Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 4 Chapter 3 Part 2

Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4  Chapter 3 Part 2 


Di sore hari, aku sekali lagi pergi ke ruang diskusi kelompok (kelinci). Tetapi bahkan di tempat yang sama dan di ruang yang sama, tergantung kepada siapa dirimu, atmosfir pasti juga akan berubah.

Aku tiba di ruangan sepuluh menit sebelum dimulainya diskusi dan seseorang yang datang tepat setelahku adalah Karuizawa. Saat dia melihatku, ekspresinya berubah menjadi jijik dan dia segera mengalihkan tatapannya dariku.

Dia kemudian duduk di sudut ruangan (sudut terjauh dariku) dan mulai memainkan ponselnya. Bukan berarti kami sedang bertengkar atau apapun, atau kami sedang tidak akur. Mudahnya, aku dibenci olehnya. Itu adalah jenis hubungan terburuk yang pernah dimiliki.

Jika ada alasan dibalik kebencian tersebut, ada ruang untuk perdamaian. Namun jika hanya ada ketidaksukaan yang ambigu terhadapku, aku tidak bisa melakukan penyelesaian apapun dengannya. 

Saat ini, aku berdiri bersamanya itu sangat buruk. Aku bisa saja meninggalkan ruangan dan menghabiskan waktu di lorong sampai Ichinose dan yang lainnya datang. Tetapi aku tidak bisa pergi begitu saja karena suasananya semakin canggung di sini.

Dengan cepat aku memperbaiki sikapku dengan cara yang sesuai dengan seseorang yang bermartabat seperti seorang pria. Bagaimanapun, jenis ujian ini sangat buruk untukku. Terutama karena ia berkisar seputar konsep 'Pembicaraan' yang merupakan kelemahanku.

Setelah menghabiskan seluruh semester sebagai penyendiri, bukan berarti aku mampu tiba-tiba mulai menumbuhkan pribadi yang cerewet. Tetapi Karuizawa sepertinya tidak berniat diam sejak dia meletakkan ponselnya di dekat telinga dan mulai berbicara.

"Ahh, Rinocchi, bagaimana keadaan di sana? Di sini? Ada sesuatu yang mengerikan di sini"

dia berbicara dengan temannya melalui ponsel. Karena kami satu-satunya orang di ruangan ini, tentu saja aku bisa mendengar setiap pembicaraannya. Bagian terburuknya adalah begitu dia mengakhiri panggilannya, keheningan yang canggung turun ke atas ruangan. Lalu dia berbicara kepadaku.

"Aah ... berbicara tentang siapa diantara kalian yang adalah ‘targetnya’, Sepertinya Yukimura-kun dan Soto ..... bla bla-kun, bukan?"

Paling tidak dia mengingat nama Sotomura, pikirku. Karena tidak ada orang lain di ruangan itu, sepertinya dia memintaku untuk diajak bicara.

Itu adalah pertanyaan yang Yukimura tanyakan padaku beberapa waktu yang lalu. Tidak bisa disangkal bahwa semua orang ingin mememastikannya denganku.

"Tidak" jawabku padanya.

"Aku mengerti, kalau begitu tidak masalah"

Tetapi tidak seperti Yukimura, dia tidak meminta konfirmasi lagi.

"Apa kau percaya kepadaku?" Aku bertanya padanya.

"Ha? Kau bilang kau bukan 'target' kan?"

Aku terkejut bahwa dia akan mudah mempercayai kata-kataku. Bukan berarti kami pernah bersama atau apapun. Tapi aku pikir tidak ada yang perlu diragukan lagi karena yang sebenarnya aku inginkan dalam ujian ini bukanlah poinnya. Yang ingin aku konfirmasikan adalah apakah orang ini yang dikenal sebagai "Karuizawa Kei" memang benar-benar berguna atau tidak.

"Kalian berdua datang lebih awal"

Sepertinya ketiga murid dari Kelas B sudah datang pada waktu yang bersamaan.

"Mari jalani hari ini juga" jawabku pada Ichinose.
T/N: Mungkin di jepang kalimat ini adalah 'yoroshiku' atau mohon bantuannya.

Ichinose juga memanggil Karuizawa dengan kata-kata itu tapi Karuizawa mengabaikannya dan terus memainkan ponselnya.



Dan sama seperti kemarin, Semua anggota berkumpul bersama sebelum diskusi. Sepertinya situasi ini masih belum berubah sama sekali dari pembahasan sebelumnya.

Kelas A dengan cepat mengambil jarak dan hanya tersisa tiga kelas berkumpul untuk membentuk sebuah lingkaran. Melihat itu, Karuizawa berdiri dan pergi untuk bergabung dengan Kelas A dan duduk di samping Machida Kelas A. Tindakan itu mungkin dianggap tindakan pertahanan melawan Manabe.

Machida tidak aktif ikut serta di dalam diskusi, namun 'kehadirannya' masih sangat kuat dan suaranya berpengaruh dalam kelompok tersebut. Dan masih ada perbedaan kekuatan antara seorang laki-laki dan perempuan yang ditinggalkan. Manabe dan perempuan-perempuan Kelas C tidak bisa melakukan apapun jika Karuizawa bersama Machida.

Jika Karuizawa memutuskan untuk bergantung kepadaku yang tidak bisa diandalkan atau Sotomura, Manabe dan kelompoknya tidak akan ragu untuk menyerangnya. Berpikir seperti itu, keputusan Karuizawa memilih Machida sangat tepat.

"Tidak apa-apa, jika terjadi sesuatu, aku pasti akan menyelamatkanmu"

"Terima kasih, Machida-kun" jawab Karuizawa.

Sepertinya dengan diandalkan, Machida sudah sangat sadar akan Karuizawa. Karena dia adalah seorang gadis yang imut di luar, mau bagaimana lagi, bahkan jika perasaan untuk melindunginya lahir di dalam diri Machida. 

Terlepas dari kisah cinta baru ini, masalah sebenarnya sekarang adalah ujiannya. Sama seperti kami, kelas lain mungkin juga mengerti dengan baik. Mereka pasti sudah membicarakannya seperti kami dan harus memastikan apakah "target" itu ada di kelas mereka atau tidak. 

"Sekarang, aku sudah memikirkannya sejak tadi malam. Tapi, aku pikir sekarang kita harus berdiskusi satu sama lain cara untuk mengetahui siapa ‘target’ itu" kata Ichinose.

"Itu lagi? Aku sudah bilang jika ada orang-orang yang tidak mau bernegosiasi. Dan tanpa kami yang ikut berpartisipasi, tidak mungkin kau bisa menemukan ‘target’ itu"

kata-kata yang mengejek Ichinose seperti itu berasal dari Kelas A.

"Kurasa tidak, aku pikir ini adalah masalah kepercayaan disini, dan karena itulah hari ini, kita akan bermain kartu dengan semua orang. Tentu saja aku tidak akan mewajibkan semua orang ikut, Jadi hanya orang yang mau bergabung saja"

Ichinose kemudian terus berbicara sambil mengeluarkan setumpuk kartu sambil tersenyum.

"Hahahahaha, membangun kepercayaan dengan permainan kartu? Itu bodoh" Kelas A melanjutkan cacian mereka.

“Kau mungkin berpikir seperti itu, tapi jika kau mencobanya, ini akan sangat menyenangkan, Waktu akan menjadi sangat lama untuk dihabiskan dalam diam sendirian. Tidak masalah jika kau tidak merasa bosan"

Dan seperti biasa, semua Kelas B menyuarakan persetujuan mereka untuk Ichinose.

"Aku juga akan berpartisipasi, lagipula aku sedang nganggur," tambah Sotomura.

Tapi tentu saja sepertinya tidak ada orang lain yang mau menyetujui rencana Ichinose jadi aku mengangkat tanganku dengan ringan dan memberikan izinku kepadanya.

"Jadi kita berlima sekarang, karena sekarang aku sedang berpikir untuk bermain Daifugo, apa ada seseorang yang tidak mengerti peraturannya disini?" Ichinose bertanya kepada kami.

Tentu saja, sampai batas tertentu, aku juga mengerti aturan permainan kartu. Termasuk Daifugo. Sepertinya tidak ada masalah dengan orang lain dan permainannya dimulai dengan lancar.

Yang lainnya yang tidak terlibat dalam permainan sama-sama tertarik kepada kami atau mengirimkan kami lirikan dari waktu ke waktu. Ichinose kemudian mulai mengocok kartu yang terbagi rata di antara kami bertiga. Aku memiliki Joker, 2 dan 3 Klub. Sepertinya sisi yang cukup kuat sudah terbentuk. Tanganku saat ini menguasai sebagian besar pemain lain, tetapi di Daifugo, kau tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa sisi yang lebih kuat selalu menang. Sebuah perubahan dapat terjadi, melemahkan sisimu dan membuatmu terperosok ke dalam kekalahan.

Tetapi tidak ada yang menyangkal kenyataan bahwa sisiku saat ini memberikan aku keuntungan. Aku harus memiliki strategi yang kuat untuk memanfaatkan sisi ini. Harus kuakui, bermain kartu adalah pengalaman yang jauh lebih dalam dari yang pernah aku bayangkan. Apa lagi kepribadian masing-masing pemain disorot di dalam game.

Ichinose, misalnya, tidak bertarung dengan sisinya sendiri saja, tetapi juga menganalisis dengan cermat pemain lain dan menggunakan langkah yang menguntungkannya. Hamaguchi mempertaruhkan segala sesuatu di akhir. Sepertinya strategi mereka masing-masing mencerminkan kepribadian mereka.

"Sekali lagi!" Sotomura berteriak.

Sotomura, yang biasanya berpengetahuan luas dengan topik yang berkaitan dengan otaku, aku diharapkan untuk menunjukkan kepribadian yang jauh lebih tenang. Tapi sepertinya dia adalah tipe yang marah saat dia mulai kalah. Tapi sepertinya dia juga tipe yang cepat tenang sesekali dan kembali normal saat pertandingan selesai.

Kupikir ini mungkin yang diharapkan Ichinose. Untuk mencari tahu kepribadian dan karakteristik para pemain. Tentu saja hal itu hanya sedikit berguna, dan pembicaraan dengan anggota kelompok lainnya masih belum terjadi. 

Tetapi bukan hanya Sotomura, tapi dia juga mengamati tingkah lakuku.

Dari sudut pandang Ichinose, aku bertanya-tanya bagaimana aku dilihat olehnya. Dari sudut pandang objektif ... aku yakin aku adalah orang yang benar-benar membosankan. Aktif dengan sisi yang baik namun tidak aktif dengan yang buruk. Aku harus terlihat seperti orang yang sangat normal. Pendekatan ini lebih baik daripada beradaptasi dengan permainan dan melemparkan pengamatan Ichinose ke dalam kekacauan.

Jadi kami terus bermain kartu, mulai dari Daifugo sampai akhirnya kami bermain sebagai Old Maid. Dan saat kami selesai, satu jam sudah berlalu. Baik Kelas A maupun Kelas C bergabung dan pada akhirnya, hanya lima dari kami yang telah berpartisipasi dalam permainan ini dari awal sampai akhir.
"Ini sangat menyenangkan, terkadang bagus juga memainkannya dengan cara yang kuno," kata Sotomura, sepertinya lebih senang bermain kartu daripada harus melalui diskusi selama satu jam.

Tetapi hanya dengan mengulangi permainan ini seperti sejenis taktik perang psikologis, aku masih tidak bisa melihat tujuan sebenarnya dari Kelas B di sini. Aku yakin hanya Ichinose yang tahu tentang itu.

"Kalau begitu ... aku akan pergi"

"Kemana kau akan pergi?"

"Aku tidak bisa membiarkan Kelas A lolos begitu saja setelah ini"

"Jadi kau pergi untuk menemui Katsuragi-kun?"

Sepertinya Ichinose berencana untuk melakukan kontak langsung dengan seseorang yang merencanakan strategi benteng tertutup Kelas A. Meskipun normalnya aku bukan tipe sosial, aku harus memanfaatkan arus ini.

"Jika kau tidak keberatan, Bolehkan aku ikut denganmu?" Aku bertanya padanya.

"Tentu saja, aku tidak keberatan, mungkin Ayanokouji-kun juga tertarik dengan Katsuragi-kun?" Ichinose bertanya padaku.

Bukannya bersikap hati-hati kepadaku, justru dia sangat penasaran saat dia memiringkan kepalanya ketika bertanya kepadaku.

"Bukan begitu, hanya saja Horikita juga ada dalam kelompok yang sama dengan Katsuragi" jawabku padanya.

"Aku mengerti, aku mengerti, jadi ayo kita pergi bersama, sampai jumpa, Hamaguchi-kun"

Ichinose mengucapkan selamat tinggal saat dia pergi bersamaku, mengangguk seakan yakin akan pemikiranku. Hamaguchi melihat dia pergi. Meski melihat Ichinose sebagai pemimpin mereka, sepertinya Hamaguchi juga mampu mengambil tindakan individual. Ini sangat berbeda dengan hubungan raja-pelayan yang digunakan Katsuragi dan Ryuuen kepada kelas mereka.

Selama diskusi terus berlanjut, waktu pembubaran juga terjadi di waktu yang sama. Ichinose mempercepat langkahnya melewati koridor untuk tiba sebelum kelompok (Naga) membubarkan pertemuan mereka.

"Ayo cepat, oke?" dia memberitahuku.

Dan dengan pernyataan itu, Ichinose dengan cepat berjalan ke tempat tujuan dengan sedikit tergesa-gesa. Karena semua ruangan terletak di lantai yang sama, sangat mungkin untuk dengan cepat melintasi jarak antara satu ruangan dengan ruangan kelompok lainnya. Hanya satu atau dua menit sejak waktu diskusi berakhir dan murid-murid di lantai ini masih sedikit. Dan segera aku tiba di depan ruangan kelompok (Naga).

Tentu saja kami tidak bisa mendengar suara orang-orang yang di dalam, tapi kami masih bisa merasakan kehadiran mereka sehingga kami berhenti di depan ruangan.

Mungkin fakta bahwa tidak ada yang keluar berarti ada diskusi panjang yang terus berlanjut di sana. Aku sudah mengirimkannya chat, namun tidak ada tanda ‘baca’ dari Horikita.

"Sepertinya mereka menambah waktu mereka"

"Sulit membayangkan Ryuuen dan Katsuragi saling berdiskusi. Atau mungkin ini adalah kekuatan Kelas B yang sudah menunjukkan dirinya?"

"Aku bertanya-tanya, Kanzaki-kun bukanlah tipe yang menjadi pusat perhatian seperti itu ... dan apa  Horikita-san dan yang lainnya adalah dari Kelas D? Sepertinya Kelas D juga memiliki barisan yang sangat luar biasa di sana" Ichinose mengatakan kepadaku sebagai jawaban.

Bukan hanya Horikita, ada Hirata dan Kushida juga, pikirku. Dan sekitar 10 menit setelah waktu yang diberikan, pintu ruangan kelompok (Naga) akhirnya terbuka. Orang pertama yang keluar dari ruangan itu adalah orang yang dicari Ichinose, Katsuragi. Beberapa murid dari Kelas A mengikutinya. Setelah melihat Ichinose, Katsuragi berbalik menghadapnya.

"Ichinose, apa yang kau lakukan disini? Ini bukan sebuah kebetulan kan?"

"Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan Katsuragi-kun, apa kau punya waktu?" dia bertanya padanya.

"Selang ujian berlalu sangat lama. Tidak masalah untukku jika ada lebih dari cukup waktu"

Seperti yang diharapkan, dia tidak mengabaikan Ichinose, pemimpin Kelas B dan responsif terhadap permintaannya. Setelah memahami maksud Katsuragi, murid-murid di belakangnya maju dan pergi tanpanya.

"Tidak masalah jika aku tetap disini, kan?" dia bertanya pada Ichinose.

Mengangguk, Ichinose cepat bergerak ke samping menuju dinding sehingga tidak mengganggu orang lain yang lewat. Setelah berhasil masuk ke dalam pembicaraan, aku berdiri di sisi Ichinose. Dan dari perspektif Katsuragi, hanya aku satu-satunya pengamat yang sepertinya bisa diterima dan dia tidak mengatakan apapun. 

"Dilihat dari diskusi kami, Aku kurang lebih mengerti strategi Katsuragi-kun. Kau melarang semua murid Kelas A di dalam kelompok untuk berbicara, bukan? Jika benar, apa kau akan mempertimbangkan kembali keputusanmu itu? Ujian saat ini berkisar seputar pembicaraan, bukan? "

Tiga kali di dalam diskusi kami, Kelas A dengan keras kepala terus berdiam diri. Dan benteng semacam itu bukanlah sesuatu yang bisa dirobohkan oleh Ichinose dalam satu pukulan. Bagi Ichinose, ini akan menjadi sebuah kesempatan untuk menghancurkan pertahanan tersebut. Sekarang, ayo kita lihat tanggapan Katsuragi.

"Permintaan yang masuk akal, tapi itu adalah sesuatu yang sudah membuatku lelah menunggunya sejak kemaren sampai-sampai aku berpikir kau terlambat bertanya kepadaku tentang hal ini, Ichinose”

Sepertinya strategi Katsuragi telah mendapat perhatian lebih dari yang diperkirakan.

"Aku memiliki Keadaanku sendiri yang perlu dipertimbangkan, bagaimanapun juga Katsuragi-kun, apa kau akan mempertimbangkan kembali strategimu untuk tetap diam?" Ichinose bertanya padanya.

Katsuragi terlihat memikirkan keluhan yang diajukan oleh tiga kelas lainnya.

"Jawabannya masih sama. Tidak peduli siapa yang meminta, ini adalah strategi yang aku buat untuk menang dan ada alasan di baliknya juga. Kau mengatakan bahwa ujian ini berkisar pada pembicaraan, tapi jika ada sesuatu yang membuatku tidak setuju dengan itu, itu dia, Ujian 'berpikir'. Ini akan menjadi masalah jika kau salah memahami aspek ujian tersebut. Karena mempertimbangkan ujian, aku memutuskan untuk melarang adanya diskusi... Tidak ada yang salah di sana"

"Tapi Katsuragi-kun, itu seperti  kau mengatakan bahwa kau menolak ujian itu sendiri" balasan Ichinose.

"Kata-kataku mungkin tumpul, tapi tidak ada yang salah. Bukan hanya ujian saat ini tapi juga yang akan datang, aku akan mencari cara untuk mendapatkan hasil tanpa melakukan apapun, aku akan bermain untuk menjaga posisi kelas A saat ini. Aku percaya tidak ada yang salah dengan itu"

"Ya, jika ini adalah persaingan langsung antara kelas, Katsuragi-kun punya ide yang cocok, tapi dalam ujian kelas campuran seperti ini, apa ini cara yang benar untuk melakukan sesuatu?"

Ichinose menemui Katsuragi untuk mencoba mengubah pendapatnya, tapi kali ini sepertinya Katsuragi telah melakukan sahutan yang benar. Hanya ada empat kemungkinan hasil untuk ujian ini. Murid dapat memilih untuk menyelesaikan ujian melalui salah satu dari hasil tersebut. Tidak tertarik dengan persaingan antar kelas, Katsuragi sepertinya hanya berfokus kepada memimpin Kelas A melalui ujian ini.

"Berbicara lebih banyak tidak ada gunanya, Ichinose. Kau harus tahu bahwa aku tidak mengubah keputusanku"

"Membelah gunung tanpa bergerak sedikit pun, huh?"

Ichinose berkomentar sambil tersenyum pahit. Setelah melihat tidak adanya tanda-tanda dia akan menyerah, sepertinya dia mengerti Katsuragi tidak akan menerima pendapat kami. Aku memang sudah menduga hasil seperti ini sejak awal.

"Apa kau masih berusaha?"

"Tentu saja, itulah inti dari ujian ini"

Ichinose dan Katsuragi. Dua elite yang kuat saling menolak secara langsung.

"Aku minta maaf, tapi aku sudah bisa melihat hasil ujian ini. Selama kami dari Kelas A menolak untuk bekerja sama, tindakanmu akan sangat terbatas. Tidak akan ada kemungkinan kau akan menang"

Itu benar, meskipun tiga kelas bersatu secara sempurna, ujian ini bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan. Begitu identitas "target" terungkap, seseorang pasti akan menjadi pengkhianat. Selama pengkhianat berdiri untuk mendapatkan sesuatu sendirian, kerja sama akan sulit dipertahankan sampai akhir.

Jika hasil tidak terbagi secara merata, tidak ada gunanya bekerja sama.

"Katakan sesuatu kepadaku. Jika kau adalah pemimpin Kelas A, bukankah kau sudah menggunakan strategi yang sama sepertiku?"

"Aku bertanya-tanya, aku masih belum melihat sesuatu dari sudut pandang Kelas A. Jika kau berada dalam posisi yang diburu seperti itu, bukankah seharusnya kau sudah memiliki banyak pengalaman untuk diburu? Sejak awal ini adalah hal yang sulit "

Seakan mendengar sebuah omong kosong, Katsuragi memejamkan mata dan menyilangkan tangannya lalu akhirnya melihat mata Ichinose sekali lagi.

"Ini hanya image pribadiku, tapi aku pikir jika kita berada di posisi yang sama, kau juga akan melakukan pembicaraan yang tidak dapat dielakan dan memilih strategi yang sama dengan yang aku lakukan. Jika ingin melindungi kelasku, aku tidak keberatan menerima kritik dari kelas lain"

Katsuragi mengatakan dengan asumsi bahwa Ichinose memiliki keyakinan yang sama dengan dia dan Ichinose hanya tersenyum lembut menanggapi penilaiannya terhadapnya.

"Maaf karena sudah menghabiskan waktumu, kupikir aku mengerti sekarang. Perasaan dan cara berpikirmu"

"Senang mendengarnya. Permisi"

Ichinose tidak bergerak satu inci pun saat dia melihat Katsuragi. 

"Ujian ini, sangat mudah ketika memainkan permainan bertahanan, huh, seharusnya aku tidak usah melakukan sesuatu yang tidak perlu,"

Pada dasarnya, hanya kelas yang sangat membutuhkan poin yang harus cepat menemukan petunjuknya, namun ada resiko yang besar disana. Melepaskan "target" juga bisa menyebabkan masalah bagi kelas.

"Meski begitu, Kanzaki-kun dan yang lainnya belum keluar"

Meskipun Katsuragi dan Kelas A pergi duluan, yang lain selain mereka belum menunjukkan diri. 1 jam adalah jumlah waktu minimum yang dibutuhkan untuk berdiskusi, namun diskusi di luar itu tidak dilarang.

"Apa kau akan menunggu Kanzaki?" Aku bertanya pada Ichinose.

"Ayanokouji-kun juga menunggu Horikita-san, kan? Aku ingin mendengar apa yang mereka katakan juga, ayo kita tunggu bersama-sama"

Dia bisa berbicara dengan Kanzaki kapan pun dia mau, tetapi kesempatanku untuk berbicara dengan Horikita terbatas. Sejak Katsuragi menolaknya, dia mungkin juga ingin mendengar pendapat dari kelas lain juga. Tetapi sejak awal, aku tidak berpikir ada cara untuk menerobos strategi Katsuragi dan sejak saat itu, kami menunggu sekitar 30 menit dan pintu ke ruang kelompok naga akhirnya terbuka. Yang keluar adalah murid Kelas C kecuali Ryuuen, ada juga Kushida dan Hirata.

"Hmm? Ayanokouji-kun, apa yang kau lakukan disini? Apa kau menunggu Horikita-san?"

Setelah melihatku, Kushida mendekatiku dengan cara yang aneh. Kenangan akan apa yang terjadi dengan dirinya kemarin muncul di dalam pikiranku dan tubuhku langsung menegang. Tetapi sepertinya Kushida masih sama seperti biasanya dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda perubahan. Ini sedikit disayangkan.

"Hai, Kushida-san"

"Uwaa, Ichinose-san, Hai, Ini sangat mengejutkan dan gabungan yang asing"

Sepertinya Kushida tidak tahu bahwa kami adalah kenalan dan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Aku sedang menunggu Horikita-san dan Kanzaki-kun tapi apa mereka masih berbicara di dalam?"

"Mereka berdua masih berbicara dengan Ryuuen-kun. Sepertinya kalian boleh masuk"

Kushida menunjuk ke arah pintu seolah mengundang kami masuk.

"Tidak masalah, tidak masalah. Aku bisa menunggu. Apa mereka masih di tengah diskusi?"

"Apa itu tidak masalah? Batas ujiannya hanya 1 jam, apapun yang di luar itu kau bebas untuk keluar masuk sesukamu, selain itu, kau tidak tahu apa mereka masih membicarakan ujian atau tidak"

Dan dengan sikap yang sedikit memaksa, Kushida membuka pintu dan memaksa kami masuk. Karena aku dipaksa masuk dan tanpa ada alasan untuk menolak, aku masuk bersama dengan Ichinose. Mataku bertemu Hirata beberapa saat.

Dan di ruangan tersebut, tiga orang duduk sedikit terpisah satu sama lain. Hampir seperti situasi tiga negara. Tetapi itu bukan suasana tegang yang aku rasakan tapi sesuatu yang lebih santai. Saat kami penyusup menginjakkan kaki di ruangan itu, tatapan mereka segera berbalik ke arah kami. Horikita dan Kanzaki tidak menunjukkan banyak perubahan dalam ekspresi mereka, tetapi Ryuuen sepertinya sudah menemukan sesuatu yang lucu saat dia tertawa. Lalu dia mengangkat tangannya dan memanggil Ichinose.

"Yo, apa kau datang jauh-jauh ke sini untuk melakukan pengintaian? Jangan malu, duduklah”

"Tentu saja ini adalah kombinasi yang menarik. Aku sangat tidak sabar mendengar apa yang sudah kau bicarakan setelah waktu yang diberikan.”

"Kuku, tentu saja. Awalnya, kau pasti sudah mengira akan berada di tempat yang sama dengan Kanzaki. Tapi nyatanya, kau termasuk di dalam kelompok yang berbeda dan Kelompok kecil dengan sesuatu yang terlihat jelas. Atau mungkin itu adalah jenis orang yang sepertimu?”

"Ayolah, Ryuuen-kun, penempatan diputuskan oleh sekolah, bagaimana kau bisa tahu? Kami hanya berjuang berdasarkan informasi dan situasi yang sudah kami berikan. Caramu mengatakan itu kedengarannya seperti kebalikannya dan sekolah sengaja mengelompokkan kita? "

Ichinose bertindak seolah-olah dia belum menyadari atau memperhatikan sesuatu, tetapi Ryuuen bukanlah tipe laki-laki yang percaya pada sesuatu yang seperti itu. Sambil tertawa, ia cepat bergerak dan menutup jarak antara dirinya dan Ichinose. Dan sepertinya dia bahkan belum menyadari kehadiranku. Tetapi, secara pribadi aku lebih suka dengan cara yang seperti ini.

"Jika kau belum menyadarinya, maka aku akan memberi tahumu. Di dalam ujian ini, sekelompok guru dengan sengaja memutuskan kelompok tersebut, hal itu juga berarti bahwa ada alasan kenapa kau dikeluarkan dari kelompok ini meskipun kau adalah pemimpin kelas B"

"Hmm, jadi bukan kelompok yang acak tapi yang sudah ditentukan, ya? Aku tahu kelompok Ryuuen-kun terdiri dari orang-orang yang sangat berbakat, tapi sepertinya kelompok lain juga diputuskan seperti itu. Terima kasih atas informasinya, tapi apa itu tidak masalah? Memberiku informasi seperti itu?"

Jawaban Ichinose yang seperti itu seharusnya sudah diperkirakan, tetapi aku tidak mendapatkan perubahan ekspresi di wajah Ryuuen.

Normalnya, setelah mendengar fakta-fakta yang seharusnya tidak diketahui, akan ada sebuah kejutan, kecemasan atau keraguan. Tetapi tanpa kehilangan sedikit pun, Ichinose mengucapkan terima kasih atas informasinya. Itu bukan respons yang alami. Tentu saja, dengan melihatnya dari sudut pandang pihak lain, reaksi Ichinose pasti membuatnya terlihat seolah-olah dia sudah mengetahui kebenaran ini sejak lama, tetapi hanya menyembunyikan fakta tersebut. 

Bahkan jika dia tidak mengetahui fakta ini, kemungkinan bahwa dia akan berseri-seri kepada informasi ini dengan semangat yang tinggi. Itu hanya pembicaraan singkat, tetapi sepertinya keduanya memiliki sedikit informasi yang berkilauan satu sama lain. 

Dalam masalah ini, apakah Ichinose melihat pengelompokan yang disengaja oleh pihak sekolah itu tidak penting? Yang terutama adalah 'kenapa', jika dia sadar, dia akan memutuskan untuk tetap diam dalam masalah ini. Itulah arti dari usaha untuk saling menagamati satu sama lain.

"Tetapi, meski begitu..."

Dan dengan wajah jengkel, Ryuuen akhirnya berbalik menghadapku.

"Aku juga, aku suka mengejar perempuan, tapi kau bahkan lebih buruk dari pada hal itu, bukan? Pertama Suzune dan sekarang Ichinose. Kau selalu tergantung kepada perempuan," katanya kepadaku.

Tentu saja itu bukan niatku, tapi sekarang aku memikirkannya, dia juga tidak salah dan aku tidak bisa menyangkalnya.

Bukan berarti Ryuuen sangat tertarik kepadaku, karena dia tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu.

“Kau datang di saat yang tepat, Ichinose. Aku punya usulan menarik yang kubuat untukmu"

"Usulan? Bagaimanapun aku akan mendengarmu, apa itu?"

"Ini hanya omong kosong belaka. Luangkan waktu untuk membuka lebar telingamu"

Karena sudah mendengar usulan itu, Horikita dengan cepat memotong seolah-olah ingin mencegahnya.

"Itu adalah usulan untuk bekerja sama dan menghancurkan Kelas A bersama-sama. Tapi sepertinya Suzune dan Kanzaki sudah menolakku"

"Apa maksudmu?"

"Sudah kukatakan kepada Suzune sebelumnya, tapi aku sudah tahu identitas semua ‘target’ Kelas C, kau tau"

Dan sebagaimana Katsuragi memiliki strategi milik Katsuragi sendiri. Sekarang, sepertinya giliran Ryuuen untuk membicarakan strateginya sendiri. Sepertinya kami sudah berkembang melampaui tahap yang kami hadapi di pagi hari.

"Tiga kelas akan menggabungkan kekuatan dan berbagi informasi yang mencakup identitas semua ‘target’ dan juga mengabaikan peraturan sekolah untuk ujian ini"

Jadi itulah arti  aliansi tiga kelas tersebut.

"Itu ide yang cukup berani, tetapi betapa realistisnya itu adalah masalah yang sama sekali berbeda. Pertama, bagaimana kami bisa percaya bahwa Ryuuen-kun sudah mengetahui ‘target’ dari Kelas C?"

"Kau tidak bisa mempercayaiku dan itu wajar saja, lalu kita tidak membuat kontrak dalam masalah ini? Sebuah janji untuk berbagi identitas ‘target’ di antara kita dan meremukan kelas A. Dengan cara itu, menyampingkan kelas A, tiga kelas akan secara efektif membentuk pengepungan terhadapnya”

Tapi ini adalah strategi yang sepertinya akan runtuh jika Kelas A menolak untuk terllibat.

"Bahkan jika kita menulis sebuah kontrak, tanpa mengetahui siapa yang akan mengkhianatimu, itu tidak akan berarti lagi. Itu adalah akhir jika Kelas C mengkhianati kami"

Pernyataan Horikita seperti itu adalah tindak lanjut alami atas usulan semacam ini. Dari informasi yang aku kumpulkan sendiri, sepertinya Ryuuen sudah membentuk aliansi dengan Kelas A untuk beberapa lama ini. Dan selama ujian di pulau itu, Ryuuen telah menunjukkan kecenderungannya untuk mengkhianati. Fakta bahwa Katsuragi tidak mengajukan satu keluhan pun terhadapnya menunjukkan betapa baiknya orang ini melakukan tugasnya.

Strategi itu sendiri bukanlah hal yang buruk, namun fakta bahwa Ryuuen adalah orang yang mengajukannya adalah masalahnya.

"Apa yang dikatakan Horikita-san itu masuk akal, tapi jika kita tidak tahu identitas ‘target’ seperti Ryuuen-kun, ini hanyalah usulan yang tidak berarti"

"Tidak ada gunanya bermain permainan bodoh. Tidak mungkin kau juga tidak menganalisis kelas lain," balas Ryuuen pada Ichinose.

Keduanya tersenyum di wajah mereka, tetapi suasana di antara mereka sedikit berubah seperti jarum yang menusuk kulitmu sejak awal.

"Kau terlalu melebih-lebihkanku, Aku tidak melakukan hal yang seperti itu. lagipula, usulan ini berisiko sangat  tinggi. Aku khawatir aku tidak bisa menerimanya" kata Ichinose kepada Ryuuen.

"Ada saatnya untuk sebuah rahasia dan ada saatnya untuk melakukan sesuatu"

“Itu mungkin sudut pandangmu, tapi sekarang kau mengumpulkan informasi dengan sangat agresif. Apa jangan-jangan impianmu adalah naik ke Kelas B?"

"Horikita-san dari Kelas D juga menentangnya. Sejak awal, tidak mungkin usulan ini diterima"

"Mau bagaimana lagi, lagipula Suzune punya alasan untuk menolak usulan tersebut"

"Apa maksud dari usulan itu" Horikita bertanya pada Ryuuen.

"Bukankah kau mengerti? Agar strategi ini berhasil, kau harus benar-benar memahami kelasmu sendiri terlebih dahulu dan untuk Kelas D yang sama sekali tidak memiliki kerja sama tim, itu adalah tugas yang tidak mungkin, Benar kan? dan itu juga tidak mungkin bagi Kelas A yang terbagi menjadi dua kelompok saat ini" jawabnya.

Suasana berubah sekali lagi dan sekarang rasanya seperti suasana mendung telah turun ke atas ruangan.

"Tapi bagiku, seseorang yang menguasai kelas dan Ichinose yang sangat populer, strategi ini mungkin saja terjadi. Saat ini aku mengajukan tiga aliansi kelas, tapi bahkan jika hanya dengan dua kelas, itu masih menjadi mungkin. Dilihat dari ujian ini mungkin sedikit merosot, namun jika itu aku, aku pasti bisa melakukannya. Jika aku bisa melakukannya, A dan D juga bisa dipermalukan”

Untuk menemukan "target" dari Kelas A dan Kelas D dengan bekerja sama sebagai dua kelas. Itu usulan Ryuuen.

Fakta bahwa Ryuuen dengan berani mengusulkan strategi ini ke Kelas B untuk meminta kerja sama mereka di depan Horikita, aku, Kushida dan Kelas D sendiri tidak bisa memahami dan mengganggu. 

Sekalipun strategi ini tidak sempurna, sepertinya Ryuuen mampu mendapatkan sesuatu dengan mengetahui identitas "target" kelas tersebut dan akan mencapai poin itu hanya dengan satu langkah lebih jauh. Jika demikian, ini akan menjadi momen penting bagi Kelas D.

"Ini mungkin kata-kata yang tidak penting, tapi bukankah itu berarti strategimu masih belum sempurna?"

Kupikir dia hanya akan mengamati disini tapi saat ini sikap Horikita sepertinya sudah menandai dia sebagai musuh. Bahkan jika Ichinose memutuskan untuk bersekutu dengan Class D sebagai gantinya, kami masih belum tahu seberapa jauh kami bisa mempercayainya.

Mengingat hal tersebut, akan sangat fatal jika membiarkan Ichinose membentuk hubungan dengan Ryuuen di sini.

"Apa kau mengerti situasinya sekarang, palyboy?"

Ryuuen menertawakanku seolah mencoba mengejeku, tapi aku memutuskan untuk tidak diam dan menjawab dengan jujur.

"Jika Kelas B dan C membentuk aliansi di sini, tentu saja Kelas A dan D akan membentuk aliansi juga, bukankah begitu? Aku mengakui bahwa Kelas D rapuh saat ini, sangat mungkin kekalahan akan menjadi kenyataan. Aku percaya itu akan datang bersamaan. Sama halnya untuk Kelas A juga "

"Bukan berarti aku sedang bersekutu dengan Ichinose saat ini, kecuali jika kau dapat memastikan fakta bahwa aliansi semacam itu sudah terbentuk, aku ragu Katsuragi akan bekerja sama denganmu" jawab Ryuuen kepadaku.

Aku akui, Katsuragi adalah orang yang berhati-hati yang tidak akan menerima negosiasi ambigu semacam itu. Namun, karena ia juga menderita di tangan Ryuuen, masih ada ruang untuk berdebat dengannya. Setelah apa yang aku katakan, sepertinya Horikita juga menyadari bahwa usulan ini tidak akan berhasil.

"Pembicaraan ini tidak ada gunanya, pada akhirnya kita akan saling menelan”

“Apa yang kau maksud dengan itu, Suzune?"

"Yang aku maksud adalah bahwa dia ada benarnya, jika kau bermaksud melanjutkan diskusi ini seperti rapat strategi, aku harus menganggap 'ini adalah kenyataan' dan juga bertindak dengan sesuai" kata Horikita

"Seperti yang kau inginkan, aku sangat ingin tahu apakah kau berhasil membentuk hubungan kerja sama atau tidak, huh?"

Ryuuen mengatakan bahwa saat ia secara acak menyombongkan permusuhan terhadap musuh-musuhnya sementara pada saat bersamaan, dengan berani memperluas tawaran kerja sama dengan mereka juga.

Horikita merespon dengan tekad untuk bertarung dalam menanggapi hal itu. Hal ini tentunya merupakan penolakan yang ditujukan kepada Ichinose. Jika dia mengkhianati Kelas D sekarang, dia akan dipandang sebagai pengkhianat oleh semua kelas yang lainnya juga. Seseorang yang mengkhianati sekutu-sekutunya demi poin. Jika reputasi seperti itu menempel kepada Ichinose sekarang, Dia hanya akan menyeret kakinya sendiri sepanjang sisa hidupnya di SMA.

"Maafkan aku Ryuuen-kun, tetapi ada juga orang-orang di Kelas B yang terluka oleh tindakanmu. Bahkan jika demi mendapatkan poin, aku tidak bisa bekerja sama bersamamu dengan mudah”

"Aku mengerti, itu sangat disayangkan"

Tetapi wajahnya menunjukkan bahwa dia mengharapkan hasil ini dari awal dan sama sekali tidak terlihat kecewa. Ryuuen kemudian berdiri untuk meninggalkan ruangan dan melewati kami. Saat dia pergi, Ryuuen berbalik sekali lagi untuk melihatku. Mungkin dia melakukannya tanpa sadar, tapi tatapannya menyentuh wajahku. "... mungkinkah" bisiknya dan pergi. Tentu saja aku tidak bereaksi terhadap kata-katanya.

Saat Ryuuen menggelengkan kepalanya dan pergi, Kushida juga angkat bicara.

"Aku harus pergi sekarang juga, temanku menelfonku"

Meminta maaf seperti itu, Kushida cepat meninggalkan ruangan setelah Ryuuen.

"Sepertinya dia mampu menerawang kita" Ichinose sedikit mendesah.

"Ini akan merepotkan, menjadi sasaran orang yang seperti itu"

"Meskipun dia memiliki kanji naga di dalam namanya, dia hanyalah seekor ular. Begitu dia mengarahkan pandangan kepada mangsanya, dia akan berusaha keras untuk melahap mangsa itu. Tapi daripada aku yang sekarang, Horikita-san mengumpulkan perhatiannya. Saat ini Ryuuen sangat waspada dengan Kelas A, dan dia harus menyadari fakta bahwa Kelas B juga akan menjadi musuhnya juga suatu hari nanti"kata Ichinose.

Itu benar, Kelas D baru saja bangkit dari kedalaman karena tenggelam setelah ujian di pulau baru-baru ini. Mungkin ini adalah hasil dari hal itu, tetapi tidak satu pun dari kelas lainnya yang melihat Kelas D seperti ancaman yang berat. 

"Pasti akan baik-baik saja, Horikita bukanlah tipe yang hancur di bawah tekanan" kataku padanya. 


"Tentu saja"


Aku memang mengatakannya, tetapi masih ada kemungkinan bahwa Horikita akan terus berkembang dari tekanan yang tertuju kepadanya di sini. Inilah yang aku yakini. Entah sekarang atau sepuluh tahun ke depan, jika kau akan berkembang sebagai sebuah pribadi, umumnya kau harus dipecahkan terlebih dahulu.

"Horikita-san, Ayanokouji-kun. Karena orang-orang mengetahui tentang aliansi antara kelas kita jadi aku akan bertanya untuk berjaga-jaga, tapi apa kau percaya kepada ujian ini, sebuah aliansi yang melampaui kelas benar-benar bisa terbentuk?" Ichinose bertanya kepada kami

"Tidak ada alasan nyata untuk bermusuhan di sini, tetapi meminta kerja sama mungkin akan sedikit sulit. Ujian itu sendiri disiapkan agar kerja sama antar dua kelas menjadi tidak mungkin. Itulah sebabnya kenapa kerja sama mutlak dan tak tergoyahkan antara Kelas B dan Kelas D adalah sebuah keperluan. Aku tidak berpikir aliansi semacam itu bisa terbentuk”

"Umm, seperti yang diharapkan dari Horikita-san, kau mengerti ujiannya dengan sempurna, usulan Ryuuen-kun itu memang tidak mungkin sejak awal, ini adalah langkah yang bagus untuk bersekutu denganmu"

Terlihat senang karena pemikiran mereka terlihat sudah sesuai dengan sempurna.

"Ya, strategi Ryuuen-kun akan berakhir dengan kegagalan, tidak perlu khawatir, masalahnya adalah strategi yang disiapkan oleh Katsuragi-kun, setelah berbicara dengannya sendiri, bagaimana menurutmu?" Ichinose bertanya pada Kanzaki dan Horikita tentang Katsuragi.

"Seperti yang aku sampaikan kepadamu kemarin, tidak ada tempat bagi kelompok lain untuk berbicara dengan mereka. Dia tidak menanggapi kami dan menolak untuk berpartisipasi dalam diskusi. Aku tidak yakin dia akan mengubah pendiriannya sebelum ujian berakhir, apa sikap mereka sama meski Katsuragi tidak ada? " Kanzaki bertanya pada Ichinose. 

"Ya, tidak ada harapan di tempatku juga. Sepertinya kita harus membuat kesepakatan dalam situasi ini dengan pendekatan yang berbeda"

Jumlah waktu diskusi yang tersisa adalah tiga. Dan setelah itu masing-masing kelompok harus menyerahkan jawabannya masing-masing.

Saat itulah kami harus membuat pilihan. Untuk kelas atau untuk kelompok? Atau mungkin hanya untuk dirimu sendiri ?

"Aku akan kembali ke kamarku sekarang"

Karena semua orang dari kelompok (Naga) sudah meninggalkan ruangan, Horikita juga bergerak untuk kembali ke kamarnya. Pada saat itu, Ichinose bertemu dengan Hamaguchi yang sepertinya sudah menunggunya di luar.

Ichinose melirik sekilas ke arah belakang Horikita, lalu berbalik untuk menatapku.

"Jika kau tidak keberatan, maukah kau menemaniku sebentar?" Ichinose bertanya padaku

"Tentu, tidak masalah"

Saat ini bukan hanya Ichinose tapi juga dua murid lainnya dari Kelas B bersamaku sehingga terasa sedikit sesak.

Kemudian setelah berpisah dengan Kanzaki dan tiba di geladak, kami tiba-tiba disambut oleh sosok murid yang sudah beralih ke suasana hati yang menyenangkan.

"Horikita-san mungkin sudah mengatakan itu, tapi aku masih percaya kita semua bisa bekerja sama dan masih ada ruang untuk kerja sama" Ichinose akhirnya memberitahuku.

"Ruang untuk kerja sama?"

"Ya, Kelas A tiba-tiba mengambil sikap seperti itu dan aku terkejut, namun masih ada ruang untuk kerja sama. Karena itulah kita perlu memperlihatkan segalanya, bukankah begitu?"

"Semuanya?"

"Pada akhirnya, di dalam  ujian ini terutama tentang menemukan ‘target’. Jadi itu artinya yang harus kita semua lakukan adalah mencari tahu sebanyak mungkin tentang ‘target’ untuk memperkecil kemungkinan tersebut, karena itulah aku akan memberitahumu... Aku bukan ‘target’, tapi aku akan menemukannya dan aku akan membawa 'kelompok' kita menuju kemenangan"

Ichinose dengan jelas mengatakannya sambil melihat jauh ke dalam mataku. Dan menambahkan hal ini,

"Jika kau masih ragu bahwa aku adalah ‘target’ dan aku hanya bersembunyi, bahkan jika kau bertanya kepadaku, maka tanggapanku terhadap hal itu sederhana saja ... Aku melakukan semua yang aku bisa untuk Kelas B"

Kata-kata itu menusukku dengan aura misterius yang seperti tidak bisa kupahami.

Setelah mengamati perilaku Ichinose sejauh ini, hanya ada satu hal yang perlu dipertanyakannya. Jika dia benar-benar ingin meminta kerja samaku di sini sekarang dan ingin mendapatkan kepercayaan penuh dariku, dia seharusnya melangkah lebih jauh. Maksudnya, Memperlihatkan isi ponselnya kepadaku untuk memastikan bahwa dia bukanlah “target". Tetapi Ichinose tidak menunjukkan tanda-tanda akan melakukannya, aku bahkan tidak menyadari adanya tanda-tanda bahwa dia mencoba mengeluarkan ponselnya.

Jadi haruskah aku merespon pernyataannya dengan blak-blakan dari seorang perempuan yang sakit jiwa? Atau sebagai cerita yang masih memiliki sisi tersembunyi untuk hal ini? Itulah alasan dibalik aura misterius itu. Mungkin keputusan yang bijak untuk jujur ​​dan menerima tawarannya di sini sekarang.

"... apa itu tidak masuk akal?"

Ichinose dengan cemas bertanya kepadaku setelah hanya menerima keheningan dariku.

"Tidak, maaf, itu bukan hal yang tidak masuk akal. Aku hanya terkejut jika kau akan bersikap jujur ​​kepadaku. Normalnya, seseorang tidak akan berusaha membawa seluruh 'kelompok' ke dalam kemenangan jika mereka benar-benar adalah ‘target’ "

"Aku tidak akan menggunakan kebohongan di tempat seperti ini, aku akan melakukannya jika aku merasa perlu selama ujian, tapi sebanyak yang aku bisa, aku akan mencoba untuk jujur" katanya kepadaku.

"Semua yang sudah aku katakan sejauh ini, yang ingin aku lakukan adalah  agar kelasku bisa menang dengan adil dan jujur. Aku hanya berpikir untuk menemukan ‘target’ untuk melihat apakah mereka memiliki pemikiran yang sama. Ah, Ayanokouji-kun tidak perlu menjawab jika kau merasa tidak perlu. Aku hanya ingin kau mengetahui perasaanku. Aku pikir akan lebih mudah jika kita berada di posisi yang sama"

"Meskipun hubungan kerja sama yang sempurna itu tidak mungkin, itu tetap merupakan ide bagus untuk menjaga hubungan yang baik. Jika aku tidak menjawab dengan jujur ​​di sini, hubungan ini mungkin akan hancur berantakan."

"Tidak, tidak, Bukan begitu"

Dia mencoba menghentikanku dan menjawabnya dengan panik, tetapi ini bukanlah sesuatu yang harus aku sembunyikan di sini.

Apa yang dikatakan Ichinose tidak diragukan lagi adalah benar, harga yang dia dapatkan dari mengkhianatiku di sini termasuk kecil. Tidak ada gunanya menipu Kelas D yang sudah tenggelam ke dasar dan hampir tidak bisa naik kembali pada saat ini. 

Tentu saja, aku tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa dia 100% jujur ​​seperti bagaimana seseorang tidak mampu 100% yakin bahwa mereka tidak akan menabrak asteroid dan mati. Tapi kurasa aku juga bisa jujur ​​kepadanya di sini.

"Aku bukan ‘target’,  bukan Yukimura juga, Aku bisa yakin tentang Yukimura, tetapi aku tidak tahu dengan Karuizawa dan Sotomura, dan secara pribadi, aku setuju denganmu Ichinose. Aku tidak keberatan"

Aku mendengar dari Yukimura, baik itu Sotomura maupun Karuizawa sepertinya adalah "target", tetapi sebaiknya aku meninggalkan pernyataan yang tidak pasti dari pembicaraan ini. Aku masih belum bisa mengatakan bahwa mereka bukan "target" dengan percaya diri. Dilihat dari sikap dan tingkah lakunya, apa yang Yukimura ceritakan padaku itu pasti benar.

Yukimura bukanlah ‘target’

"M-maaf, sepertinya aku sudah memaksamu untuk berbicara"

Ichinose kemudian menurunkan kepalanya di depanku seakan ditimpa oleh rasa bersalah. Tetapi tidak perlu minta maaf. Karena suatu hari, 'aku' yang seharusnya meminta maaf kepadanya atas apa yang akan aku lakukan.

"Hamaguchi-kun, bisakah kau kemari sebentar?"

"Ada apa, Ichinose-san?"

Ketika Hamaguchi mendekat, Ichinose mulai menginformasikan kepadanya tentang situasi saat ini. Setelah mendengarkannya, dia terlihat terkejut karena Ichinose berhasil membangun hubungan kerja sama dengan Kelas D. Aku pikir kepribadian Ichinose sendiri sudah mampu mendapatkan persetujuan dari kelas.

"Jika dia mengonfirmasinya juga, tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya, aku juga bukan ‘target’. Tidak masalah mempercayaiku" Hamaguchi memberitahuku.

Dan mengingat hubungannya dengan Ichinose, kepercayaannya juga cukup tinggi. Ada sedikit kelebihan jika berbohong di sini karena mampu merusak hubungannya dengan Horikita jika ketahuan.

"Jadi kau belum memeriksa kelasmu"

Jika seseorang seperti Ichinose yang terbakar oleh popularitas, dia mampu mendapatkan informasi dari kelasnya bahkan tanpa menggunakan teror seperti Ryuuen. 

"Aku mencoba untuk membiarkan teman sekelasku melakukan tindakan individual, hal semacam itu, ada seseorang yang hanya menginginkan poin untuk diri mereka sendiri. Lagipula , bukan berati aku bisa memutuskan ‘target’ di antara mereka atas kemauanku sendiri" kata Ichinose.

"Mungkin ini sulit, tapi aku akan memeriksa yang tersisa. Jika mereka menjawab dengan jujur, aku akan membiarkan Ayanokouji-kun mengetahuinya juga"

"Aku sangat bersyukur, namun bukan berarti aku akan memberitahumu segalanya tentang Kelas D. Kami masih belum bisa mengatakan bahwa kami sudah memiliki hubungan yang positif sejak dulu dan masih belum ada jaminan bahwa apa yang baru saja kau katakan kepadaku adalah sebuah kebenaran" aku memberitahu Ichinose. 

"Baiklah, selama Ayanokouji-kun sendiri bekerja sama denganku, aku akan puas dengan hal itu"

Dan dengan ini, kami bertiga mendiskusikan ujian dari sudut pandang netral dan Tiba-tiba bekerja sama di dalam kelompok (kelinci) menjadi sebuah kemungkinan.

Aku, Ichinose, Hamaguchi dan Yukimura. Kami berempat tentu saja bukan ‘target’. Aku yakin setidaknya  Yukimura memperhatikan tingkah laku dan sikapnya. 

Dengan ini tersisa sepuluh orang selain kami. "Target" tidak diragukan lagi bersembunyi di antara mereka bersepuluh. Bagaimanapun, ini pasti akan menjadi tugas yang lebih sulit daripada menemukan pemimpin selama ujian di pulau itu.

Itulah kenapa ini merupakan ujian.

"Target" juga akan merasakan tekanan pada diri mereka dan selama mereka menghindari tindakan yang terbuka, mereka dapat menyembunyikan diri mereka sendiri. Rasanya tidak adil sejak awal namun sekolah memang memastikan agar mengimbangi ujian.

"Jadi, bagaimana kau bisa menemukan ‘ target’? Bahkan jika kita bertanya secara langsung, aku ragu mereka akan menjawab dengan jujur. Bukan berarti mereka bisa dibujuk dengan kata-kata seperti kita bertiga" Hamaguchi mengatakannya kepada kami.

"Inti dari ujian ini adalah melakukan sesuatu soal itu kan?"

Tepatnya, ini adalah ujian berkualitas tinggi. Untuk mencerna informasi dari seseorang yang dengan putus asa berusaha menyembunyikannya. Sekarang dengan langkah Ichinose, perubahan situasi seperti saat ini pasti akan terjadi.