan mendatangi Hirata.
Sudou, Ike, dan Yamauchi adalah satu-satunya yang tidak
mendekati Hirata. Ike dan Yamauchi ragu sesaat, tapi akhirnya mereka tidak
mendekatinya.
Aku tidak yakin apakah mereka takut pada suasana hati Sudou
yang buruk, atau apakah mereka hanya cemburu pada popularitasnya.
"Apa kau sibuk saat makan siang? Apa kau ingin makan
bersama?"
Selama waktu istirahat, Horikita mendatangiku dan bertanya.
"Undangan dari mu tidak biasa, aku merasa takut karena
alasan tertentu."
"Tidak ada yang perlu ditakutkan, aku bisa membelikanmu
set sayuran, kalau kau tidak masalah dengan itu."
Bukankah itu makanan gratis ...?
"Hanya bercanda, aku serius akan membelikan apapun yang
ingin kau makan."
"Pasti menakutkan, apakah ada jenis perangkap?"
Melihat bagaimana Horikita mengundang ku untuk makan
bersamanya, aku tidak bisa tidak merasa curiga.
Aku akan curiga jika aku diundang keluar dari jalur. Aku
ingat Horikita mengatakannya sebelumnya.
"Jika kita selalu meragukan niat sejati orang lain, masyarakat
tidak akan berfungsi, bukan?"
"Yah, itu benar, tapi ..."
Aku tidak punya rencana apa-apa, jadi aku mengikuti Horikita
ke kafetaria.
Aku memilih salah satu makanan yang lebih mahal, menemukan
tempat duduk, dan duduk bersama Horikita.
"Baiklah, ituadakimasu?"
Horikita menatapku seolah sedang menungguku makan.
"Ada apa, Ayanokouji-kun kenapa kau tidak makan?"
"O-oh."
Mengerikan. Pasti ada perangkap di suatu tempat. Tidak
mungkin ini gratis. Meski begitu, aku tidak bisa bertahan selamanya. Itu akan
sia-sia jika aku membiarkannya menjadi dingin. Dengan ragu aku mengambil satu
gigitan kroketku.
"Ini tiba-tiba, tapi dengarkan aku."
"Aku punya firasat buruk tentang ini ..."
Saat aku bangkin dan kabur, tanganku tergapai.
"Ayanokouji-kun, aku akan mengatakannya lagi, maukah
kau mendengarkan ku?"
"Fua ..."
"Sejak nasihat Chiyabashira-sensei, jumlah pelanggaran
di kelas sudah pasti menurun. Tidak salah jika mengatakan bahwa lebih dari
setengah alasan poin-poin yang dikurangkan telah dihapus."
"Ya, itu benar, itu bukan masalah yang sangat sulit
untuk dipecahkan."
Ini mungkin tidak berlangsung lama, tapi setidaknya beberapa
hari terakhir jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Sekarang, hal berikutnya yang harus kita lakukan
adalah memperbaiki skor tes untuk ujian tengah dalam dua minggu. Sebelumnya,
Hirata-kun juga mulai mengambil tindakan."
"Kelompok belajar, ya, baiklah ... aku kira itu akan
membantu. Tapi-"
"Tapi, bagaimana? Sepertinya kau menyiratkan sesuatu?
Apa kau memiliki masalah dengan kelompok belajar?"
"Tidak, jangan khawatir, aneh rasanya melihatmu
khawatir dengan orang lain."
"Awalnya, aku bahkan tidak bisa membayangkan
mendapatkan skor yang gagal. Namun, memang benar ada siswa di dunia yang pasti
gagal dalam ujian mereka."
"Apa kau berbicara tentang Sudou dan teman-temannya?
Kata-kata kejam seperti biasa, aku mengerti."
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Karena tidak ada siswa yang bisa meninggalkan sekolah,
menghubungi siapa saja di luar, atau mendapat dukungan sekolah, tidak ada
pilihan lain kecuali untuk diajar oleh siswa lain. "
"Aku agak lega karena Hirata-kun secara proaktif
memulai sebuah kelompok belajar. Namun, Sudou-kun, Ike-kun, dan Yamauchi-kun
tidak ikut bergabung, kan? Aku masih merasa tidak nyaman."
"Oh, orang-orang itu, mereka tidak sesuai dengan
Hirata, mereka tidak akan berpartisipasi."
"Dengan kata lain, orang-orang itu mungkin akan gagal,
dan untuk bisa mencapai kelas A, kita harus menghindari titik negatif dan fokus
untuk tetap positif, bukan? Aku juga berpikir ada kemungkinan tinggi bahwa
nilai tes bagus terkait dengan Mendapatkan poin positif. "
Adalah hal wajar untuk berpikir bahwa para siswa akan
mendapatkan hasil yang sebanding dengan usaha yang mereka lakukan.
"Bagaimana jika, kau juga memegang kelompok belajar
seperti Hirata? Sehingga kita bisa membantu Sudou, Ike, dan Yamauchi."
"Ya, aku tidak keberatan dengan itu, mungkin kau pikir
itu mengejutkan, ya?"
"Keseluruhan sikapmu mengejutkan bagiku."
Aku tidak benar-benar terkejut. Dia masih melakukan ini
untuk dirinya sendiri, dan aku juga tidak pernah menganggapnya sangat dingin.
"Baiklah, aku mengerti bahwa kau ingin pindah ke kelas
A. Namun, sejujurnya aku tidak pernah berpikir bahwa kau akan menggunakan
metode biasa seperti mengajar mereka. Bagaimanapun, orang-orang seperti itu
membenci belajar. Kau juga menjauh dari yang lain sejak hari pertama,
kan? Terpuji, seseorang seperti mu yang tidak menginginkan teman-teman menawarkan
untuk mengajari mereka. "
"Itulah mengapa aku berbicara dengan mu, bukan?
Untungnya, mereka orang-orang yang dekat dengan mu, benarkan?"
"Ha? ... Hei, apa kau benar-benar-"
"Ini akan lebih cepat jika kau berbicara dengan mereka.
Tidak ada masalah karena mereka temanmu, bukan? Bawa mereka ke perpustakaan,
aku bisa membantu mereka belajar."
"Kau mengatakan beberapa hal yang tidak masuk akal Ap
kau bahkan berpikir bahwa seseorang seperti ku yang menjalani kehidupan yang
tenang dan tidak mengganggu kehidupan, dapat melakukan itu?"
"Ini bukan masalah 'bisa dilakukan' atau 'tidak bisa'.
Lakukan saja."
Apa aku anjingmu atau sesuatu?
"Ini adalah kebebasan mu untuk meraih kelas A, tapi
jangan melibatkan aku dalam rencanamu."
"Kau makan, bukan? Teraktiranku. Makanan siang. Itu
sangat indah, rasa spesial yang lezat."
"Yang aku dapatkan hanyalah kehendak baik yang jujur
dari manusia lain."
"Sayang sekali, tapi itu bukan karena kebaikan."
"Aku tidak bisa mendengarmu ... Ini, aku akan memberimu
beberapa poin, bahkan sekarang juga."
"Aku tidak akan membungkuk serendah itu menerima hadiah
dari orang lain, aku akan menolak tawaranmu."
"Aku mulai merasa marah kepadamu untuk pertama kalinya
..."
"Bagaimana dengan ini? Maukah kau bekerja sama
denganku? Atau apakah kau akan menjadikanku musuh?"
"Sepertinya kau menunjuk pistol ke kepalaku dan
mengancamku ..."
"Bukan 'seperti', akubenar-benar mengancammu."
Apa ini kekuatan dari kekerasan? Ini sangat efektif.
yah... Kalau hanya mengumpulkan mereka, aku kira tidak ada
masalah bekerja sama, bukan?
Poin paling lemah dari Horikita adalah dia tidak akan
berteman.
Juga, Sudou, Ike, dan yang lainnya adalah semua orang yang
aku jadikan teman dengan setelah banyak masalah. Aku tidak bisa membiarkan
mereka putus sekolah cepat ini.
Saat aku ragu-ragu, Horikita semakin mendesakku.
"Kau juga tidak berpikir bahwa aku akan memaafkanmu
karena berkerja sama dengan Kushida-san untuk memanggil ku keluar,kan?"
"Kau bilang tidak akan menyalahkannya. Membawanya
sekarang tidak adil."
"Kukatakan itu pada Kushida-san, tapi aku tidak ingat
pernah mengatakannya padamu."
"Wow, kau kotor ..."
"Jika kau ingin aku memaafkan mu, bekerja samalah
dengan ku."
Sepertinya tidak ada jalan keluar untukku sejak awal.
Kupikir dia hanya akan menarik topik pembicaraan, tapi
kurasa itu hanya mungkin dengan mendengarkan permintaannya sekarang.
"Tidak ada jaminan bahwa mereka akan datang. Apa kau
masalah dengan itu ?"
"Aku percaya bahwa kau bisa mengumpulkan semua orang,
ini nomor teleponku jika ada sesuatu yang terjadi, hubungi aku."
Meski dengan cara yang tidak biasa, untuk pertama kalinya di
SMA, aku mendapat info kontak seorang gadis.
Ini Horikita, meskipun... Yah, aku tidak terlalu senang
dengan itu.
-------
Aku melihat sekeliling kelas. Lalu, apa yang aku cari?
Jika aku bertanya "Apa kau ingin belajar bersama
sepulang sekolah?", apakah seseorang akan datang?
Aku, Sudou, dan Ike hanya cukup dekat untuk sesekali makan
bersama. Bagaimanapun, mereka tinggal jauh dari pelajaran.
...Aku tidak akan rugi. Aku akan mencoba sekali lagi.
"Sudou, kau sibuk?"
Aku berbicara dengan Sudou, yang sedang berjalan kembali ke
kelas saat istirahat makan siang. Dia berkeringat dan terengah-engah.
Dia mungkin pergi bermain bola basket saat istirahat makan
siang.
"Apa yang sedang kau rencanakan untuk menjalani ujian
tengah semester?”
"Itu, yah... aku tidak tahu, aku belum pernah belajar
dengan serius sebelumnya."
"Oh, sungguh, aku punya sesuatu yang bagus untukmu, aku
sedang berpikir untuk belajar sepulang sekolah mulai hari ini, kau ingin
bergabung?"
Sudou memikirkannya sebentar, mulutnya sedikit terbuka.
"Apa kau bertanya dengan serius? Jika pelajaran sekolah
menyusahkanku, aku tidak berpikir aku bisa belajar sepulang sekolah. Juga, aku
memiliki aktivitas di klub. Tidak mungkin, tidak mungkin. Apa kau yang akan
mengajar? Skormu tidak bagus, kau tahu. "
"yah, Horikita akan mengajar."
"Horikita, aku tidak tahu banyak tentang dia,
sepertinya mencurigakan, jadi aku menolak, aku akan mengaturnya dengan menyelip
waktu sebelum ujian, Kau bisa pergi sekarang."
Seperti dugaanku, Sudou menolak ajakanku. Dia tidak mengerti
maksudnya.
Sialan, itu tidak bagus. Jika aku menekan lebih jauh, dia
mungkin benar-benar memukulku. yah, itu tidak bisa membantu. Mari kita mulai
dengan seseorang yang lebih mudah. Aku memanggil Ike yang sedang bermain dengan
teleponnya sendiri.
"Hei Ike"
"Pass, aku dengar kau berbicara dengan Sudou, kelompok
belajar? yah, bukan aku."
"Kau tahu, kau harus drop out jika kau gagal, bukan?"
"Aku memang mendapat tanda merah sebelumnya, tapi
sekarang aku lebih baik, aku akan melakukan yang terbaik sambil mencuri waktu
malam sebelumnya dengan Sudou."
Apa dia benar-benar mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja
dengan itu? Dia bahkan tidak merasakan bahaya yang akan terjadi.
"Jika tes singkat terakhir itu tidak mengejutkan, aku
akan mendapat setidaknya 40 poin."
"Aku tahu apa yang ingin kau katakan, tapi ada beberapa
hal yang tersisa untuk kebetulan, kau tahu?"
"Setelah sekolah adalah waktu yang sangat berharga bagi
siswa SMA, aku tidak akan menghabiskan waktuku untuk belajar."
Dia melambaikan tangannya, menyuruhku pergi. Chatting dengan
seorang gadis di atas pesan, dia terlalu bersemangat. Sejak Hirata mulai
berkencan dengan seseorang, Ike juga sangat ingin mendapatkan pacar. Aku
menjatuhkan bahuku dan kembali ke tempat dudukku. Menarik untuk Horikita, aku
mencoba membuatnya menyerah.
"Tidak ada gunanya."
"... aku dengar, tapi apa yang kau katakan?"
"Aku bilang, 'tidak ada gunanya'. Kau tidak berpikir
bahwa kau tidak berhubungan dengan itu, bukan?"
Sialan. Betapa kurang ajarnya untuk menolak permintaanku.
"Tidak, tentu saja tidak, aku masih punya 425 taktik
lagi."
Aku melihat sekeliling kelas lagi. Jauh dari merasa gugup,
seluruh kelas memiliki suasana santai.
Sebuah metode untuk membuat siswa yang membenci belajar belajar.
Juga, cara untuk membuat siswa memanfaatkan waktu luang mereka, bukan waktu
kelas untuk belajar. Biasanya, aku juga menolak, tapi karena mereka dalam
bahaya kegagalan...
Aku pikir Sudou yang menolak tawaranku, akan berpartisipasi
dalam belajar pada kesempatan pertama yang dia dapatkan.
Aku tidak punya pilihan selain menyiapkan semacam inisiatif.
Buat dia percaya bahwa akan ada hadiah jika mereka belajar. Dan jika
memungkinkan, buatlah agar mudah dimengerti; Maka, rencananya akan sukses.
-Aku mengerti!
Menerima wahyu ilahi dari para dewa, aku berpaling ke
Horikita dengan mata melebar.
"Meskipun ini adalah peranmu untuk membantu mereka
belajar, tidak mudah mengundang mereka untuk belajar. Namun, aku membutuhkan kekuatanmu
untuk itu. Bisakah kau membantu?"
"Kekuatan apa? Aku akan mendengarkan... tapi apa yang
harus aku lakukan?"
"Bagaimana dengan sesuatu seperti ini? Kau akan menjadi
pacar mereka jika mereka mendapatkan skor sempurna dalam tes ini. Mereka pasti
akan menggigit jika kita menambahkan insentif itu. Motivasi untuk anak
laki-laki selalu perempuan."
"Kau ingin mati?"
"Tidak, aku ingin hidup."
"Aku mendengarkan karena aku pikir kau serius menemukan
sesuatu, aku bodoh karena mempercayainya."
Tidak, aku benar-benar berpikir itu akan berhasil. Ini
mungkin akan menjadi motivasi terbesar mereka untuk belajar. Namun, Horikita
jelas tidak mengerti hati anak laki-laki.
"Baiklah, kalau begitu, ciuman, kau akan memberi mereka
ciuman jika mereka mendapatkan nilai sempurna."
"Kau benar-benar ingin mati, ya?"
"Aku ingin hidup lebih lama lagi."
Sebuah tangan cepat menabrak bagian belakang leherku.
Sialan, Horikita tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyetujui hadiah yang aku
usulkan. Ini akan sangat efektif. Sepertinya aku kembali ke titik awal.
Seperti yang aku pikir, aku melihat kehadiran yang mencolok
di tengah kelas. Bukan Hirata, tapi orang lain yang populer di kelas. Itu
adalah Kushida Kikyou.
Dia terlihat cerah dan bersemangat, seperti biasa. Sosok
ramah yang dapat berbicara baik dengan anak laki-laki maupun anak perempuan.
Memang, Ike sangat mencintai Kushida, sedangkan Sudou dan yang lainnya tidak
memiliki kesan buruk padanya. Juga, nilai tesnya akan tergolong tinggi. Dia
penting untuk rencanaku.
"Hei-"
Begitu aku memanggilnya untuk mengundangnya, aku
mempertimbangkan kembali dan menyerah.
"Apa itu?"
"Tidak ... bukan apa-apa."
Dia tidak suka terlibat dengan orang lain. Terakhir kali,
saat aku bekerja dengan Kushida saat Operasi menjadi teman, Horikita jadi marah.
Untuk kelompok studi ini, Horikita mungkin tidak akan
menerima Kushida, yang tidak mendapat tanda merah.
Untuk saat ini, aku akan menunggu sampai Horikita kembali ke
asrama sebelum merencanakan rencanaku.
Persis seperti itu, sepulang sekolah. Horikita cepat
meninggalkan kelas dan kembali ke asrama, seperti biasa. Waktunya merencanakan
rencanaku. Aku harus mendapatkan Kushida di atas kapal.
"Apa kau tidak sibuk?"
Aku memanggil Kushida yang sedang bersiap untuk pulang.
Dengan suara tak terduga, dia menoleh.
"Tidak biasa Ayanokouji-kun untuk berbicara dengan ku,
apa kau membutuhkan ku untuk melakukan sesuatu?"
"Ya, jika itu tidak masalah untuk mu, aku ingin
berbicara dengan mu di luar."
"Aku akan pergi bersama teman-temanku, jadi aku tidak
punya banyak waktu tapi ... tentu saja."
Tanpa perasaan negatif, dia mengikutiku sambil tersenyum.
Sesampainya di sudut lorong, Kushida menungguku bicara.
"Selamat, Kushida, kau telah terpilih sebagai duta
besar. Tolong berikan bantuanmu untuk kebaikan kelas."
"E-eto? Maaf, apa maksudmu?"
Aku menjelaskan kepadanya tentang kelompok studi yang ingin
kami lakukan untuk membantu Sudou.
Tentu saja, aku juga menyebutkan fakta bahwa Horikita akan
mengajar.
"Aku pikir kau bisa menggunakan kelompok belajar ini
untuk lebih dekat dengan Horikita."
"Aku ingin mendekatinya ... tapi aku tidak
mengkhawatirkan hal itu sekarang, kau tahu? Bagaimanapun, wajar jika membantu
teman, jadi aku akan membantu."
Gadis ini, dia terlalu baik ... Sepertinya dia ingin
mencegah Ike, Sudou, dan yang lainnya diusir.
"Apa kau benar-benar tidak masalah dengan itu? Jika kau
tidak mau, aku tidak ingin memaksa mu."
"Ah, maaf, aku tidak diam sebentar bukan karena aku
tidak mau membantu, melainkan aku bahagia."
Kushida bersandar ke dinding dan dengan ringan menendang
lorong.
"Ini kejam untuk menendang orang keluar karena nilai
jelek, setelah semua orang menjadi teman yang sangat sakit, bukankah
menyedihkan jika kita harus mengucapkan selamat tinggal? Ketika Hirata-kun
memutuskan untuk memulai sebuah kelompok belajar, aku merasa sangat kagum. Tapi
Horikita -san telah mengamati lingkungannya lebih baik daripada aku. Dia
melihat Sudou-kun dan teman-temannya, lagipula Horikita-san mulai melihat kelas
sebagai teman-temannya, aku akan melakukan apapun untuk membantu semua orang! "
Sambil memegang tanganku, Kushida menyuruhku tersenyum. Uwa,
dia terlalu imut!
Tapi bukan situasi dimana aku harus bahagia. Berusaha
terlihat normal, aku berpura-pura tenang.
"Kalau begitu, aku akan bergantung pada mu, Kau sangat
membantu."
Tidak ada orang yang tidak jatuh cinta padanya setelah
melihatnya tersenyum.
"Oh, tapi bisakah aku meminta bantuan? Aku juga ingin
ikut serta dalam kelompok belajar."
"Ha? Kau benar-benar ingin?"
"Aku juga ingin belajar bersama dengan semua orang."
Semuanya berjalan seperti yang kuinginkan. Jika Kushida ada
di sana, kelompok studi mungkin akan terhibur oleh kehadirannya. Namun, karena
Kushida memiliki nilai bagus, dia tidak punya alasan untuk berada di sana.
"Kalau begitu, kapan kita mulai?"
"Merencanakan untuk memulai besok, kurang lebih."
Aku menambahkan "Horikita, setidaknya" dalam
pikiranku.
"Begitukah? Kalau begitu aku kira aku harus berbicara
dengan semua orang sampai akhir hari ini, aku akan menghubungi mu lagi nanti,
oke?"
"Oh, haruskah aku memberi tahu alamat kontak Sudou dan
yang lainnya?"
"Tidak apa-apa ~ aku sudah memiliki kontak mereka,
satu-satunya yang tidak aku miliki adalah alamat Horikita-san dan alamat
kontakmu ..."
Aku tidak tahu itu ... maksudku bagian kedua.
"Apa kalian berdua sudah berkencan?"
"D-darimana pertanyaan itu datang? Horikita dan aku
berteman... tidak, hanya tetangga saja."
"Ini sudah menjadi rumor besar di antara anak-anak
perempuan, kau tahu? Horikita selalu sendiri, bukan? Ayanokouji-kun ikut
dengannya. Kalian berdua juga makan bersama."
Umu, jadi gadis-gadis yang melihat kita bersama sudah mulai
bersuara tentang kita, begitu.
"Ini terlalu buruk, tapi cerita manis semacam itu
antara aku dan Horikita tidak ada."
"Kalau begitu tidak ada masalah, kan? Tolong bertukar
alamat kontak dengan ku."
"Tentu."
Dengan itu, aku mendapat alamat kontak perempuan lain.