Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 3 Chapter 1 Part 3

Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 3 Chapter 1 Part 3


Begitu kami melangkah ke dalam hutan, kami dikejutkan oleh tanaman hijau yang subur dan lebat di sekitar kami. Jauh lebih baik jika kami menghindari sinar matahari langsung yang menyerang kami di pantai, tapi tetap saja, kelembaban dan kepengapan membuat panas tak tertahankan. Tiba-tiba, aku merasakan segumpal kesejukan di belakang leherku, seperti kipas yang menerpa.... Aku merasa bahwa misi ini akan gagal.

Panas, panas dan saat aku memikirkannya, warnanya menjadi semakin panas. Aku harus berbicara dengan seseorang di sini untuk mengalihkan pikiranku, bahkan jika itu sedikit saja.

"Hei, Kouenji!"

"Ah! Indah! Bisa berjalan dengan tenang dikelilingi alam! Ini sempurna... Keindahan yang mewah!"

Tidak ada harapan. Sekarang aku tidak bisa berbicara dengan dia. Sebenarnya, tidak ada seorangpun di sekitar sini yang bisa aku ajak bicara.

"Ini luar biasa!"

"Eh? ..."

Kupikir aku hanya mendengar secuil suara di belakangku saat Sakura melompat ke sampingku.

"Kau mengatakan bahwa kau menginginkan satu orang lagi, jadi aku mengangkat tanganku. Ada banyak hal yang bisa aku bantu dengan ini"

"Ketika kelompok mengatakan bahwa mereka membutuhkan satu anggota lagi dan aku mengangkat tanganku...  Kau akan berpikir jika dia belum siap untuk melakukannya"

"Aku sama sekali tidak memikirkan apapun, sungguh, sama sekali tidak... kenapa kau mengungkit hal ini? Sekarang, entah bagaimana ini membingungkan"

Sakura adalah karakter yang jinak, namun entah kenapa sepertinya dia tidak mundur dari pembicaraan ini. Ketika kami mulai menganggap ini sebagai perjalanan sekolah, dia terlihat sedikit pasif. Kupikir Sakura akan menjauh, namun meski rasa malu itu terlihat jelas, kami terus berjalan berdampingan.

Berjalan dari pantai menuju hutan, dengan kata lain, bergerak menuju bagian dalam pulau, tiba-tiba mencuri banyak stamina kami. Ini bukan rute yang sederhana dan nyaman, akan menjadi lebih buruk dan jengkel di dalam perjalanan. Seperti sedang berjalan di jalan berbukit dan kelok-kelokan yang panjang.

"Jadi, kenapa kau mengangkat tanganmu dan berpartisipasi dalam penulusuran hutan yang menyusahkan?"


"Yah ... Karena ada banyak orang di perkemahan, ​​aku merasa tidak nyaman"

"Aku benar-benar tidak mengerti perasaanmu, bahkan jika hanya ada sedikit orang, tetap saja itu tidak menyenangkan"

Sekarang, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara dengan seseorang, bahkan jika aku menjadi sedikit menjengkelkan.

"Tapi ... Ayanokouji, kau juga mengangkat tanganmu"

Sakura mengangkat kepalanya dan membuat wajah bahagia, lalu tarlihat sedikit bingung, memberi isyarat dengan tangannya dan mengelak dengan suara yang keras.

"Bukan seperti itu... Bukan begitu, hanya saja tidak banyak orang yang bisa aku ajak bicara, itulah yang aku maksudkan"

Sakura terus menolak dengan semangat sambil berjalan tergesa-gesa saat ...

"Hei! ... hati-hati!"

“Au..."

Saat dia berbicara denganku sambil melihat ke belakang dan ke depan, kakinya tersandung akar dari sebatang pohon besar, menyebabkan dia jatuh ke belakang. Dengan tergesa-gesa aku mengulurkan tanganku untuk meraihnya, tapi akhirnya aku tidak sempat.

"Apa kau baik baik saja?"

"Erm ... sedikit sakit"

Syukurlah, dia mendarat di tangannya sedikit di bawahnya. Hal yang ceroboh namun bukan sesuatu yang serius.

"Jika kau tidak berjalan dengan hati-hati di hutan, kau mungkin akan terluka, sekarang, pegang tanganku"

"Terima kasih"

Tanpa menolak, Sakura mengangkat tangannya tapi kemudian dia menyadari bahwa tangannya kotor karena kejatuhannya, dia menariknya kembali. Dengan mengabaikan ini, aku meraih tangannya dan memegangnya dengan lembut.

"Aku ... aku minta maaf"

"Kau tidak perlu meminta maaf dengan sesuatu yang seperti ini"

Dengan Hati-hati aku menepis tanah dari tangan Sakura. 

Ngomong-ngomong di hutan ini, sepertinya ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang menginjakkan kakinya di tempat ini. Pada awalnya aku pikir kami memiliki level petunjuk berjalan di dalam hutan. Tapi, sekarang aku merasa seperti ini tebakan yang salah.

Yang pertama dan yang terutama, kami tidak bisa selalu berjalan lurus. Kami harus mendaki untuk mengatasi hambatan di alam. Itu artinya, mengikuti rute yang diharuskan itu tidak berubah meski kami berjalan ke kiri atau ke kanan.

Situasi ini berlanjut selama beberapa menit lagi, aku merasa seperti melupakan diriku sendiri, rute mana yang harus ditempuh? Penuntun itu terus melangkah maju sampai ke tingkat tertentu sehingga aku hampir tidak bisa melihat Kouenji lagi.

Namun, Sakura terlihat seperti tidak ingin terus berjalan, menatap dengan kabur ke tangan kiriku, dimana aku menahannya.

"Sakura, kita harus sedikit lebih cepat"

"Eh ?! Uh, ya!"

Bingung dengan ucapanku yang tiba-tiba, dia mulai berlari.  Aku merasa mau bagaimana lagi....

"Dia pasti berjalan dengan cepat, itu Kouenji".

Kouenji sama sekali tidak memikirkan tentang kecepatan seorang perempuan, dia terus berjalan lebih dalam ke dalam hutan. Mengabaikan bahwa dia membawa kami dengan mantap ke wilayah yang tidak dikenal. Di jalan yang tidak diketahui, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mengandalkan kaki dan stamina dan memberikan kepatuhan.

"Meskipun begitu, dia tidak akan pernah ..."

"Ada apa?"

"Tidak ada"

Apa masksud semua ini? Apa ini sebuah kebetulan? Tidak! Tidak ada yang meragukan dari kecepatan Kouenji. Sebagai contoh, kami memilih tempat untuk perkemahan kami dengan pertimbangan demi seluruh kelompok. Apa itu normal bagi seseorang yang berjalan lurus ke depan tanpa melihat ke kiri atau kanan di wilayah yang asing? Sepertinya Kouenji memiliki tujuan yang cukup jelas dalam pikirannya. Semua perkembangan pesat di wilayah ini mengejutkanku. Ada kemungkinan Kouenji tidak melangkah maju seperti orang yang buta.

"Aku akan mengubah impianku"

Jadi aku tidak rela jika tersesat.

Tapi ada sebuah masalah disini. Aku harus menemani Sakura agar bisa mencocokkannya dengan kecepatan Kouenji, jadi aku menarik napas dalam-dalam dan bergerak maju.

"Hei Kouenji, apa menurutmu kita sudah terlalu jauh dari tempat berkumpul kita? kita mungkin tersesat di sini!"

Sakura terlihat baik-baik saja dan Kouenji terlihat terganggu saat aku memanggilnya. Bayangan Kouenji berhenti dan berbalik untuk menatap kami saat ia memperbaiki helaian rambutnya.

"Aku ini jenius dengan kemampuan fisik yang sempurna, tidak mungkin aku bisa membuat kita tersesat di hutan seukuran ini. Jika sesuatu terjadi padamu, itu karena kau mungkin telah kehilangan jejakku dan kemudian jujur ​​saja, akan lebih baik jika kau menyerah "

Seperti yang aku harapkan darinya, mungkin dengan mengecualikan diriku untuk membuat sebuah pernyataan sebagai seorang laki-laki. Situasi di sekitar sini sama sekali tidak menyenangkan.

"Aku ingin bertanya kepadamu, orang biasa. Apa kau menganggap ini sangat indah?"

Berpikir bahwa dia sedang menunjukkan kepada kami tentang sifatnya yang sempurna seperti biasanya, Kouenji menuangkan senyuman yang berani, mengajukan pertanyaan itu kepada kami.

"Baiklah... wajar jika hutan menjadi tempat yang misterius, meski hampir semuanya aku merasa itu sangat indah"

Kurang lebih inilah yang aku rasakan dan mencoba untuk memberitahu. Namun, Kouenji tidak mengharapkan jawaban seperti ini, merasa sedikit kecewa karena ia menarik napas dalam-dalam.

"Apa yang kau bicarakan? Bukan itu yang aku tanyakan kepadamu! Memiliki kondisi fisik yang sempurna, aku sendiri, bisa bersinar dengan indah di tempat ini. Apa kau tidak mengerti?

Jadi saat kau memiliki tubuh yang sempurna, kau harus membuat pernyataan yang membanggakan dirimu sendiri tentang kemampuan tubuhmu. Ah, kau benar. Aku tidak mengerti.

"Salahkan panasnya, itu membuat kepalanya menjadi aneh..... jangan pedulikan itu, Sakura"

"Uh, ya, tidak apa-apa karena Kouenji sudah bertingkah aneh sejak awal"

Oh! Meskipun itu adalah kebenaran, mengatakan hal yang begitu parah dengan mudah, Anak ini benar-benar...

Kouenji memutuskan untuk menguji kemampuan fisikku beberapa waktu yang lalu, jadi dia membelakangiku dan terus berjalan. Dari sini dan seterusnya aku tidak boleh bertengkar karena saran atau permintaan.

"Tidak perlu khawatir, apapun yang terjadi di hutan ini kurang lebih tidak akan ada masalah"

"Kouenji, apa maksudnya itu?"

"Aku tidak bisa menyebut ini hutan yang alami. Setidaknya pada siang hari, kemungkinan tersesat saat berkeliaran cukup rendah, karena alasan inilah, ada level keingintahuan tertentu"

Dia meninggalkan pembicaraan yang tergantung dengan kata-kata yang berarti, Kouenji yang sudah kehilangan minatnya kepada kami beberapa waktu yang lalu sudah mulai berjalan kembali dengan cepat. 

Dengan cepat Sakura tidak bisa mengikutinya.

"Hei!!"

"yah .. Ermmm, aku merasa lebih baik, jadi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan"

Sambil berkeringat Sakura memutuskan untuk menunjukkan bahwa dia memiliki nyali dan mengangkat sarung tinju. Ini semacam menarik perasaan bahwa itu sangat berbahaya.

Yang terburuk adalah keputusan Kouenji, tapi Sakura mulai dari sekarang, menyingkirkan keinginannya untuk bersabar, mengikuti langkah Kouenji. Terkadang sosok itu menjadi terlalu lusuh. Itu berbahaya, tapi kami harus  gigih atas tekad kami sendiri untuk kedua hal tersebut.

Aku tidak keberatan dengan usaha yang menyakitkan semacam ini, tapi Kouenji terus berjalan ke depan. Meskipun kupikir kami tidak akan berhenti kecuali kami keluar dari hutan, tiba-tiba ia berhenti di depan mataku dan menoleh ke arahnya, menarik rambutnya ke atas dengan senyuman yang tidak kenal takut.

"Bisakah aku mengajukan pertanyaan kepadamu, Orang biasa?"

Lalu, sebelum kami sempat membalasnya, Kouenji melanjutkan

"Apa kau akan membiarkanku mendengarkanmu tentang apa pendapatmu tentang tempat ini? Perasaan seperti apa yang kau dapatkan saat melihat ini di sekitarmu?"

"Eh? Apa... apa maksud dari pertanyaan ini, Ayanokouji?"

Tiba-tiba tatapan tajam Kouenji terhalangi oleh punggung Sakura saat dia mendekat untuk mendengarkan.

Apa perasaanku tempat ini? Izinkan aku melihat ke sekeliling. Pertama, melihat ke sekeliling wilayah. Namun, tidak ada yang aneh dari tempat ini. Terlihat seperti hutan yang biasa. Dengan sengaja berusaha mendapatkan semacam konfirmasi, apa yang sedang dia coba lakukan?

"Aku mengerti dengan jelas, jangan khawatir, Orang biasa hanya akan tetap biasa saja"

Sekali lagi, tidak mendapat balasan, Kouenji kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya ke dalam hutan.

"Apa aku melakukan sesuatu ... yang aneh?"

"Tidak"

Tidak akan ada habisnya jika kau mulai mempertimbangkan ucapan Kouenji. Dia adalah seseorang yang memiliki banyak kebohongan. Tapi dia masih menolak kemungkinan bahwa kami tidak bisa melihat apa yang dilihatnya di tempat ini dan tidak ada waktu bagi kami untuk menulusuri tempat ini dengan mudah.

Kouenji sekali lagi mengambil langkahnya.

"Sakura apa kau punya saputangan?"

"Ah, ya, aku punya"

Seperti yang aku harapkan dari seorang perempuan, dia menyiapkan barang-barang yang berguna.

"Apa kau tidak keberatan meminjamkannya kepadaku? Mungkin akan menjadi kotor. "

"Tidak apa-apa...."

Saat dia mengatakan ini tanpa keberatan, Sakura memberiku saputangannya. 

Aku meminjamnya dengan rasa syukur dan mengikatnya ke pohon di dekatnya, di cabang yang tidak mudah patah. Melakukannya, kami juga akan menandainya dan akan berguna saat kami akan kembali ke tempat ini nanti.

"Ahh, aku kehilangan jejak Kouenji-kun ... cepat, Ayanokoji-kun!"

Sakura semakin cemas, namun karena kelelahan sudah berkumpul, aku tersandung dan hampir terjatuh. Lagipula, kekuatan fisik Sakura sudah mendekati batasnya. Bahkan jika aku memaksakan diriku sendiri, aku juga tidak akan bisa bertahan.

"Maaf tapi ini sedikit terlalu menuntut secara fisik. Apa kau keberatan jika kita berjalan sedikit lambat?"

Mengatakannya, aku adalah orang pertama yang memperlambat kecepatan. Sakura tidak terlalu kesal, dia hanya membenarkan alasan ini. Aku mungkin pernah melihat rahasianya tapi itu tidak masalah, karena tidak ada cara untuk memastikan kebenaran.

Entah dia bisa mendengar suaraku atau tidak, tak lama lagi kami tidak bisa melihat Kouenji lagi. Jauh di depan, terkadang aku bisa mendengar suara seseorang yang menerobos rumput tinggi dan melangkah tegak di tanah.

"Sangat tidak bergunanya aku"

Dengan kecerdasan yang luar biasa dan kecepatan yang luar biasa, aku bisa menyesuaikan diri dengan alam seperti di hutan ini bahkan tanpa berkedip, dan juga bersama partner.

Jika aku memiliki kepribadian yang mirip dengan Hirata, aku adalah superman yang sangat sempurna.

Tatapan Sakura yang sebelumnya sejenak mengamati situasi dalam diam, menjadi tidak nyaman.

Akhirnya, Sakura tidak mengatakan apapun kepadaku dan kami berjalan bersama di hutan untuk menjelajah.

"Akan lebih bagus lagi jika kita bisa menyimpan air minum. Atau lebih baik mengambil tempat dimana kita bisa melindungi diri dari cuaca?"

Karena aku tidak punya apapun untuk mengisi waktuku, aku akan mencoba untuk berbicara dengannya dengan lembut. Sehingga mudah baginya untuk mengerti. Jika kau bisa mendapatkan tempat, ada kemungkinan untuk menghemat poin dan ini akan menjadi tugas yang sangat mudah.

"yah, 2 tenda tidak akan cukup ... tapi aku tidak bisa menemukan sesuatu yang lain"

Tidak peduli berapa banyak aku melihat ke bentangan alam dan berjalan, aku bahkan tidak bisa menemukan satu pun benda buatan manusia. Yah, meski kami bilang bahwa kami berjalan berkeliling, bisa dipastikan jika kami hanya melihat 1% wilayah dari pulau ini. Sekolah ini mungkin tidak cukup lunak untuk memanjakan kami dengan barang-barang yang mudah ditemukan dalam pencarian berskala kecil.

Dan beberapa menit kemudian, saat melangkah maju sambil berjalan di jalan yang tidak benar, sebuah tempat baru terbentang di tengah jalan.

"Di sini ...... bukankah ini jalan?"

"Mungkin saja"

Dari hutan yang berada di pulau terpencil, sebuah jalan keluar yang muncul untuk memotong jalan orang-orang. Tentu saja, itu tidak beraspal tapi ada jejak potongan ranting dan jalan yang kecil. Jika ini adalah sesuatu yang sekolah lakukan untuk kami, melewati titik ini mungkin ada sebuah tempat.

Aku melanjutkan langkah berikutnya bersama Sakura dan kami mengambil jalan yang menembus hutan.

"Wow luar biasa……."

Segera kami sampai di suatu tempat. Itu adalah pintu masuk ke sebuah gua, kosong dan tidak berpenghuni, dibangun sebagai lubang yang menganga besar seperti gunung. Pada pandangan pertama, rasanya seperti gua yang alami, tapi ketika kau melihatnya dengan teliti, bagian dalam gua terlihat ditegakan dan bertiang. Mungkin lubang itu sendiri diciptakan oleh tangan manusia.

"Mungkinkah itu ...... sebuah tempat, mungkin?"

"Yah, aku tidak yakin"

Sejak dahulu, gua sudah memenuhi fungsi yang luar biasa sebagai tempat tinggal seseorang. Jika ini adalah tempat yang ditunjuk sebagai tempat, harus ada petunjuk atau bukti tertulis di suatu tempat.

Ketika aku mencoba mendekati gua untuk memastikan dan memeriksa hal ini, aku melihat seorang pria keluar dari lubang dalam gua.

Dengan cepat aku menarik lengan Sakura, menarik diri di tempat teduh dan bersembunyi. Aku merasa kasihan kepadanya dan aku berharap dia akan memaafkanku karena sudah menariknya tiba-tiba karena aku sudah melihat sosok tersebut.

Saat pria itu berhenti di pintu masuk, dia berdiri diam menghadap arah barat daya tanpa bergerak. Apa dia akan berdiri di sana selama satu atau dua menit?

Tanpa membuang waktu, ini adalah cara bagaimana kau harus segera mengamankan tempat. Sepertinya dia langsung masuk ke dalam gua tanpa ragu. Namun, selain itu, masalahnya adalah pria itu menggenggam sesuatu yang mirip dengan kartu dengan erat di tangannya. Lalu, sebuah suara yang berasal dari seorang laki-laki bisa terdengar dari dalam. Dengan cepat aku menjadi gugup.

"Jika ini seukuran gua, dua tenda sudah cukup, Katsuragi-san. Meski begitu, kita sangat beruntung, kita harus mengamankan tempat seperti ini dengan cepat"

Aku mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami situasi dari suara samar yang aku dengar.

"Beruntung? Apa yang sudah kau lihat sampai sekarang? Aku sudah tahu ada sebuah gua di sini sebelum berlabuh. Menemukannya memang tidak bisa dihindari... Waspadalah terhadap kata-kata dan perbuatan. Kita tidak tahu apakah ada seseorang yang menguping kita di suatu tempat. Aku memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin. Kita harus ingat untuk tidak melakukan kesalahan sekecil apa pun. "

"... M, maaf, tapi apa maksudnya dari sebelum berlabuh...?"

"Untuk beberapa alasan, sebelum kapal itu tiba di dermaga, kapal berkeliling di luar pulau itu untuk membuat jalan memutar. Itu mungkin adalah sebuah tindakan sekolah untuk memberikan beberapa petunjuk kepada murid tentang apa yang harus dilakukan selajutnya karena aku sudah melihat jalan yang mementang ke dalam hutan dari dek kapal. Semua yang harus mereka lakukan adalah mencari rute terpendek dari dermaga pelabuhan ke arahnya”

"Jadi, lebih dari sekedar hanya perkemahan biasa. Bukankah ada kemungkinan jika itu hanyalah untuk menikmati pemandangan?"


"Sangat jauh dari hanya sekedar berkemah. Selain itu, isi pengumuman itu sangat aneh."

"Aku tidak bisa merasakannya sama sekali, tapi... Katsuragi-san sudah mengerti maksud sekolah. Karena itu, kau menyadari ada sebuah gua di sini ... Seperti yang diharapkan!"

“Kita pindah ke tempat yang berikutnya, Yahiko. Tidak ada gunanya tinggal lebih lama karena tempat itu sudah diamankan. Masih ada jalan yang terlihat dari kapal dari dua tempat lagi. Sebelum itu, di sana pasti ada fasilitas seperti itu."

"B-baik! Tapi jika kau meninggalkan hasilnya seperti ini, Sakayanagi tidak punya pilihan lain kecuali diam saja!"

"Ketika kau mengalihkan pandanganmu ke belakang, hati-hati atau kau akan tersandung."

"Itu benar, tapi bukankah seharusnya kita berhati-hati dengan kelas B? Bukankah kelas D adalah perkumpulan orang yang cacat? Bahkan jika kita memikirkan perbedaan poin, kita bisa mengabaikannya."

Ada sebuah cerita yang sama di kapal bahwa kelas D tidak diperhitungkan oleh kelas A. Kami diperlakukan seperti batu yang terjatuh di sudut pinggiran jalan.

"Sudah cukup berbicaranya. Ayo pergi, Yahiko."

Aku menunggu sampai aku tidak bisa mendengar suara dan langkah mereka berdua. Lalu aku menunggu dua menit lagi demi kehati-hatian.

"Mereka pergi…"

Aku segera memeriksanya, namun aku tidak bisa melihat mereka berdua dari beberapa waktu yang lalu. Aku menyadari bahwa berat kehangatan di tanganku sudah menjadi lebih berat saat aku menarik napas. Aku terus menekannya setelah memeluknya dengan tergesa-gesa.

"Maaf Sakura ... Sakura?"

"Mmm ...... !?"

Sakura entah bagaimana ada di sana, kelelahan dan setengah sadar.

"Apa kau baik-baik saja?"

"B, b, b, b, ba, ba, ik, k ..."

Wajahnya menjadi merah seakan-akan uap mulai keluar dari tubuhnya, duduk tidak berdaya di tempat itu. Mungkin dia ditahan dengan kekuatan yang jauh lebih kuat dari yang aku pikirkan.

"Ah ... aku pikir aku sudah mati ... Dan jantungku berhenti ..."

Seperti yang diharapkan dari orang  yang membesar-besarkan. Pernapasan Sakura sudah stabil saat dia memperbaiki kacamata licinnya.

"Sepertinya Mereka berdua berasal dari kelas A berdasarkan pembicaraan mereka."

Tetapi, meninggalkan tempat ini dan pergi adalah apa yang aku khawatirkan. Ada kemungkinan bahwa tempat itu bisa diambil alih kecuali jika mereka membiarkan seseorang untuk berjaga-jaga.

Setelah menunggu stamina Sakura kembali, kami langsung menuju gua. Dengan kata lain, mereka meninggalkan tempat ini tanpa ragu-ragu ...

Di dalam gua perangkat sambungan dengan monitor dipasang, diletakan di dinding. Ada sebuah pesan "kelas A" di layar dan sebuah penghitungan mundur menunjukkan 7 jam 55 menit lagi.

Apa itu bukti kepemilikan tempat? Kita sama sekali tidak bisa mengganggu sampai hitung mundur mencapai nol.

Tidak mungkin juga secara paksa menggunakan tempat ini. Itulah sebabnya kenapa kedua murid kelas A meninggalkan tempat itu dengan tenang. Tidak - masalahnya bukan itu saja.

Selama itu terus diperbarui tanpa mencabut  kepemilikan poin kelas lainnya, kelas A juga akan memperoleh satu poin setiap delapan jam. Meskipun orang-orang akan kehilangan 30 poin karena tidak ikut serta dengan alasan sakit, lebih dari setengah dari mereka akan memutuskan untuk menyebutnya berhenti.

Selain itu, sepertinya laki-laki bernama Katsuragi itu masih mencari tahu beberapa fasilitas yang lain. Bisakah kelas lain menetapkan seorang pemimpin lagi jika itu adalah tempat dengan makanan dan air?

“Aku bilang gunakan otakmu sebelum berlabuh di pulau itu ..."

Mereka mengingat daerah pulau dan menggunakannya sebagai petunjuk untuk mengetahui tempat tersebut . Ide yang brilian.

Seperti yang diharapkan, berada di kelas A berarti bahwa bahkan dunia bisa kau lihat, dalam kebutuhan minimalnya, itu berbeda. Namun, poin yang sulit ditelan pun muncul seperti itu.

"Hey, hey, Ayanokouji-kun, orang yang tadi ... apa dia seorang pemimpin ...?"

Itu benar. Kejadian ini adalah bukti bahwa sebuah kesalahan fatal sudah dibuat. Meskipun untuk mengamankan gua dengan aman, sebuah kelas harus menggunakan kartu kunci untuk mendapatkan kepemilikan tempat. Hal itu menjadi jelas bagi kami bahwa ia adalah pemimpinnya.

Tentu saja, dia tidak mengira seseorang dari kelas lain akan melihat... Ini jelas-jelas tidak disengaja. Hanya untuk memastikan bahwa kami sudah memeriksa bagian dalam gua, tetapi seperti yang diharapkan, tidak ada seseorang yang bersembunyi.

"Ap, ap, apa yang harus kita lakukan? Kita sudah menemukan sebuah rahasia yang mengerikan ...!"

Kata Sakura sedikit bersemangat saat mendengar informasi yang memberi pukulan berat kepada kelas A.

"Kita akan melaporkannya ke Hirata nanti."

Aku sudah membuat Sakura yang sulit berbicara merasa lega saat aku mengatakan bahwa dia tidak perlu melaporkannya sendirian.