Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 3 Part 6
Pada hari selang ujian, aku memilih untuk melakukan tindakan
tertentu, tetapi tiba-tiba aku dipanggil oleh Sakura dan oleh karena itu aku
malah memutuskan untuk mendengarkannya.
"Sepertinya ujian kelompok Sapi sudah berakhir,"
kataku.
"Yeah..."
Aku memeriksa pesan di ponselku yang dikirim ke Sakura juga
ke semua murid yang lainnya oleh sekolah. Itu tertulis,
"Ujian untuk kelompok (Sapi) telah berakhir. Anggota
kelompok (Sapi) tidak lagi diminta untuk mengikuti ujian. Pastikan untuk tidak
mengganggu murid lainnya"
Itu adalah jenis pesan yang sama yang dikirim setelah ujian
kelompok (Monyet) berakhir. Sakura menatapku dengan tetapan khawatir.
"Apa aku... melakukan kesalahan?"
"Bukan, bukan itu, itu berarti seseorang dari kelompok
(Sapi) sudah melaporkan ‘target’ ke sekolah"
Terlepas dari kasus yang terjadi berkat penangkapan Kouenji,
mungkin pengkhianatan menjadi semakin biasa di dalam ujian ini. Entah itu
'pengkhianatan yang pasti' atau 'pengkhianatan karena terburu-buru'.
"Omong-omong, Sakura. Apa kau adalah ‘target’ di
kelompokmu atau apa itu adalah orang lain?"
Saat aku bertanya kepadanya, Sakura menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menyangkal hal tersebut.
Saat aku bertanya kepadanya, Sakura menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menyangkal hal tersebut.
"T-tidak, aku bukan ‘target’ tapi aku tidak yakin
dengan Sudo-kun dan yang lainnya..."
Bagi Sakura yang sudah menjadi bagian dari kelompok (Sapi)
hanya dalam dua hari, sepertinya dia tidak tahu apa yang harus dilakukan di
dalam situasi seperti ini.
"Jangan terlalu dipikirkan, aku bahkan masih belum tahu
‘target' dari kelompokku”
"Baiklah ... terima kasih Ayanokouji-kun, aku senang
kau memberitahuku hal itu"
"Bagaimana dengan situasi Kelas A? Dari rumor yang
beredar sepertinya mereka tidak berpartisipasi di dalam diskusi"
"Itu ... yeah, sama seperti yang orang lain katakan, mereka sama sekali tidak berbicara"
"Itu ... yeah, sama seperti yang orang lain katakan, mereka sama sekali tidak berbicara"
Sepertinya Katsuragi benar-benar menjalankan strateginya ke
semua kelompok. Itu berarti kelompok yang menyebabkan kejadian ini mungkin
adalah Kelas C. Tetapi di dalam masalah ini, sebuah pertanyaan akan muncul;
Ryuuen sudah mengabaikan peraturan yang ditetapkan oleh
sekolah, tetapi karena sekolah tidak mengumumkan secara aktif rincian dari
ujian, tidak mungkin untuk memastikan apakah aku benar atau tidak pada saat
ini. Itulah kenapa sulit untuk mengetahui aturan di balik ujian ini.
Jika aku salah menebak, aku akan berakhir dengan
penghancuran diri sendiri dan menerima kerugian besar tersebut.
Selain kelompok (Sapi), fakta bahwa kelompok lain belum
menyelesaikan ujian mereka berarti bahwa; bahkan Ryuuen pun masih belum
mengetahui jawabannya.
Setelah ujian yang misterius seperti ini selesai, tidak
heran jika banyak murid merasa tersesat.
"Jika ada sesuatu yang lain, jangan ragu untuk meminta
saranku kapan saja"
"Terima kasih, Ayanokouji-kun, sampai jumpa"
Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Sakura yang pergi
sambil mengayunkan tangan kecilnya dengan cepat dari satu sisi ke sisi yang
lain, sekarang aku menuju ke ruang paling bawah. Lalu aku turun ke tingkat yang
lebih rendah dari kapal di mana seseorang umumnya tidak akan pergi ke sana.
Meskipun daerah tersebut dilarang untuk murid, namun tetap
tidak terkunci agar para kru bisa mengaksesnya. Daerah dimana ruang kendali
berada, meski mudah diakses, itu sama sekali bukanlah tempat yang populer bagi
orang-orang untuk didatangi.
Jika seseorang berteriak dengan suara yang keras, gema akan
terbentuk, karena tempat ini sebenarnya secara otomatis tidak akan ada
orang-orang yang datang ke tempat seperti itu.
Hanya ada dua pintu masuk dan keluar ke tempat ini termasuk
yang umum. Yang lainnya adalah pintu yang mengarah ke tangga darurat yang
bahkan kru tidak menggunakannya.
Dari debu yang berkumpul di pintu tersebut, aku mengatakan
mereka sangat banyak. Itu berarti aku bisa memantau situasi hanya dengan
mengawasi satu jalan yang sering digunakan.
Selanjutnya, lebih mudah bagiku karena sepertinya ponsel
tidak mendapatkan jaringanya di sini. Terkadang ada jaringan muncul di sini,
tetapi kebanyakan akan menjadi sangat sulit untuk mengirim pesan atau
chattingan dari sini apalagi membuat sebuah panggilan.
"Semua bagian sudah ada di tempat ini" gumamku.
Yang tersisa hanyalah menjalankan rencana selangkah demi
selangkah sehingga aku memutuskan untuk tidak akan membuat sebuah kesalahan.
Pertama, aku harus menghubungi Hirata, lalu memintanya
memanggil Karuizawa ke tempat ini. Untuk memastikan ada cukup waktu untuk segalanya,
aku harus menghubungi Karuizawa setidaknya satu jam lebih cepat. Untuk itu, aku
naik kembali ke lantai atas untuk melakukan panggilan.
Aku yakin dia akan berhati-hati setelah kejadian pembicaraan
tadi malam, tetapi jika Hirata memanggilnya lagi untuk berbicara sendirian
dengan Karuizawa, dia pasti akan menanggapinya.
Dia bilang dia akan putus dengan Hirata, tetapi jika dia
benar-benar putus dengannya, dialah satu-satunya orang yang akan menderita di
situ. Selama Manabe dan kelompoknya mengincar dia, bagi Karuizawa, keberadaan
Hirata itu sangatlah penting baginya agar bisa melanjutkan kehidupannya di
sekolah.
"Aku sudah meminta Karuizawa-san untuk berada di sana
jam 4. Aku akan mengirimkan alamat Manabe-san kepadamu sekarang"
Aku menerima pesan dari Hirata.
Seperti yang diharapkan, dia mendengarkan permintaanku
dengan sangat baik dan sudah berhasil memanggilnya ke sini. Sebagai bonus,
Hirata bahkan tahu alamat kontak Manabe dari kelas lain. Jika tidak, aku harus
menanggung risiko dengan meminta bantuan kepada Kushida sehingga hal ini
menghemat masalahku.
"Tapi aku tidak bisa membantumu lebih dari ini. Tolong
jangan membuat Karuizawa-san sedih”
Hirata menambahkan hal itu sebagai sebuah catatan di bawah
pesan.
Jadi dia tidak ingin Karuizawa sedih, ya?
Jika dia tahu apa yang sebenarnya yang akan aku lakukan
kepada Karuizawa, aku yakin Hirata akan marah kepadaku, tetapi selama aku tidak
mengalami sebuah masalah, aku rasa itu akan baik-baik saja.
Dengan demikian, bahkan jika dia sedang beristirahat di sini
sekarang, selama dia tidak menyadari apapun setelah kejadian, itu tidak akan
menjadi masalah. Dengan menggunakan contoh yang ekstrem; bahkan jika kau
melakukan pembunuhan, selama bukti yang ada tidak mencukupi, kau akan aman.
Kemudian dengan cepat aku melewati teks yang aku tulis
beberapa saat yang lalu dan mengirimkannya. Isinya adalah,
"Hei, apa kau punya waktu?"
Kalimat singkat seperti itu.
Sebagai aturan yang umum, aplikasi chat yang aku gunakan
hanya bisa digunakan satu akun per-ponsel. Tetapi ada sedikit celah dalam
peraturan tersebut. Dengan menciptakan akun jejaring sosial utama yang baru,
kau bisa membuat akun lain untukmu sendiri. Tentu saja, umumnya tidak ada murid
yang membagi dirinya di antara akun utama dan sub akun karena tidak ada banyak
keuntungan jika beralih di antara akun tersebut. Tetapi dengan melakukan hal
ini, aku bisa menghubungi pihak ketiga tanpa identitasku.
Aku harus melanjutkannya dengan hati-hati dari sini. Selama
aku tidak melakukan kesalahan dalam proses ini, semuanya akan berjalan dengan
sempurna.
Meski pesannya berasal dari pengirim anonim, Manabe dengan
cepat membalasnya.
"Siapa kau?"
Tentu saja Manabe tidak mengenal si pengirim, menjawab
pertanyaan tersebut,
"Apa ada orang di sekitarmu saat ini?" Aku
membalas.
"Tidak, aku sendirian ... siapa dirimu?"
"Jangan tunjukkan chat ini kepada siapapun, ini hanya
untukmu"
"Aku adalah orang sama sepertimu. Kita membenci orang
yang sama, katakan saja seperti itu”
Meski tanda 'baca' dengan cepat muncul, Manabe meluangkan
waktunya untuk membalas. Mungkin dia masih belum mengerti maksud dari kalimat
tersebut.
“Apa kau sudah salah orang?"
"Aku tidak membuat kesalahan, Manabe-san, aku
menghubungimu untuk memberitahumu tentang Karuizawa-san yang sangat kau benci.
Aku pikir aku bisa berkonsultasi denganmu mengenai situasi ini, Manabe-san"
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tolong berhenti
mengirimkanku pesan"
Dia terlihat berhati-hati, tidak mengerti apakah aku ini
musuh atau bukan. Reaksi yang wajar. Aku harus mengatasi kesalahpahaman ini
terlebih dahulu.
"Sebenarnya, sebagai teman sekelasnya, aku sudah
menyimpan dendam terhadap Karuizawa-san selama ini. Karena itulah aku pikir
kita bisa bekerja sama dan membalas dendam padanya. Karena aku adalah teman
sekelasnya, sangat sulit untuku membalaskan dendamku kepada Karuizawa-san
secara langsung karena itulah aku ingin bekerja sama denganmu"
"Aku tidak tahu apa yang sedang aku bicarakan, aku akan
mengabaikanmu saat ini juga"
Meskipun dia mewaspadaiku, kenyataannya dia masih belum
memutuskan hubungannya denganku adalah bukti betapa dia sangat membenci
Karuizawa. Sudah pasti ini berasal dari keinginannya untuk membalaskan dendam
temannya, Rika dan juga kebenciannya terhadap Karuizawa. Dengan mudah aku bisa
membuat kesimpulan dari fakta tersebut bahwa Manabe menggunakan kekerasan untuk
membawa Karuizawa ke tangga darurat.
"Rika-chan masih takut kepada Karuizawa-san, apa kau
mau tidak membantunya sebagai teman? Wajah balas dendammu sangat kelihatan, kau
tahu? Tapi sebenarnya, kau tidak bisa melakukannya meski kau mau. Karena
setelah kejadian kemarin, Karuizawa-san menjadi waspada. Aku yakin dia tidak
akan pergi dari sisi Hirata-kun atau Machida-kun untuk sementara waktu dan dia
akan selalu bersama dengan teman wanitanya sehingga dia bisa menang dengan
sendirinya"
"Aku tidak butuh bantuanmu, aku hanya harus membawa
Rika agar bisa bertemu dengan Karuizawa-san. Kebenarannya akan terungkap"
"Aku ingin tahu apakah itu hal yang mudah, aku tidak
berpikir dia akan dengan mudah mengakui kesalahannya. Sebaliknya, itu akan
menyulitkan Rika-chan jika Karuizawa-san menggunakan kata-kata tak berperasaan.
Dia akan berakhir dengan melukai Rika-chan lebih jauh, tidak, bukan hanya itu
saja, jika dia menyimpan dendam, dia mungkin malah akan menggertak Rika-chan
lebih jauh lagi"
"... lalu apa yang harus aku lakukan? Apa kau ingin
mengatakan jika ada jalan lain?"
Keinginan Manabe untuk menyelesaikan ini dengan menggunakan
sebuah konflik dari kedua belah pihak yang berikutnya menjadi jelas.
"Itu dia, kau dan aku, kita bisa bekerja sama untuk
memastikan kita bisa membalas dendam kepadanya di tempat yang aman,"
"Dan jaminannya? kau terlihat seperti hanya berencana
menjualku kepada sekolah. Lagipula akun ini berbau seperti sub akun”
"Jika aku benar-benar menjualmu, jangan ragu untuk
menunjukkan chat ini kepada para guru, Manabe-san. Akun ini sudah terdaftar di
telepon sekolah. Dengan kata lain, aku mempertaruhkan identitasku untuk
membalas dendam kepada Karuizawa. Dengan begitu, akulah yang paling bertanggung
jawab disini, bukankah begitu?”
Aku yakin Manabe juga memahami hal ini dengan baik.
Sekalipun ini adalah sub akun, begitu kau menganalisisnya secara menyeluruh,
identitas seseorang di belakangnya bisa terungkap.
Jika itu terjadi, aku sebagai orang yang mendalangi rencana
pembalasan ini, akan menanggung hampir semua tanggung jawab dan pasti akan
dihukum dengan berat.
"Kalau begitu jika aku menunjukkan chat ini ke sekolah
sekarang, apa yang akan kau lakukan? Itu adalah akhir untukmu"
"Karena aku yakin Manabe-san bukanlah tipe orang yang
melakukan hal seperti itu, aku harus percaya agar bisa dipercayai"
"Aku mengerti apa yang ingin kau katakan, kurang lebih,
setidaknya aku akan mendengarmu"
Setelah itu aku mengulangi cerita yang sama kepadanya
berkali-kali. Tentang betapa aku membenci Karuizawa. Tentang bagaimana aku
ingin balas dendam kepadanya namun belum bisa karena merupakan seseorang yang
berada dalam posisi yang lemah. Dan bagaimana aku mendengar Manabe dan
teman-temannya bertengkar dengan Karuizawa. Aku sangat memastikan untuk
berperan sebagai korban.
"Begitu kita kembali ke darat, kontak dengan Karuizawa
pasti akan menjadi sulit. Karena asrama sekolah ditebari dengan kamera
pengintai, meskipun kau mencoba membawanya ke wilayah pribadi, akan ada mata
yang mengawasimu. Tempat ini, medan perang yang tidak memiliki jalan keluar
akan menjadi tempat yang sempurna untukmu."
Hal ini akan memastikan Manabe dan yang lainnya menyadari
tempat ini, hanya di kapal ini, tempat untuk mereka bisa membalas dendam
mereka.
"Jadi ... usulan apa yang bisa kau lakukan?"
Manabe yang akhirnya berhasil terjebak oleh rencanaku,
akhirnya mulai mengajukan pertanyaan.
"Aku bisa menghubungi Karuizawa-san, setelah itu, kau
bisa meluangkan waktu untuk berbicara dengannya dan menyelesaikan masalah"
Dan dengan begitu, melalui chat, aku mengirimkannya peta ke
lantai bawah kapal.
"Karena panggilan ponsel tidak bisa masuk di sana, dia
juga tidak bisa meminta bantuan dan tidak ada yang akan pergi ke sana"
"Aku mengerti... jadi kau bisa menghubungi
Karuizawa-san sebagai teman sekelas?"
"Aku ingin kau memutuskan sekarang. Apa mau bekerja
sama dengan rencanaku atau tidak? Setelah aku menelponnya, kau bisa memutuskan
apakah kau ingin membalas dendammu atau tidak. Apa kau tidak masalah dengan
itu?"
Setelah itu, untuk waktu yang lama, meski ada tanda 'baca'
yang muncul. Tidak ada jawaban yang datang dari Manabe. Kemudian, begitu
jawabannya datang, aku yakin aku akan berhasil.
Jika rencanaku untuk meyakinkannya melalui chat gagal, aku
sudah menyiapkan rencana lain di mana aku harus muncul di depan Manabe sendiri
melalui kontak langsung.
Tentu saja itu berbahaya. Karena aku sudah mengambil
beberapa foto Karuizawa yang diancam di tangga darurat, aku bisa memerasnya
untuk mengikuti rencanaku. Tetapi risikonya juga besar karena aku ingin
menghindari keberadaanku berdiri.