Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa IndonesiaVol 4 Chapter 3 Part 1

Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa IndonesiaVolume 4 Chapter 3 Part 1 


DUA PERTANYAAN


"...apa kau bercanda?"

Horikita memanggilku dengan nada yang menyalahkan.

"Sayangnya memang benar jika Kouenji tiba-tiba bertindak dan mengakhiri ujian di kelompoknya" balasku padanya.

"Apa kau bodoh? kenapa kau tidak menghentikannya dan mengamuk di sana? Itu adalah tanggung jawambmu sebagai teman sekamarnya"

"Itu mustahil, tidak ada gunanya menangis seperti susu yang tumpah saat ini"

Rencana kasar yang Kouenji gunakan untuk mengakhiri ujian di kelompoknya telah menyebar dikalangan murid dan menyebabkan kelas tersebut menjadi heboh. Karena itulah saat pembicaraan kemarin, Horikita  langsung saja ingin bertemu denganku. Sepertinya dia masih belum yakin saat dia menggelengkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain.

"Aku akan memarahinya lain kali ketika aku bertemu dengannya. Aku ingin menghindari kejadian seperti itu lagi masa depan"

“Kau harus tahu jika itu tidak ada gunanya, kata-kata seperti itu tidak akan sampai kepadanya, kau akan terseret oleh langkahnya. untuk saat ini, berkonsentrasilah kepada kelompok kita sendiri" kataku sebagai tanggapan.

Karena dia teman sekamarku, mungkin aku akan disalahkan karena tidak menghentikannya tepat waktu, jadi aku memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan.

"Itu benar. kelompokku penuh dengan musuh yang merepotkan, tetapi aku tidak akan kalah dari mereka"

Sikapnya kuat seperti sebelumnya, dan kurasa aku harus menyerahkan masalah ini kepadanya. 

Di akhir, aku juga mengalami sedikit masalah karena berurusan dengan Ichinose yang Hoshinomiya-sensei kirim untuk memata-mataiku.

“Omong-omong, karena kau juga seorang gadis, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu" kataku padanya.

"Apa maksudmu? Aku adalah seorang gadis sejak awal, kau tahu" dia langsung membalas.

karena salah mengerti, dia menganggap kata-kataku sebagai sebuah sindiran saat dia menatapku dengan mata yang sedikit kecewa.

"Tidak, bukan begitu, aku hanya mengatakan bahwa aku ingin bertanya kepadamu sebagai perempuan"

Karena sepertinya dia akan menjadi semakin marah jika aku terus berusaha membuat alasan seperti itu, aku segera terjun ke intinya.

"Aku ingin informasi tentang Karuizawa" kataku padanya.

Karena aku berencana untuk melakukan kontak dengan Karuizawa, aku memerlukan informasi tentang dia. Jika dia membuat peringkat anak laki-laki di kelas, aku pasti berada di posisi terbawah.

"Jadi kau ingin meminta saran denganku tentang masalah Karuizawa?"

Aku mengangguk.

"Aku ingin melacak anggota kelompokku, tapi aku merasa sedikit kesulitan, aku bisa saja menghadapi Sotomura dan Yukimura, tapi Karuizawa adalah masalahnya. Setelah ujian di pulau itu selesai, kau pernah diundang makan siang oleh Karuizawa, kan?"  

"Kau harus tau jika aku sudah menolaknya, aku sama sekali tidak tertarik dengan Karuizawa-san. Jika kau menginginkan informasi tentangnya, kenapa kau  tidak bertanya dengan Hirata-kun? Jika dia, itu pasti bisa membantumu"

Itu benar, tetapi sebelum ujian dimulai, aku sudah melewatkan kesempatan untuk makan siang bersama Karuizawa dan Hirata. Tentu saja Hirata juga mengingat kejadian itu, jadi aku menghindar untuk bertanya kepadanya saat ini.

"Apa kau khawatir jika dia mungkin adalah ‘target’ atau semacam itu?" Horikita tiba-tiba bertanya padaku.

"Sebagian, tapi untuk saat ini, mustahil aku bisa mengerti dengan tingkah laku Karuizawa, aku hanya penasaran" kataku padanya.

"Buang-buang waktu saja, tidak ada apa pun dibalik tingkah lakunya. Jika kau peduli padanya, itu hanya akan membuang-buang waktu saja"

"Horikita, aku rasa tidak baik membicarakan orang lain"

"Membicarakan orang lain? Apa maksudmu?" dia bertanya padaku

"Tentu saja sejauh ini kau hanya pernah melihat sisi Karuizawa yang egois dan menyebalkan, tapi kau tahu, dia mungkin juga memiliki sisi yang baik?”

"Apa memang ada sisi yang baik? Aku tidak bisa membayangkannya, bukankah dia hanya penuh dengan kegagalan?"

Tentu saja, saat ini sejauh kerja sama yang terjalin aku harus mengakui bahwa Horikita sama atau lebih baik dari dia.

"Ketika pertama kali bertemu dengan seseorang, naluri pertama adalah menilai mereka dari penampilan mereka, bukan? Apakah mereka keren atau imut atau semacamnya, kemudian kau akan menilai mereka dengan kata-kata untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri apakah mereka makhluk sosial atau agresif atau pasif dan sejenisnya”

Karena itu, Horikita menyilangkan lengannya dan menunggu kata-kata yang berikutnya.

"Tapi itu masih penampilan luar, pola pikir sebenarnya tidak akan segera terlihat dengan hal seperti itu. Contohnya Kushida atau Ibuki atau bahkan aku misalnya, kepribadian 'depan' dan kepribadian 'belakang' terbagi dengan baik"

"Apa Karuizawa-san juga memiliki perpecahan seperti itu?"

"Ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh kebanyakan orang, bahkan jika mereka tidak menyadarinya. Horikita, kau juga memilikinya"

Karena setiap kali dia berada di depan kakaknya, dia selalu menunjukkan sifatnya yang sebenarnya dan sangat rapuh.

"Aku masih belum sepenuhnya yakin, tapi aku bisa mengerti bahwa kau akan mengenalnya dengan lebih baik dengan kontak langsung"


Tentu saja itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, karena jika aku tidak memutuskan untuk berusaha, aku tidak akan pernah bisa mengetahui sifat asli Karuizawa.

"Dan apa gunanya dengan Karuizawa-san?" Horikita bertanya padaku

"Aku belum bisa menjelaskannya dengan jelas, tapi jika aku harus mengatakannya, itu adalah 'kemampuan untuk memerintah'. Dia memiliki inisiatif dan tidak bisa disangkal bahwa statusnya di Kelas D tidak tergoyahkan"

Namun, di kelompok kami (Kelinci), aku belum pernah melihat sisi itu dirinya. Inilah sebabnya aku berpikir untuk memastikan sifat asli Karuizawa secepat mungkin.

"Dengan asumsi bahwa dia memiliki kemampuan seperti itu, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membawa Karuizawa-san ke dalam kelompok kita juga?" dia bertanya padaku.

"Aku juga ingin tau tentang hal itu" kataku padanya.

Sementara aku bertanya-tanya atas jawabanku, Laki-laki yang  kemarin datang kembali kepada kami.

"Yo, kalian berdua, apa kalian sedang berkencan di tempat yang teduh?" Ryuuen yang mengatakan kalimat itu.

Dia tidak bersama Ibuki hari ini, namun mendekati kami dengan senyum menyeramkan di wajahnya.

"Kau cukup melakukan sesuatu seenaknya. Bahkan jika kau menyudutkanku seperti ini, tidak ada yang kau dapatkan" Horikita memarahi Ryuuen.

"Akulah yang memutuskan hal itu. Jadi, Apa kau sudah memutuskan untuk mencoba dan menemukan ‘target’ itu?"

Dan lagi, Ryuuen duduk di kursi terdekat tanpa izin.

"Apapun rencanaku, aku tidak akan memberitahumu" kata Horikita.

"Itu memalukan, aku berpikir untuk mendiskusikannya denganmu, tapi sepertinya kau belum membuat kemajuan dengan pencarianmu lagi"

"Itu menarik, apa kau ingin mengatakan bahwa kau tahu siapa ‘target’ saat ini?"

Menatapnya dengan ekspresi yang aneh, Ryuuen menjawabnya seolah-olah dia sudah menduga dia akan menanyakan hal itu sejak awal.

"Aku sudah menemukan siapa ‘targetnya’, bisakah kau mempercayaiku jika aku mengatakan itu?"

"Tidak, tidak, kau bukan seseorang yang seperti Ichinose-san atau Katsuragi-kun dengan sekutu di sisimu, kau hanya memiliki musuh. Tidak ada yang bisa mengumpulkan informasi semacam itu untukmu" Horikita membalas Ryuuen.

"Itu tidak benar, aku tidak berada di klub 'berteman' seperti mereka, tapi berteman dan mengumpulkan informasi adalah dua hal yang sangat berbeda"

Dia berbicara dengan Horikita dengan sikap yang hampir menyerupai seorang guru yang kecewa dengan murid mereka karena tidak mendapatkan jawaban yang benar.

"Sayangnya, aku sudah mencelupkan tanganku ke dalam ujian ini. Bergantung kepada situasinya, Kelas C mungkin adalah pemenangnya,"

"T-tidak mungkin".

Tidak, apa yang dia katakan mungkin benar.

Sekolah selalu membuat ujian berdasarkan kriteria yang sangat spesifik. Ujian tengah semester sama, akhir sama dan ujian di pulau juga sama. Jika kau memahami 'peraturan' di balik sebuah ujian, sesuatu yang mungkin untuk mencapai nilai yang tinggi dan menghasilkan hasil yang baik.

Jika memang benar, ujian ini tidak berbeda. Jika itu adalah Ryuuen, dia pasti sudah mengerti tentang fakta itu.

"Ini sangat sederhana, kau hanya perlu menemukan ‘target’ saja. Membongkar struktur kelompok dan menganalisanya sampai kau menemukan jawabannya”

"Itu benar, siapa pun pasti pernah memikirkannya, tetapi apakah mereka akan menjawab dengan jujur? Sejak sekolah tersebut menjamin sebuah anonimitas, seseorang dapat tetap diam dan mendapatkan 500.000 poin dengan cara yang seperti itu."

Horikita mengatakannya kepada Ryuuen, tetapi Ryuuen menjawab dengan tenang menanggapi keraguan Horikita.

"Aku hanya harus memastikan bahwa hal itu merupakan situasi di mana mereka akan menjawab dengan jujur ​​tanpa kebohongan"

"Situasi yang membuat mereka menjawab dengan jujur ​​tanpa kebohongan?" Horikita bertanya padanya.

"Karena aku meminta kontak semua orang, aku mampu bertanya satu per satu tanpa sekolah ketahui.”

"Apa kau gila? Itu dilarang oleh sekolah. Jika ketahuan, kau akan di drop out" Horikita bertanya kepadanya dengan kaget.

"Tidak masalah, aku berdiri disini sekarang karena itu bukanlah sebuah masalah, kau mengerti maksudnya?"

Itu adalah rencana kasar yang bisa digunakan Ryuuen karena dia memiliki gambaran seorang tiran yang sebenarnya. Jika dia dengan paksa melihat ponsel murid kelas lain, tidak diragukan lagi, Ryuuen akan dilaporkan dan dikeluarkan, namun Ryuuen mendominasi Kelas C. Apapun yang dia lakukan, tidak ada yang mau mengacuhkannya.

Dan jika tidak ada keluhan, tidak masalah. Ini berarti tindakan Ryuuen masih dalam batas aman dari peraturan sekolah. Pasti strategi Ryuuen seperti itu. Strategi yang secara paksa melepaskan semua rahasia dari Kelas C. Dan jika memang benar, Ryuuen dapat memiliki identitas sampai tiga ‘target’. Itu akan menjadi petunjuk besar baginya dalam ujian ini.

Agar lebih mudah dimengerti, itu lebih seperti menulis pertanyaan dan jawaban di sisi panel yang berbeda. Biasanya kau tidak akan tahu jawaban itu kecuali kau membalikan panel tersebut. Tetapi jika panel dilipat seperti kertas, mungkin saja untuk mendapatkan sedikit petunjuk jawaban dari sisi yang lain. Pada dasarnya, Ryuuen mungkin sudah tahu nama semua "target" dalam ujian ini.

"Sepertinya kau akhirnya mengerti situasi ini"

"... Ya, tapi jika kau sudah tahu jawabannya, bukankah seharusnya kau mengirimkannya ke sekolah?" Horikita bertanya padanya.

"Mungkin aku hanya ingin bermain-main"

"Kau tidak tahu kapan orang lain akan mengambil jawabannya, kau tidak seharusnya sangat lengah seperti itu," kata Horikita menanggapi.

Tidak ada bukti, tapi aku punya perasaan bahwa asumsi Horikita itu benar. Jika dia sudah tahu jawabannya, tidak ada gunanya menunda hal itu. Seharusnya dia mengakhirinya saat itu juga jika dia bisa.

"Jadi, akhirnya aku berada di tahap yang terakhir"

"Ryuuen-kun, ngomong-ngomong bisakah aku menanyakan sesuatu? Kemarin saat ujian kelompok monyet berakhir, apa pendapatmu tentang hal itu?" Horikita bertanya padanya.

"Tidak ada yang spesial, aku tidak peduli dengan apa yang dilakukan orang lemah"

Ryuuen hanya meninggalkan kata-kata itu saat dia berjalan pergi.

"Aku tidak tahu seberapa banyak dari apa yang dia katakan itu benar"

Horikita memiliki ekspresi bingung di wajahnya sambil menatap bagian belakang Ryuuen yang sedang berjalan pergi. Dan kemudian dengan percaya diri, aku melihat ke bawah kursi Horikita dan di sana aku menemukan satu ponsel dengan mode perekamannya diaktifkan.

Di ponsel tersebut, ada satu chat. Hanya satu chat. yang dikirimkan. Tidak ada suara atau getaran yang diaktifkan. Dan tidak melihat semua isi chatingan tapi untuk sesaat, aku melihat kata-kata "maaf  atas yang kemaren" yang ada nama Ryuuen di atasnya.

Mungkin ada yang salah dengan kelasnya? Aku tidak ingin menggali lebih dalam lagi dan kembali ke posisi normalku di kursiku. Horikita cepat-cepat memahami situasinya juga, dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya sendiri dan mengetik ini padaku.

"Jika ponsel itu memang miliknya, lebih baik tidak bicara sembarangan"

Apa yang dia katakan memang benar.

"Menurutmu, apa yang Ryuuen katakan itu benar? Apa yang dia katakan tentang menangkap ‘target’ dari setiap kelas.”

Horikita menatapku kaget sesaat tapi kemudian dia cepat mengerti maksud di balik kata-kataku.

“Aku ingin tahu. Aku tidak bisa mengatakan dengan 100% kepastian, tidak ada banyak waktu untuk ujian ini.

"Kau juga sangat angkuh".

"Aku akan akan membuatmu bekerja sampai ke tulang, kita juga harus menemukan ‘target’ secepat mungkin"

"Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tidak mungkin aku bisa melakukan itu" kataku padanya.

"Aku juga tidak berharap banyak darimu, tapi aku hanya menginginkan informasi tentang kelompok (Kelinci) darimu" katanya.

Dengan pembicaraan seperti ini, aku mampu menyoroti bakat Horikita dan ketidakmampuanku sendiri. Dengan melakukan hal tersebut, kecurigaan akan dialihkan dariku sampai ke tingkat tertentu.

Lagipula, Ryuuen memang mencoba menguping menggunakan ponselnya sendiri.

"Jika tidak ada harapan spesial kepadaku, aku akan mencobanya"

Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, Horikita menekan sebuah tombol di lift dan pergi. Sekarang, haruskah aku kembali ke kamarku dan tidur? Atau datang dengan strategi untuk ujian?

Tidak ada keraguan tentang penilaian guru yang kemarin dan penilaian Ryuuen sendiri. Jika kami hanya mengejar kemampuan akademis, Yukimura pasti juga ada di sana bersama Hirata dan Horikita. Tentu saja dia tidak akan puas dengan ditempatkan di kelompok (Kelinci).

Yukimura memang menghindari penggunaan namanya secara langsung tetapi dia menatapku dengan saksama. Tidak ada yang bisa aku lakukan bahkan jika kau mengatakan hal itu. Kemudian aku memutuskan untuk pergi ke tempat tidurku dan menunggu sampai Hirata kembali. Tetapi Yukimura menatapku dengan mata curiga sepanjang jalan.

"Ayanokouji, aku hanya ingin memastikan, tapi kau bukan" ‘target’ kan?" Yukimura bertanya padaku.

"Aku akan menyangkalnya, tapi apa yang kau maksud dengan memastikan?"

"Tentu saja, di dalam ujian ini 'kerja sama' adalah kuncinya. Dengan kata lain, jika kau bekerja sama, kita tidak akan kalah" katanya kepadaku.

"Itu benar, sayangnya aku bukan ‘target’ di sini"

"Itu benar, kan? Sebaiknya kau tidak mencoba mengambil poin untuk dirimu sendiri" Yukimura memberitahuku.

Sepertinya kebijaksanaan pribadinya adalah meragukan orang lain, tidak mengherankan bagaimana respons Yukimura kepadaku.

"Aku bukan ‘target’, Bisakah aku percaya jika kau juga bukan ‘target’ Yukkimura?”

"Tentu saja tidak. Omong-omong Sotomura juga bukan ‘target’, kau tahu"

Ini adalah sebuah konfirmasi antar teman, hampir seperti sebuah kata kode yang mengisyaratkan 'jangan mengkhianati satu sama lain'.

"Aku juga bertanya kepada Karuizawa dan dia juga menyangkalnya, tetapi percaya kepada kata-katanya adalah masalah yang berbeda"

Sepertinya Yukimura yang tidak menyukai Karuizawa, cenderung tidak mempercayai kata-katanya. Tentu saja, untuk mengetahui itu secara pasti, dia bisa saja memeriksa ponselnya, tetapi mengingat hubungan di antara mereka, sepertinya akan sulit dilakukan.

Sepertinya Yukimura sudah puas untuk saat ini karena dia tidak bertanya lebih jauh. Aku mengubur wajahku di bantal dan memejamkan mata. Aku merasa tidak nyaman karena ada seseorang di ruangan itu yang melihatku tidur, tapi itu tidak terlalu menyebalkan.

Aku mampu menjadi adaptif seperti bunglon pada saat diperlukan, dalam hal berteman juga. Sepertinya Yukimura sudah mulai mengakuiku sebagai teman. Aku kemudian tertidur setelah mendengar sedikit desah Yukimura lagi dari seberang ruangan.