Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 2 Part 6
Begitu aku kembali ke kamarku itu sudah larut malam dan aku
tidur di ranjang tanpa berbicara dengan siapa pun. Setelah dekat dengan 00:00,
aku pikir aku akan pergi tidur, tetapi kemudian aku mendengar suara berisik. Hirata
yang menatapku dengan cemas. Yukimura juga, sedang duduk di sofa yang terpasang
di kamar kami.
"Kerja bagus, Ayanokouji-kun, kau cukup terlambat"
katanya padaku.
"Ya, ngomong-ngomong, aku ingin bertanya sesuatu Hirata"
"Kau pasti sedang lelah, tapi jika kau tidak keberatan
sebentar saja, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu"
Hirata menanyakan hal yang sama pada saat yang bersamaan
denganku.
"Hmm? kau juga ingin bertanya kepadaku?" Hirata
bertanya padaku.
"Tidak, aku akan dengarkan duluan, Hirata. Pertanyaanku
hanyalah sesuatu yang sepele"
Yukimura sepertinya juga ingin menanyakan sesuatu, mungkin
sesuatu yang berhubungan dengan ujian. Jika aku menolak untuk mendengarkan
sekarang, suasana di ruangan akan menjadi canggung.
Mengganti dengan jersey, aku mendekati mereka berdua. Hirata
sedikit bergerak memberi ruang untuk aku duduk di sofa juga. Aku ingin bertanya
kepada Hirata apakah dia mempunyai informasi tentang seseorang yang dikenal
sebagai Sakayanagi, tetapi tidak masalah jika mendengarkannya terlebih dahulu.
"Aku diminta untuk memberikan saran ujian dari
Yukimura-kun, jadi aku pikir aku akan memberitahukannya kepadamu juga,"
Hirata memberitahuku
"Aku tidak akan ikut campur agar tidak mengganggumu"
Kurasa Kouenji di ruangan yang sama seperti kami tidak akan
tertarik dengan pembicaraan semacam ini.
"Maaf Hirata, saat ini aku sedang menyempurnakan
kecantikan fisikku"
Seperti apa yang Kouenji katakan. Kouenji, dengan tubuh
bagian atas yang telanjang, berulang kali melakukan push up di ruangan itu.
Sepertinya dia sedikit berkeringat, tetapi itu sama sekali tidak
mempengaruhinya.
Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh seorang murid SMA
biasa. Tetapi apakah Kouenji benar-benar mengikuti ujian ini? pikirku. Hirata
menjawab seolah tahu persis isi pikiranku.
"Kouenji-kun benar-benar berpartisipasi dalam kelompok.
lagipula, poinnya akan dikurangi jika dia tidak hadir”
"Kau tau, sebenarnya aku menerima kabar dari
teman-temanku bahwa dua teman sekelas kita sudah ditugaskan sebagai ‘target’"
"Apa itu artinya---"
"Tapi aku belum bisa memberitahumu, mereka hanya
memberitahuku karena mereka mempercayaiku"
“Apa kau mengatakan bahwa kau tidak mempercayai kami,
Hirata? kau tahu, aku juga memiliki hak untuk mengetahuinya. Lagipula, jika
kita tahu siapa ‘target’ tersebut, kita mungkin bisa mendapatkan petunjuk untuk
menyelesaikan ujian dengan lebih baik. Selain itu, wajar saja karena kita
adalah sesama teman sekelas, kita saling berbagi informasi satu sama
lain"Yukimura mengatakan hal itu kepada Hirata.
"Yeah .... itu sebabnya aku juga berpikir untuk meminta
saran denganmu tentang... faktanya"
Karena itulah dia ingin berbicara dengan kami seperti ini,
dia sudah tahu siapa "target" tersebut.
"Hei Hirata, mungkin lebih baik kau memberi tahu kami
melalui ponsel untuk berjaga-jaga. Tidak ada yang tahu siapa yang akan
mendengarkan" kataku padanya.
"Kau benar, berikan aku waktu sebentar" kata
Hirata kepada kami.
Hirata lalu menyalakan ponselnya dan membalikkannya ke arah
kami. Dan dua nama ditulis di sana. Kushida dari kelompok (Naga) dan Minami
dari kelompok (Kuda). Inilah identitas dari kedua "target".
"Aku mengerti" Yukimura berkata tanpa memberikan
apa pun.
Karena Kushida adalah "target", kami mungkin
berada di dalam keuntungan di kelompok yang sangat diperebutkan (Naga). Tetapi
fakta bahwa "target" berasal dari kelas kami juga merupakan hal yang
menyeramkan. Akan lebih baik jika "target" tersebut berada di kelas
lain.
"Jangan khawatir, semuanya berjalan dengan baik"
Hirata meyakinkanku dengan wajah percaya diri.
Ketiga anggota kelompok (Naga) dari Kelas D adalah orang
yang pintar yang tidak akan mengkhianati identitas mereka tidak peduli
bagaimana, sepertinya dia ingin mengatakan itu.
"Bahkan di kelompok (kelinci), masing-masing kelas
harus memiliki probabilitas yang sama untuk mendapatkan ‘target’ di antara
mereka. Tetapi aku pikir Kelas D bisa memiliki tiga ‘target’, satu di dalam
kelompok (kelinci) yang seharusnya menjaga identitas mereka tetap tersembunyi
sekarang”
"Ya, ide Yukimura-kun benar, mungkin mereka sudah
meminta saran kepada orang lain, bukan kepadaku. Bagaimanapun, meminta saran
kepada seseorang dengan identitas mereka bisa meningkatkan risiko
ditemukan" kata Hirata.
Saat kami berdiskusi dengan serius, Kouenji mulai
bernyanyi dari seberang ruangan. Setelah bersabar untuk sementara waktu,
sepertinya Yukimura akhirnya kehilangan kesabaran dengan Kouenji setelah
mendengar nyanyiannya yang sepertinya akan berlangsung selamanya.
"Kouenji, bisakah kau berhenti menyanyikan lagu yang
menyebalkan itu? Dan aku tidak memintamu untuk melakukannya dengan serius tapi
setidaknya perhatikan ujian ini sampai selesai. Jangan tiba-tiba absen seperti
yang kau lakukan di pulau" Yukimura menegur Kouenji.
"Mau bagaimana lagi, saat itu tubuhku dalam keadaan
yang tidak sehat, aku tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak mungkin"
jawab Kouenji.
"Geh ... itu hanya sebuah penyakit palsu"
"Tapi, berpikir bahwa ujian akan berlanjut selama dua
hari lagi, kedengarannya memang merepotkan"
Kouenji yang melanjutkan up push-nya mengatakan hal itu
sebelum bangkit kembali dan meletakkan handuknya di tempat tidur.
"Merepotkan? Kau bahkan tidak memikirkan ujian dengan
sungguh-sungguh" Yukimura menuduh Kouenji.
"Tidak ada artinya melanjutkan ujian yang tidak
menarik, pada akhirnya itu hanya kuis sederhana untuk menemukan seorang
pembohong"
Kouenji lalu mengeluarkan ponselnya dan memainkannya sebentar.
Lalu tiba-tiba, semua ponsel kami langsung berbunyi dan kami menerima pesan
dari sekolah.
"Kouenji, apa yang kau lakukan?" Yukimura
berteriak pada Kouenji.
Lalu aku dan Hirata segera mengecek pesan di ponsel kami.
Dikatakan "Ujian kelompok (Monyet) sudah berakhir.
Murid dari kelompok (Monyet) tidak lagi diminta untuk berpartisipasi, mohon
berhati-hati agar tidak mengganggu murid yang lain"
"Kelompok (Monyet) itu milikmu, Kouenji!"
"Tepat sekali, sekarang kebebasanku sudah kembali.
Sampai jumpa lagi"
Kouenji berkata sebelum melepaskan ponselnya dan menghilang
ke kamar mandi, membuat kami semua terkaget.
"J-jangan main-main! Kami semua melakukan yang terbaik
dan orang itu ---!"
"Kita masih belum tahu, mungkin dia melakukan sesuatu
..."
"Itu tidak mungkin, dia hanya melakukannya untuk bebas
sesegera mungkin"
Kami semua bereaksi terhadap berita ini. Aku sendiri tidak
berpikir Kouenji pernah mengikuti ujian dengan serius. Namun, dia sangat
tanggap dan kemampuan pengamatannya luar biasa. Jika apa yang dia katakan
tentang ujian "temukan si pembohong" itu benar, dia bisa unggul dalam
hal tersebut. Tindakan Kouenji mulai dikenal semua murid saat ponsel Hirata
mulai berkicau tanpa henti dengan pesan masuk.
Chat itu dipenuhi dengan murid yang terkejut mendengar
berita tersebut. Aku yakin Katsuragi, Ryuuen dan Ichinose juga akan terkejut
dengan hal ini. Tidak ada yang menduga 'pengkhianat' akan muncul pada hari
pertama ujian. Horikita juga telah mengirim pesan ke ponselku.
“Maaf, beberapa hal terlihat membingungkan, aku akan
meneleponmu sekarang" tertulis pesan darinya.
"Sial, berkat Kouenji, banyak hal meningkat di luar
diskusi sederhana"
"Aku akan keluar sebentar"
Sepertinya Yukimura tidak akan bisa tidur setelah kesal
seperti itu dengan tindakan Kouenji. Setelah mengkonfirmasi bahwa alur diskusi
telah mereda, aku diam-diam meninggalkan ruangan.
Meskipun tindakan Kouenji telah mengakhiri ujian satu
kelompok, aku tidak bisa terus memikirkan hal ini selamanya. Jujur saja,
tindakanku akan terbatas dalam ujian ini. Bahkan jika aku merencanakannya, akan
sulit untuk membimbing semua kelompok yang tersisa menuju kemenangan untuk
Kelas D.
Kau bahkan bisa menyebutnya sebagai tugas yang tidak
mungkin. Jika semua murid bekerja sama secara bergantian, itu mungkin terjadi,
tetapi itu tidak terjadi dan aku tidak bisa mengganggu jawaban kelompok lain
dengan menggunakan ponselku sendiri.
Ada cara yang lain tetapi tidak ada waktu dan taruhannya
sangat tinggi. Jika aku memiliki informasi yang benar-benar bisa membalikkan
situasi, itu masalah yang lain. Yang memegang kunci untuk hal tersebut adalah
Kelas D, Hirata dan Kushida.
"Ini tidak mungkin"
Ada tiga hari lagi termasuk hari libur. Pada akhirnya tidak
mungkin tetap tidak mungkin.
Bahkan jika aku mendapatkan kedua kerja sama mutlak dari
mereka, aku masih tidak memiliki cukup mata dan telinga di sisiku. Aku tidak
tahu apa yang sedang terjadi dalam diskusi setiap kelompok yang ada. Tentu
saja, termasuk Horikita dan Sakura, mungkin masih ada kemungkinan yang tersisa.
Seperti yang diharapkan, Aku membutuhkan lebih banyak mata dan telinga di
sisiku dalam ujian ini.
Langit yang penuh dengan bintang terbentang di depanku. Aku
pergi ke geladak kapal pada malam hari mencoba mencari udara segar.
"Ini luar biasa..."
Itu lebih luas dari yang biasanya kita lihat di dalam buku
dan gambar. Itu adalah pemandangan yang indah. Ini seperti pemandangan
malam yang tidak akan bisa kau lihat di kota-kota besar dan ada beberapa murid
laki-laki dan perempuan yang menatap langit berbintang sambil berpegangan
tangan dan merangkul bahu. Aku merasa sedikit kesepian menyaksikannya. Karena
hari sudah gelap dengan sedikit cahaya, aku tidak bisa melihat wajah mereka.
Dan aku sama sekali tidak peduli dengan momen romantis seperti itu.
Tetapi di antara para murid yang melihat ke langit malam ada
satu gadis yang berdiri sendirian seperti bayangan. "Tidak tidak".
Bahkan jika aku memanggilnya sekarang, aku tidak bisa mengatakan 'kenapa kita
tidak melihat bintang bersama' dan mencoba menjemputnya seperti itu.
Aku tidak ingin berada di sana saat pacarnya datang. Tapi
aku tertarik untuk melihat siapa gadis itu sehingga aku mendekatinya. Gadis itu
melihatku dan berbalik menatapku.
"A ... a ... Ayanokouji-kun?"
"Suara itu ... apa itu Kushida?"
Jadi gadis itu, Kushida, muncul dari balik bayang-bayang
dengan wajah terkejut menatapku.
"Apa kau sendirian?"
Mungkin Kushida ada di sini untuk bertemu pacarnya.
Memikirkan hal tersebut membuat dadaku kencang dan terasa sakit.
"Yeah, aku tidak bisa tidur sekarang" katanya
padaku.
"Oh begitu"
Jadi dia tidak di sini untuk kencan malam dengan pacarnya.
Aku merasa lega mengetahui hal tersebut. Sepertinya Kushida baru saja keluar
dari kamar mandi, ada aroma yang sangat menyenangkan datang dari Kushida yang
mengenakan jersey. Sepertinya aroma itu sama seperti sampo yang diberikan pada
kami di kamar kami.
"Apa kau tidak kedinginan?" Tanyaku padanya
"Aku baik-baik saja, yang lebih penting, apa kau
sendirian di sini, Ayanokouji-kun?"
Dia bertanya padaku Saat aku mengangguk, Kushida tertawa
senang.
"Jadi kita berdua sendiri saat ini? Aku sedikit
senang" katanya.
"......."
Seharusnya aku mengucapkan kata-kata yang bagus pada saat
ini, tapi tentu saja aku tidak bisa mengatakannya.
Sebaliknya, detak jantungku meningkat hanya dengan
menyendiri bersama Kushida di tempat yang penuh pasangan. Kushida pasti
membenci situasi seperti ini, jauh di lubuk hatinya.
"Bagaimanapun, aku akan pergi" kataku padanya.
"Kau akan pergi?"
"Ya, aku sudah mengantuk"
Tentu saja aku tidak ingin tidur sama sekali tapi mau
bagaimana lagi.
"Begitu, sampai ketemu besok, Ayanokouji-kun!”
"Selamat malam, Kushida".
Setelah bertukar salam perpisahan dengan dia, aku dengan
sedih membelakanginya dan pergi. Tapi kemudian...
"Tunggu!!!"
Kushida berteriak dan melompat ke dadaku. Aku bisa merasakan
kehangatannya bahkan melalui jersay-nya di dalam cuaca dingin ini.
"K-k-k-Kushida? A-apa yang kau lakukan?"
Tentu saja, dalam situasi yang tidak terduga ini, aku
menjadi panik. Itu diluar pemahamanku.
"....."
Tetapi Kushida tidak langsung menjawabku.
Lalu, dengan suara kecil yang keluar. Dia berkata;
"Maaf ... tiba-tiba aku ... merasa sedikit kesepian"
Dia membisikkan hal tersebut kepadaku saat berada di dadaku.
Kata-kata itu seperti pukulan untukku dan otakku terdiam beberapa saat. Dan
untuk beberapa detik lagi, Kushida terus mengubur wajahnya di dadaku. Lalu
tiba-tiba, seolah ada mantra yang patah, dia membebaskanku dan menjauh.
"m-maaf, aku tiba-tiba memelukmu Ayanokouji-kun ...
selamat malam!"
Aku tidak bisa melihat wajah Kushida dengan sangat baik
dalam kegelapan, tapi aku merasakan wajahnya sedang memerah. Dan tanpa
mengatakan apapun, Kushida melarikan diri, meninggalkanku berdiri di sana
memegang dadaku untuk merasakan kehangatan yang ditinggalkannya.
Berkat hal ini, aku tidak akan bisa tidur lagi malam ini.
Aku tidak bisa kembali ke kamarku seperti ini. Jadi aku memutuskan untuk
berkeliling kapal untuk sementara waktu.
"Aahhh ... itu mengejutkanku, setelah semuanya, aku
merasa haus sekarang," kataku dalam hati.
Sebarusnya ada beberapa mesin penjual otomatis di lantai pertama jadi aku memutuskan untuk pergi ke sana sebelum kembali ke kamarku. Tetapi kemudian di dekat mesin penjual otomatis, aku menemukan tiga orang yang aneh. Ada Chabashira-sensei, dan Hoshinomiya-sensei dari Kelas B dan Mashima-sensei dari Kelas A. Mereka duduk di sofa dan diam-diam meluangkan waktu. Ruang ini secara teknis tidak terlarang bagi murid, tetapi karena ada bar di sini yang tidak bisa dimasuki oleh murid, murid biasanya menghindar untuk datang ke tempat ini.
Sebarusnya ada beberapa mesin penjual otomatis di lantai pertama jadi aku memutuskan untuk pergi ke sana sebelum kembali ke kamarku. Tetapi kemudian di dekat mesin penjual otomatis, aku menemukan tiga orang yang aneh. Ada Chabashira-sensei, dan Hoshinomiya-sensei dari Kelas B dan Mashima-sensei dari Kelas A. Mereka duduk di sofa dan diam-diam meluangkan waktu. Ruang ini secara teknis tidak terlarang bagi murid, tetapi karena ada bar di sini yang tidak bisa dimasuki oleh murid, murid biasanya menghindar untuk datang ke tempat ini.
Aku datang ke sini untuk sebuah perubahan, tetapi sepertinya
aku sudah tersandung kepada kesempatan untuk mendapatkan beberapa informasi.
Aku menghapus kehadiranku. Perlahan dan diam-diam mendekati mereka.
"Kau tahu, sudah lama. Sejak kita bertiga berkumpul
seperti ini"
"Ini adalah takdir, akhirnya kita semua memilih jalur
seoranng guru"
"Hentikan itu. Tidak ada gunanya membicarakannya"
"Oh benar, ngomong-ngomong, aku melihat kau berkencan,
pacar baru? Mashima-kun, kau sangat termotivasi untuk kemajuan".
"Chie, bagaimana denganmu? Apa yang terjadi dengan
mantan mu?"
"Haha, aku putus dengannya setelah dua minggu. Kau
tahu, aku tipe perempuan yang melakukannya dengan pria dan memutuskannya
sebelum hubungan itu menjadi serius," jawab Hoshinomiya-sensei.
"itu adalah batas dari laki-laki, kau tau"
"Ahh, tapi aku tidak melakukannya dengan Mashima-kun,
kau adalah sahabat terbaikku, aku tidak suka merusak persahabatan kita,"
katanya pada Mashima-sensei.
"Tenang, ini bukan tentang itu"
"Uwaaa.. aku menebaknya sendiri"
Hoshinomiya-sensei menuangkan wiski ke dalam gelas kosong
dan meminum semuanya dalam satu tegukan besar. Dibandingkan dengan itu,
Chabashira-sensei perlahan-lahan meminum sake seolah itu adalah koktail.
"Yang lebih penting, apa yang akan kau lakukan, Chie?"
"Apa yang tiba-tiba kau bicarakan?"
"Pada dasarnya, kebijakan di sini adalah menempatkan
semua wakil masing-masing kelas ke kelompok (Naga)"
"Aku tidak bermaksud untuk bermain-main di sini, memang
benar sikap dan kualitasnya memadai, Ichinose-san adalah puncak di kelasku,
namun kemungkinan keberhasilan di masyarakat tidak bisa diukur hanya dengan
tolak ukur menurut sebuah angka. Aku memutuskan bahwa ada rintangan yang harus
diatasi sebelum itu, selain itu memasukkannya ke dalam kelompok (kelinci) itu
sudah sesuai, bukankah seekor kelinci itu memang imut? pyonpyon, seperti
Ichinose-san "kata Hoshinomiya-sensei.
"Aku harap kau benar"
"Kata-kata Hoshinomiya memang masuk akal, apa ada
beberapa makna tersembunyi di baliknya?”
"Aku hanya tidak ingin kau membuat keputusan
berdasarkan dendam pribadi"
"Apa kau masih berbicara tentang apa yang terjadi di 10
tahun yang lalu? Aku pikir kita bisa mengatasi hal itu ..."
"Aku bertanya-tanya, kau adalah tipe orang yang banyak
omong jika aku tidak lagi berada di depanmu. Kau adalah tipe yang tidak puas
kecuali kau selangkah lebih maju. Itulah kenapa kau memasukkan Ichinose ke
dalam kelompok (Kelinci), kan?"
"Apa maksudmu? Jelaskan, Hoshinomiya"
"Aku benar-benar berpikir bahwa Ichinose-san perlu
belajar sehingga aku menjauhkannya dari kelompok (Naga). Ngomong-ngomong,
Sae-chan juga memusatkan sedikit perhatiannya kepada Ayanokouji-kun. Apa ini
kebetulan saja? Ketika ujian di pulau itu berakhir, sepertinya kau sangat
senang karena Ayanokouji-kun ternyata menjadi pemimpinnya" Kata
Hoshinomiya-sensei
"Itu tidak hubungannya"
Tetapi Mashima-sensei mengangguk seolah dia yakin. Tapi
kemudian dia berbicara dengan Hoshinomiya-sensei dengan nada tegas.
"Tidak ada aturan khusus untuk itu tapi aku ingin
melindungi moral kita, aku ingin menghindari pelaporkan kegagalan rekan
kerja," katanya.
"Hei, kau mungkin tidak mempercayaiku, tapi jangan
hanya menyalahkanku, Sakagami-sensei juga masalahnya, kan? Kelas C sudah
memiliki reputasi buruk karena orang lain yang seharusnya sudah berada di
kelompok naga tapi Ryuuen-kun dikirim sebagai gantinya.” jawabnya.
"Itu benar, Murid-murid tahun ini sepertinya sangat spesial"
"Itu benar, Murid-murid tahun ini sepertinya sangat spesial"
Aku sudah mendapat sedikit informasi tentang ujiannya, jadi
aku memutuskan untuk kembali. Jika aku tetap tinggal, aku hanya akan terbungkus
dalam masalah yang berikutnya. Aku sudah mengerti sekarang bahwa Ichinose
dikirim untuk memata-mataiku. Sepertinya pergerakanku sudah diperhatikan dan dibatasi.