Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 4.5 Chapter 2 Part 4

Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4.5  Chapter 2 Part 4 


"Fuu ..."

Ketika aku kembali ke lobi asrama kami, Katsuragi ada di sana, duduk sambil mendesah dalam-dalam. Dia segera melihatku dan berdiri.

"Aku menunggumu. Maaf membuatmu menemaniku dengan sesuatu yang aneh hari ini" katanya padaku.

"Tidak. Akulah yang bersikeras mengikutimu. Aku menyesal karena tidak bisa membantumu"

"Tidak ada yang seperti itu. Sejak awal memang tidak mungkin. Aku tidak punya pilihan lain kecuali menyerah"

Dia pasti berniat menyerahkan hadiah ini kepada adiknya dengan segala cara, tapi karena dilarang oleh peraturan sekolah, sepertinya Katsuragi sudah menyerah.

"Jika kau mau, tolong makan ini dengan temanmu, aku tidak terlalu suka sesuatu yang manis"

Mengatakan itu, dia menyerahkan kantong hadiah itu. Tapi, aku tidak mengambilnya.

"Semuanya sia-sia"

"Aku mengerti, aku pikir kau tidak akan bahagia bahkan jika aku memberimu sesuatu yang pada awalnya ditujukan untuk orang lain"

Setelah mengatakan itu, Katsuragi sedikit menunduk saat ia bergerak kembali ke kamarnya.

"Katsuragi"

Aku memanggilnya dan menghentikan laki-laki itu.

"Ada apa?"

"Aku mungkin bisa membantumu, aku sudah memikirkan cara untuk memberikan hadiah itu kepada saudara perempuanmu"

"Aku sudah ditolak oleh dewan murid yang paling erat dengan murid. Aku ragu ada solusi yang lain"

"Itu karena kau tidak memiliki keberanian untuk melanggar peraturan. Jika kau mengabaikan peraturan, ada sebuah cara"

"..... Aku tidak akan melakukan tindakan yang berisiko"

Kurasa itu tidak mungkin bagi seseorang yang serius seperti Katsuragi yang juga kebetulan menjadi pemimpin Kelas A.  Terlebih jika itu benar-benar terjadi, akan menjadi peringatan untuk kelas yang lebih rendah. Dia tidak akan dengan patuh mendengarkannya.

"Aku pikir akan sangat membantu jika kau mendengarkanku, itu pun jika memberikan hadiah itu penting untukmu"

Meskipun masih liburan musim panas, Katsuragi sudah berulang kali pergi ke ruang dewan murid untuk mendapatkan izin memberikan hadiahnya. Aku mengerti perasaannya dalam hal ini yang tidak tanggung-tanggung.

"Apa ini sesuatu yang harus kita bicarakan di tempat seperti ini?"

Katsuragi menunjuk ke orang-orang di sekitar kami dan juga kamera pengintai.

"Aku pikir begitu, ini bukan tempat yang bagus. Apa kau mau pergi ke kamarku?"

Orang lain biasanya keluar masuk dari kamarku setiap hari, tidak akan ada masalah jika aku membawa Katsuragi masuk. Katsuragi dan aku, kami berdua menuju ke kamar asrama.

Untungnya, mengesampingkan teman sekelas, kami bahkan tidak bertemu dengan satu pun murid saat kami tiba di kamarku. Aku membuka pintu kamarku dan menyalakan lampu.

"Silakan masuk"

"Ini adalah ruangan yang sedikit bersih, atau lebih tepatnya, tidak ada apa pun di sini. Ini mengingatkanku pada hari kita terdaftar"

"Aku sudah sering mendengarnya"

Kemudian setelah mengambil tempat kami duduk, aku menyalakan AC dan menuangkan teh ke dalam cangkir.

"Lalu? kau sedang berbicara tentang peraturan sekolah atau apapun itu sebelumnya"

"Misalnya, jika kau mencoba mengantarkan hadiah dari sekolah, itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, karena pengiriman ke luar wilayah sekolah pada umumnya dilarang, kau juga tidak bisa menggunakan kantor pos"

Ada kantor pos yang terletak di halaman sekolah, hanya sedikit tempat seperti itu yang hanya digunakan oleh guru. Murid tidak memasukinya. Sudah jelas bahkan jika kami minta kepada mereka, kami akan ditolak. Itulah sebabnya kenapa Katsuragi pergi ke dewan murid untuk mencoba mendapatkan izin dan membuat rencana.

Tapi karena mereka juga menolaknya, dia menyimpulkan bahwa tidak mungkin mengirimkan hadiahnya bulat-bulat.

"Itu adalah fakta, bukan? Jika tidak ada cara untuk mengantarkannya, tidak ada yang bisa dilakukan. Atau, apa kau mau mengatakan bahwa ada cara lain untuk mengantarkan sebuah paket?"

"Itu dia. Berani membawa hadiah ke luar wilayah sekolah tanpa memikirkannya terlalu keras"

"Jangan bodoh, siapa yang bisa melakukan itu? Sudah pasti bukan pegawai sekolah, kan?"

Satu-satunya yang bebas memasuki dan meninggalkan halaman sekolah setiap hari adalah karyawan yang bekerja di berbagai toko yang berada di halaman sekolah. Dengan kata lain, jika kami memanfaatkan karyawan semacam itu, maka ini akan menjadi tugas sederhana untuk mengirimkan hadiah. Tapi ada hambatan besar dengan itu.

"Orang-orang yang bekerja di sekolah ini bekerja dengan peraturan yang ketat. Mereka tidak akan mau menanggung risiko dengan mendengarkan permintaan seorang murid seperti kita. Di sisi lain, kemungkinan besar mereka akan melaporkan orang-orang seperti kita yang mencoba melanggar peraturan"

Jika itu terjadi, Katsuragi kemungkinan besar akan menerima hukuman berat.

"Tentu saja tidak, tidak ada orang dari luar yang bisa kita percayai"

Aku juga berpikir begitu, itulah yang mata Katsuragi katakan.

"Kau tidak mengatakan bahwa kau bisa meninggalkan sekolah tanpa izin, bukan?"

"Tentu tidak, aku sadar jika meninggalkan sekolah tanpa izin akan menimbulkan hukuman yang berat"

Tentu saja, pintu masuk dan pintu keluar semua dipantau dengan ketat, dan dengan keajaiban, bahkan jika kami berhasil melewatinya, hal itu akan menyebabkan drop out, jika kami ketahuan.

Bahkan jika kami ingin melanggar peraturan sekolah, risikonya terlalu tinggi.

"Tentu saja kita tidak bisa memanfaatkan karyawan, tapi kalau itu sesama murid, itu cerita yang lain"

"Murid itu tidak ada gunanya. Jika tidak ada alasan yang cukup bagus, murid tidak bisa meninggalkan sekolah"

"Tapi, ada juga pengecualian yang terlibat dengan alasan yang masuk akal itu"

"Pengecualian....? Jika mereka bisa meninggalkan halaman sekolah ... tidak mungkin...”

Katsuragi yang pintar secara alami mencapai kesimpulan seperti itu dengan cepat.

"Turnamen klub, ya?"

"Seperti itulah"

Tak peduli betapa isolasionisnya sekolah ini, ada beberapa hal yang tidak bisa dihindari. Contoh yang cocok adalah turnamen klub. Untuk turnamen yang dilakukan di luar sekolah, tidak ada pilihan selain meninggalkan sekolah dan menuju ke lokasi di luar.

"Tentu saja, jika memang seperti itu, tidak mustahil membawa barang-barang ke luar sekolah, tapi sekolah juga harus sadar bahwa ada risiko terjadinya hal seperti itu. Pasti ada pemeriksaan barang bawaan"

"Benar, tapi ada banyak cara untuk melewatinya, bukan? Tidak seperti tes doping yang dilakukan di Olimpiade, bukan berarti mereka memeriksa setiap inci tubuhmu"

"Itu benar tapi ..."

Katsuragi terlihat sedang memberikan beberapa pemikiran sambil memandang lurus ke depan pada saat bersamaan.
"Ditambah risiko dikeluarkan, beban yang akan diberikan kepada murid yang melaksanakannya bukanlah hal yang sederhana. Tapi menilai dari nada bicaramu, Ayanokouji, kau mengatakan bahwa ada seseorang yang bisa diandalkan?"

"Itu benar, tapi untuk meyakinkan mereka, sangat penting untukmu menemuinya sendiri"

Kira-kira 1 jam setelah aku mengajak Katsuragi ke kamarku, aku memanggil seorang laki-laki yang baru saja pulang dari aktivitas klubnya. Kami berbicara dengan laki-laki yang turnamennya akan berlangsung lusa nanti, untuk meminta kerja sama.

"Hah? Jangan bercanda, siapa yang rela melakukan sesuatu seperti itu?"

Setelah mendengar usulan Katsuragi, Sudou bereaksi dengan penolakan seolah sedang meludah kepadanya. Tapi itu wajar, jika dia ditemukan melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tidak ada yang tahu hukuman macam apa yang akan dia terima.

"Sejak awal tidak ada alasan kenapa aku harus mendengarkan permintaan si botak ini di sini"

"jadi seperti itu?"

Sepertinya Katsuragi juga  tidak mempercayai Sudou dan masih ragu dengan rencana ini.

"Daripada itu, entah kau akan menerimanya atau tidak, aku ingin bertanya sesuatu kepada Sudou. Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan sekolah?"

"Bahkan jika kau menanyakan itu kepadaku". Sudou, yang masih tidak puas dengan situasi ini, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menjawabnya dengan serius.

"Bergantung pada situasinya, ada kemungkinan Katsuragi juga akan memberimu imbalan yang sesuai yang kau tahu"

"Imbalan?"

"...... itu benar, aku pikir kita harus membayar"

Setelah mendengar itu, Sudou yang tidak memiliki motivasi untuk melakukannya sejak awal, mulai memberikan pertimbangan serius.

"Pertama di pagi hari, sebelum naik bus untuk sampai ke turnamen, kami mendapat pemeriksaan barang bawaan sederhana, lalu ponsel kami disita. Setelah itu kami mengganti baju dan masuk ke lapangan, makan, setelah turnamen selesai, kami makan di lapangan. Aku tidak tahu rincian pastinya”

"Bagaimana dengan tempat di mana kau akan mendapatkan ganti pakaian dan menggunakan barang bawaanmu?"

"Loker di ruang ganti, seperti biasa.Tentu saja, para guru tidak akan ada saat kau mengganti pakaian, tapi pengawasannya ketat, bahkan toilet pun tetap terpisah untuk kami gunakan dan kami bahkan tidak bisa berbicara dengan murid-murid dari sekolah yang lain"

Katsuragi yang sedang mendengarkan percakapan kami, dengan tenang mensimulasikan situasinya.

"Sepertinya memang sangat ketat. Pertama, sepertinya bukan ide yang bagus membawa barang bawaan bersamamu"

"Apa boleh membawa makanan bersamamu?"

"Ahh, itu terserah kami. Hanya sedikit yang melakukannya, tapi ada yang membawa itu"

"Jika seperti itu, sepertinya tugas yang cukup sederhana untuk dilakukan"

Aku bangkit, dan membawa kotak makan siang yang tertutup dan sebotol air yang diletakkan di atasnya. Awalnya ini merupakan bagian dari peralatan yang telah disiapkan sekolah untuk para murid. Di setiap kamar murid, masing-masing ini ditempatkan tanpa kesalahan.

"Aku sudah meletakkan kotak hadiah di dalam kotak makan siang, seharusnya ini tidak sesuai dengan ukurannya, dan kantung itu, aku sudah menggulung dan meletakkannya di dalam botol air. Jika aku melakukan ini, seharusnya tidak ada yang tau”

Tidak peduli berapa banyak pemeriksaan yang guru lakukan, mereka tidak akan bertindak sejauh ini untuk melihat isi kotak bekal.

"Tunggu dulu, mengkipun aku bisa membawanya, bagaimana cara memberikannya? Tidak ada cara untuk mengantarkannya dan aku juga tidak punya uang."

"Kalau soal uang jangan khawatir, kau hanya perlu menggunakan ini"

Aku mengeluarkan slip uang tunai yang aku dapatkan di kantor pos.

"Yang tersisa hanya pada hari itu, cari kesempatan dan kirimkan melalui pos"

“Kau mengatakan seolah ini adalah sesuatu yang sederhana. Pada akhirnya, itu bagian tersulitnya, kan?"

"..... itu benar, ini adalah cara terrealistis yang bisa kami pikirkan, tapi risikonya juga tinggi ...."

Itu karena selain dirinya sendiri yang terlibat dalam pelanggaran peraturan sekolah, dia juga menyuruh Sudou dari kelas lain untuk terlibat juga. Umumnya Katsuragi akan segera menyerah, tapi dia masih belum menunjukkan tanda-tanda itu kepada Sudou.

"Sayangnya aku tidak mempunyai orang lain yang bisa aku mintai dari kelasku,  jika aku bisa memintamu melakukan ini, maukah kau melakukannya?"

Katsuragi menunduk dan meminta bantuan. Aku bisa mengerti dengan jelas betapa pentingnya keberadaan saudaranya bagi Katsuragi.

"Sudou, aku pikir ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak bisa kau terima dengan normal. Tapi, sebaliknya, ini juga memberi keuntungan besar untukmu, bukan?"

"Keuntungan? Maksudmu keuntungan yang tadi kau bicarakan sebelumnya?

 Saat melihat ke Katsuragi, dia mengangguk seolah mengerti.

"Aku akan membayarmu 100.000 poin sebagai hadiah jika kau berhasil"

Untuk tawaran awalnya, Katsuragi melemparkan hadiah dalam jumlah besar. Sudou menegang pada saat itu.

Dari sudut pandang seseorang yang nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan 1000, 2000 poin setiap hari, itu akan menjadi jumlah yang luar biasa.

"Apa alasanmu ingin mengirimkan paket itu?"

Dengan jumlah poin yang luar biasa tingginya, sebaliknya, kewaspadaan Sudou naik dan dia mengajukan pertanyaan itu.

"... aku punya saudara kembar. Kau pasti sudah dengarnya dari Ayanokouji"

Itu adalah sesuatu yang dia bicarakan di ruang dewan murid juga. Tapi, hanya untuk saudara perempuan saja dia memberikan perhatian yang sangat spesial. Ada banyak sekali saudara laki-laki dan perempuan yang bisa berhubungan dengan baik, tapi akan menimbulkan sedikit keraguan bahwa dia bersedia bertindak sangat jauh dengan melanggar peraturan untuk merayakan hari ulang tahunnya.

"Saudaraku sakit, kau tahu, lebih dari itu, karena orang tua dan kakek nenekku sudah meninggal, sekarang dia dijaga oleh kerabat kami. Jadi aku sudah seperti orang tua pengganti untuknya, jika aku tidak merayakan ulang tahunnya, siapa lagi? " Kata Katsuragi.

Aku sudah memikirkan hal yang lain, tapi situasi tersembunyinya jauh lebih berat daripada yang aku pikirkan.

"Aku sudah mengerti tentang peraturan sekolah ini bahkan sebelum aku mendaftar, tapi aku tidak menyangka bahwa aku tidak akan bisa mengirim satu paket pun. Aku akui itu adalah kesalahanku, tapi bahkan jika aku mengakuinya, aku masih ingin mengirim hadiah untuk adikku dari kakaknya tidak peduli apapun yang terjadi"

Yah, aku memang memeriksa peraturan sekolah dengan sekilas, tapi mereka tidak menyebutkan hal seperti itu secara khusus. Paling tidak, hanya disebutkan bahwa meninggalkan tempat sekolah tanpa izin saat terdaftar itu dilarang. Tidak ada yang lain selain komunikasi dengan pihak luar dilarang itu tertulis. Tentu saja, kontak melalui surat-surat yang dilarang juga akan disertakan dalam hal itu, namun ini adalah fakta bahwa 'Kau tidak bisa mengirim paket' tidak tertulis dalam peraturan.

"Jadi itulah kenapa kau mendatangiku"

Saat aku mengangkat bahu, Sudou berbisik dengan suara yang cukup keras agar Katsuragi bisa mendengarnya juga.

"Yang lebih penting, apa yang kita lakukan jika kita dikhianati? Aku tidak menginginkan sesuatu seperti yang sudah terjadi dengan Kelas C, kau tahu?"

Beberapa waktu yang lalu, dia terjerumus ke dalam jebakan dan hampir dikeluarkan dari klub basket sebagai dampaknya.

"Tidak perlu khawatir tentang itu, seharusnya dia juga tahu bahwa kita akan memikirkan hal seperti itu"

Dia pasti punya sebuah usulan untuk ini. Katsuragi juga mengangguk seolah itu sudah jelas.

"Sebagai uang muka, aku akan mentransfer 20.000 sekarang. Sisanya 80.000 poin akan dibayarkan nanti sebagai hadiah atas kesuksesanmu"

Dengan melakukan itu, jika sesuatu terjadi, pasti akan meninggalkan bukti keterlibatan. Ini berarti kedua sisi akan terjebak di dalamnya juga jika mereka memutuskan untuk mengkhianati pihak lain.

"20.000 sebagai uang muka ... tapi ..."

Meskipun jumlahnya sangat banyak, aku bisa mengerti alasan kenapa Sudou menghindari hal ini. Dia sedang memikirkan kehidupan basketnya. Jika pelanggaran peraturan ditemukan di tengah kegiatan klub bola basketnya, dia mungkin akan dilarang melakukan aktivitas klub. Kemungkinan besar dia takut akan bahaya itu.

"Aku sudah memikirkan rencana yang matang dan aku juga sudah memikirkan apakah ini jebakan atau tidak, tapi jika kau gagal, sudah jelas aku juga akan terkena imbasnya"

Jika ketahuan, Katsuragi juga akan menerima kerugian yang setara, atau bahkan lebih besar dari Sudou sendiri. Jika dia tidak memiliki tekad yang seperti itu, semua ini tidak akan ada. Tapi aku yakin Katsuragi juga memikirkannya. Jika dia memberikan sejumlah besar poin, sebuah batasan untuk memastikan bahwa dia tidak dikhianati juga oleh pihak lain.

"Yang tersisa hanyalah jika kau ketahuan, huh....."

Jika itu terjadi, Katsuragi tidak akan bertanggung jawab untuk itu. Dengan kata lain, hanya Sudou yang akan menderita. Mempertimbangkan pilihan dalam skala, bagaimana dia bisa mengambil keputusannya?

Sekilas melirikku, sepertinya Sudou berhasil mencapai pemahaman karena dia memiliki ekspresi yakin di wajahnya.

"Aku mengerti, yang harus aku lakukan adalah memberikannya dengan benar, bukan? Hanya aku yang bisa melakukannya, seseorang yang akan menerima sesuatu yang berbahaya"

"Apa kau tidak keberatan....?"

Meskipun Katsuragi ingin membujuknya, dia mengerti bahwa kemungkinan permintaannya akan diterima sangat rendah bahkan jika dia memberikan sejumlah poin, atau Sudou meminta lebih banyak poin hingga akhirnya negoisasi gagal. Sudah pasti ada gambar semacam itu. Artinya, keberadaan laki-laki bernama Sudou memang tidak terduga dan seorang penyelamat bagi Katsuragi.

"Jika kau memberi tahuku tentang saudara perempuanmu yang sakit-sakitan, sulit untukku menolaknya" kata Sudou sambil menggaruk kepalanya dengan ekspresi emosional.

"........"

Tapi Katsuragi yang biasanya berhati-hati tidak menunjukkan tanda-tanda akan bahagia dengan keberadaan Sudou semacam itu. Sambil menyilangkan lengannya dengan ekspresi yang sulit, dia sepertinya sedang memikirkan hal ini dalam diam.

"Seperti yang sudah aku katakan, aku akan melakukannya, apa ada yang lain?"

"Mungkin dia masih meragukan kita tentang kemungkinan kita akan mengkhianatinya atau tidak"

"Apa yang kau katakan? Dia yang memohon dan sekarang dia meragukan kita"

Sepertinya Katsuragi adalah tipe yang menekankan bermain dengan aman. Ketika pihak lain mulai bersikap lebih tegas, dia berbalik untuk mencurigai. Mungkin sifatnya menjadi semakin mencurigakan saat percakapan berlangsung lancar.

Tentu saja sejak awal, aku juga mengerti hal seperti itu. Sayangnya, dalam kasus khusus ini, itu hanya akan menjadi kecemasan yang tidak perlu.

Sudou tidak memiliki sisi terbuka atau sisi rahasia di dalam dirinya. Jika aku bisa menambahkan ini, aku juga sama. Aku tidak pernah sekali pun pernah menjebak Katsuragi. Jika aku harus mengatakannya, sebaiknya membuat Katsuragi berhutang kepada kami selain mendapatkan poin pribadi milik Katsuragi.

Bahkan pada kesempatan ketika Katsuragi mengkhianati kami, selama kami memiliki tekad untuk menghancurkan diri sendiri, kami bisa melibatkannya juga. Dengan begitu, Katsuragi, yang sudah menunjukkan kelemahannya sejak awal, pada dasarnya tidak memiliki keuntungan di atas kami.

Dari situasi ini, aku juga bisa menganggap bahwa situasi ini bukanlah sebuah tipuan. Setelah mencapai kesimpulan seperti itu, aku sudah memperkenalkan Sudou sebagai perantara untukya. Aku tidak tahu seberapa banyak poin yang dimilikinya, tapi dengan 100.000 poin, hal itu akan mendapatkan banyak keuntugan.

"Seandainya, tujuan transfernya bukan Sudou tapi Ayanokouji? maafkan aku Ayanokouji tapi aku akan menyuruhmu memindahkan poin ke Sudou setelah dia berhasil"

"Kenapa aku harus menerima tugas yang merepotkan itu?"

"Keselamatan, kurasa"

Jika Sudou terjebak dalam upaya membawa hadiah atau mengirimkannya, jika transferan dari sejumlah besar poin ditemukan, sekolah akan mengalihkan pandangan mereka yang ragu ke arah itu. Tapi jika tujuan transfer adalah seseorang yang berbeda, itu tidak akan terjadi kepada Katsuragi.

Sudou terlihat tidak puas dengan itu, tapi sepertinya dia sudah menyetujuinya setelah aku setuju untuk mentransfer poin kepadanya nanti.

"Satu hal lagi, aku harus punya bukti kuat bahwa kau tidak berbohong"

"Hah? Apa maksudmu dengan berbohong?"

Aku tahu masih ada bagian yang Katsuragi khawatirkan. Itu adalah fakta bahwa Sudou bisa saja berbohong tentang 'mengirim hadiah melalui pos'. Bahkan jika Sudou sudah berbohong seperti itu, Katsuragi tidak akan munkin bisa memastikannya. Karena dia tidak bisa menghubungi keluarganya di luar, Entah itu hadiahnya diterima atau tidak, dia harus menunggu lebih dari 2 tahun sampai lulus untuk mencari tahu. Pada saat itu, semuanya sudah terlambat.

Aku memikirkan beberapa cara untuk menemukan bukti semacam itu. Cara yang paling sederhana dan yang paling terpercaya. Aku menyimpulkan cara terbaik yaitu dengan mengambil bukti foto surat dengan ponsel.

Tapi memasukkannya ke dalam kata-kata memang sedikit sulit. Aku tidak ingin mengucapkannya dengan ceroboh dan menarik perhatian Katsuragi.

"Kau ini mau memberikannya atau tidak?  aku tidak punya tempat untuk memastikannya"

"Seharusnya aku tidak akan mungkin bisa berbohong, apa kau ini bodoh?" Kata Sudou.

"Tentu saja aku mau mempercayaimu, tapi kau dan aku tidak punya sejenis hubungan di mana aku bisa mempercayaimu berdasarkan kepercayaanku kepada dirimu sendiri”

Di depan Sudou yang sedikit tidak puas, Katsuragi menyilangkan tangannya seolah sedang sedikit berpikir.

"Kita akan mengunakan ponsel, saat kau mengirimkannya melalui pos, aku ingin kau merekam video dan mengirimkannya kepadaku. Jika kau melakukan itu, kesan kejujuranmu akan meningkat"

Sepertinya Katsuragi berhasil mencapai salah satu cara itu dengan cukup baik.

"Apa au mendengarkanku? Aku sudah bilang kalau ponsel itu disita"

"Tentu saja aku mengerti, dan karena itulah Ayanokouji, aku juga ingin kau bekerja sama"

"Dan itu artinya?"

"Masih banyak ruang yang tersisa di botol air ini, letakkan ponselmu setelah mematikannya. Jika kita melakukan itu, Seharusya kau bisa membawa ponsel ini ke luar tanpa ketahuan"

Karena satu murid diberi satu ponsel berdasarkan peraturan, jika dalam pemeriksaan barang bawaan, Sudou menyerahkan ponselnya sendiri, tidak akan ada kecurigaan lagi.

"Tentu saja, jika kau akan menyerahkan ponselmu, aku juga bersedia memberimu hadiah"

Mengatakan itu, dia menawarkan hadiah 10.000 poin untukku. Tidak buruk juga.

"Aku mengerti, aku akan bekerja sama"

"Apa kau yakin, Ayanokouji?"

"Ini hanya sesuatu yang bisa aku sebut bekerja sama. Aku juga mendapatkan apa yang Katsuragi katakan, dan selain itu, mendapatkan poin akan sangat membantuku"

"Kalau begitu aku akan menyerahkannya padamu" kata Katsuragi sambil menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan ruangan dan kembali.

"... Aku sangat gugup berkat sesuatu yang tidak penting"

"Apa kau baik-baik saja, Sudou?"

"Ini adalah kali keduaku berpartisipasi di dalam sebuah turnamen, kau tahu? Setidaknya aku mendapatkan kesempatan..."

Tapi meski begitu, karena dia sadar dia akan melakukan sesuatu yang buruk, aku bisa mengerti bahwa dia merasa sedikit terhambat. Tapi karena Sudou menjalani hidupnya sebagai anak nakal, dia menunjukkan sikap yang sedikti tenang.

"Jadi kapan kau akan menyerahkan ponselmu?"

"Sepertinya.... mungkin, aku mau mempertimbangkan cara yang lain. Jika aku memberikan ponselku, transferan sejumlah besar poin akan tetap ada dan jika secara kebetulan ada sesuatu yang terjadi, itu hanya akan menjerat kakimu. Kalau memungkinkan, aku mau menggunakan ponsel pihak ketiga”

Akan lebih baik jika aku bisa mendapatkan ponsel dari seseorang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi seperti Ike atau Yamauchi.

"Tidak ada yang akan meminjammu ponsel mereka"

"Jika aku mengatakan akan memberi mereka 5000 poin, mereka akan dengan senang hati meminjamkan ponsel mereka".

"... Kau orang yang sangat jahat" kata Sudou padaku.

Jadi, Sudou dan aku yang menerima permintaan dari Katsuragi, membuat persiapan untuk mengirimkan paketnya nanti. Tentu saja, setelah itu, Sudou berhasil menipu mata sekolah dan berhasil mengirimkan paketnya. Dan dia juga berhasil merekam video saat itu, menghapus data dan transfernya.

Aku tidak tahu apakah itu berhasil terkirim ke adiknya Katsuragi, tapi aku yakin itu akan berjalan dengan lancar. Kupikir itu semua berkat Sudou yang sudah menyelesaikannya tanpa masalah, tapi mungkin saja, kupikir Horikita yang lebih tua mungkin juga akan terlibat.

Karena seharusnya dia juga tahu bahwa kami akan mencoba sesuatu, jika itu adalah dia, seharusnya dia bisa membuat pengaturan yang dibutuhkan untuk mencegahnya. Sebaliknya, dia pasti mampu mengawasi Sudou saat dia melanggar peraturan.

Itu hanya imajinasi egoisku dan aku tidak bermaksud untuk memastikan kebenarannya. Karena aku merasa, jika itu memang benar, suatu hari tanpa perlu bertanya, aku akan mengerti kebenarannya.

Setelah meninggalkan kamar Ayanokouji, Katsuragi kembali ke lantai kamarnya dengan menggunakan lift. Dan ketika dia melakukannya, entah bagaimana, dua murid laki-laki ada di sana menunggu di depan kamarnya.

"Apa yang kalian lakukan di depan kamarku?"

"Ooh... kau akhirnya kembali, huh, Katsuragi, kau terlambat, dasar kamvret!"


"Muu ... kalian adalah murid kelas D, ya?"

Kedua orang ini terlihat akrab dengan Katsuragi, dan sementara memiliki keraguan tersendiri, dia menanyakan hal tersebut.

"Itu tidak penting, ngomong-ngomong, selamat!

Segera setelah mengatakan itu. Panci! Party Popper meledak dan menyerang Katsuragi.

"A-apa maksudnya ini?"

"Maksudnya? Ulang tahunmu, kan? Makanya kami datang ke sini lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu!"

"M-merayakan? Kalian dari kelas D? Kenapa? Tidak ada alasan, kan?"

“Tentu saja alasannya, karena kita semua perjaka disini, ayo kita berteman mulai sekarang, ya?"

Katsuragi mundur sebagai respons terhadap bahasa yang vulgar, tapi Ike secara paksa memberikan hadiah ulang tahun kepadanya.

"Tolong makan ini. Ini kue ulang tahun yang dipilih oleh idola kami, Kushida Kikyo-chan!"

"Aku tidak bisa menerima..."

“Jangan khawatih, jangan khawatir"

kotak itu ditekan secara paksa ke arahnya.

"Sampai jumpa lagi!"

Dengan begitu, murid-murid dari Kelas D pun pergi.

Satu-satunya yang tertinggal adalah sampah kertas yang berserakan di depan ruangan dan kue.

"Meski ini adalah kue, rasanya sedikit hangat"

Ketika Katsuragi perlahan membuka kotak itu, itu adalah kue coklat di yang dengan cepat mendingin dengan suhu kamar dan menjadi kental.

"... ini, bentuk penghinaan yang baru .....?"

Katsuragi tidak bisa tidak memikirkannya.