Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 5.Chapter 5 part 5

Light Novel Classroom elite Bahasa Indonesia Vol 5. Chapter 5 part 5


Setelah beristirahat sebentar, urutan kontes dibalik untuk sementara waktu dan tirai dinaikan pada pertempuran kuda-kudaan para perempuan. Murid perempuan tahun pertama semuanya berkumpul di pusat lapangan. Tentu saja, masih berupa pertandingan antara kelompok DA dan kelompok BC.
T/N: Awalnya di tulis Kibasen, sekarang di ganti jadi kuda-kudaan aja karna sering lupa dengan nama ni lomba, nama asli dari bahasa indonesianya juga kurang tau sebenarnya.

Aturan untuk pertempuran kuda-kudaan ini sama untuk anak laki-laki dan perempuan dan juga punya batas waktu. Ini merupakan mekanisme yang diatur sedemikian rupa sehingga skor diberikan berdasarkan jumlah penunggang kuda musuh yang telah dikalahkan dan jumlah pasukan berkuda yang tersisa setelah jangka waktu 3 menit. Empat penunggang kuda membentuk satu tim.

Dari masing-masing kelas, empat penunggang kuda dipilih dan berakhir menjadi 8 vs 8 (karena murid yang tersisa dijadikan sebagai cadangan, diperlakukan sebagai pengganti darurat).

Satu penunggang kuda bernilai 50 poin dan setiap kelas punya satu penunggang kuda yang ditunjuk sebagai jenderal dan penunggang kuda biasa bernilai 100 poin. Kau bisa mendapatkan poin ini, bahkan jika lawan masih berdiri, selama kau mampu mencuri ikat kepala mereka. 

Jika kami memiliki pejuang yang tak tertandingi, mungkin saja kami bisa mendapatkan sebanyak 400 atau 500 poin dalam sekali serang. Ngomong-ngomong, Horikita adalah salah satu dari mereka di Kelas D yang dipilih menjadi penunggang. Yang bertindak sebagai pendukung di bawahnya adalah Ishizaki, Komiya dan Kondou. Berdasarkan kemampuan menggerakan, mereka tidak terlalu buruk.

Ada juga penunggang yang lainnya seperti Karuizawa, Kushida dan Mori yang dipilih.

Masalahnya di sini adalah kuda Mori, yang terdiri dari murid yang tidak stabil. Jika kami ditargetkan, ada kemungkinan besar dia akan menjadi yang pertama gugur.

Menunjuk penunggang kuda yang lemah seperti itu sebagai jenderal, mereka menggunakan strategi itu untuk mempertahankannya selama pertarungan dan melindunginya dengan tiga penunggang kuda yang tersisa. Mungkin mereka membidik serangan balik jika musuh menyerang mereka?

Setelah sinyal awal diberikan, penunggang kuda dari Kelas C dan Kelas B diam-diam mulai mendekat. Di antara mereka, seperti yang aku duga, yang penuh motivasi adalah Ibuki Kelas C. Ibuki, yang kebetulan menjadi penunggang, mengeluarkan perintah dan maju menuju Horikita tanpa ragu-ragu. Tidak, bukan hanya Ibuki.

"O-Oi oi, apa yang terjadi !?"

Ike yang menonton, berteriak dan di samping, aku bisa melihat Sudou mengertakan giginya.

Kelas C tidak menyerang musuh mereka yang lain, yaitu Kelas A sama sekali dan tidak memberikan perhatian kepada Jenderal Kelas D atau penunggang kuda lainnya. Mereka hanya mengepung kuda Horikita. Tujuan mereka terlalu jelas.

Empat penunggang kuda menyerang Horikita. Apa strategi mereka adalah menghancurkan kami satu demi satu, atau apa mereka pikir itu tidak masalah selama mereka mengalahkan Horikita? Mereka berdua mungkin ingat bahwa Ryuuen adalah komandannya.

Lebih dari jumlahnya, satu-satunya hal yang bisa kami andalkan adalah cadangan dari Kelas A tapi mungkin mereka berniat mengambil keuntungan dari pertarungan kami, karena Kelas A hanya melakukan tipuan dan tidak menunjukkan tanda-tanda berpartisipasi secara terbuka dalam pertarungan.

"Mereka terang-terangan menargetkan Horikita kan?"

"Sial... itu mungkin perintah dari Ryuuen. Dasar sampah!"

"Memang tidak bisa dihindari. Horikita dikenal sebagai orang yang membuat Kelas D bekerja sama"

Berimajinasi untuk menghancurkan seseorang juga sama pentingnya, entah itu pertempuran atau olahraga. Taktik Ryuuen tidaklah buruk. Melihat situasi itu, orang pertama yang bertindak dukungannya adalah Karuizawa dan kuda-kudaan di bawah komandonya. Shinohara berlari ke sana sambil menopang Karuizawa, yang merupakan intinya. Namun, orang yang menghalangi mereka adalah penunggang kuda Kelas B, Ichinose.

Tidak seperti Kelas A, Kelas B cukup bagus mengikuti jejak Kelas C saat mereka mengambil tindakan sendiri.

Berlari satu sama lain, itu menjadi Karuizawa vs. Ichinose.

gambar 1

Orang-orang yang memulai serangan adalah Karuizawa dan yang lainnya.

Aku pikir itu tidak bisa dihindari, mengingat bahwa mereka harus menyelesaikan ini secepat mungkin demi mendukung Horikita yang ditargetkan. Ketiga gadis yang mendukung Karuizawa tidak terlalu atletis. Paling-paling itu hanyalah kuda yang dibangun atas kerjasama antara teman dekat. Di sisi lain, Ichinose sudah memanfaatkan orang-orang dari Kelas B yang paling mencolok dan berbakat untuk menjadi kudanya. Mereka tidak takut dengan serangan Karuizawa dan dengan gerakan yang melebihi miliknya, mereka menghindari serangan.

Namun, meski mampu melakukan serangan langsung, gerakan Ichinose tidak terlihat tajam. Menanggapi serangannya, Karuizawa mampu bereaksi dengan baik dan membalas serangan.

Rencana vs kecocokan, bertentangan dengan harapan, menunjukkan tanda-tanda berlarut-larut.

"Ini pertandingan yang sangat bagus!"

Ketika kegembiraan penonton melambung, situasi di samping kedua penunggang kuda yang berkeliaran mulai berubah. Ceria meledak. Selagi aku sibuk menonton Karuizawa dan yang lainnya, salah satu ikat kepala penunggang kuda tercuri. Dia adalah Horikita. Dia diserang secara bersamaan oleh empat penunggang kuda dan tidak lagi mampu menghindari serangan gigih mereka, dia akhirnya gugur. Dia jatuh dari kudanya dengan cukup cepat dan sekarang tertidur di tanah, mencoba mengangkat bagian atas tubuhnya dengan frustrasi. Namun, dalam situasi seperti ini, bahkan Sudou tidak akan punya kesempatan untuk menang.

Penyebab kekalahannya terletak di Kelas A, yang tidak segera membantu dia.

Bagaimanapun, tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah. Kekalahan Horikita menandai dimulainya pertarungan jarak dekat. Setelah kehilangan seorang penunggang kuda, Kelas B mengejar mereka. Kerja sama Kelas D goyah dalam sekejap. Beberapa dari mereka jatuh dari kuda dan yang lainnya sudah tidak punya ikat kepala, dan di samping Karuizawa, dua penunggang kuda lainnya melawan dengan sia-sia sebelum mereka dikalahkan.

Karuizawa, yang sudah berjuang melawan Ichinose, untuk sementara berakhir dengan 8 vs 1. Hingga pada akhirnya, dia berhasil mencuri ikat kepala dari penunggang kuda Kelas B yang berbeda melalui tekad bunuh diri dan berhasil mengakhiri pertarungan itu dengan saling membunuh. Setelah kehilangan penunggang kuda, Kelas C dan Kelas B menyerang Kelas A yang tersisa dan mengalahkannyaa. Sedangkan untuk tim lawan, mereka akhirnya hanya kehilangan dua penunggang kuda sebagai korban.

Menggigit kembali rasa frustrasinya, Horikita kembali ke tenda kami. Sudou segera menegurnya.

"Jangan khawatir. Lagipula memang tidak ada harapannya. Salah orang lain karena terlalu lambat membantu mereka"

"... itu tidak mengubah fakta bahwa aku kalah. Aku ditelan oleh kekuatan mereka".

Tentu saja, Kelas C memberikan perasaan yang kuat untuk mengalahkan Horikita.

Aku sudah memikirkan ini sebelumnya, tetapi jika itu terjadi, tidak ada penunggang kuda yang akan mempunyai kesempatan bagus.

"Serahkan padaku. Aku akan mengamuk dan menebusnya"

Sudou dengan tenang mengatakan itu. Biasanya kata-kata seperti ini tidak akan mencapai Horikita, tetapi dalam keadaan lemahnya sekarang, mereka sepertinya bergema di dalam dirinya.

"Aku mengharapkan itu darimu"

Itu singkat, tapi dia menjawab seperti itu pada Sudou.

"Baiklah, ayo kita pergi!"

Sudou berteriak. Pertempuran kuda-kudaan anak laki-laki dimulai. Aku melayani peran kuda di sisi kanan. Sudou berdiri tegap di tengah dan Miyake di sisi kiri. Hirata berperan sebagai penunggang dan penunggang kuda terkuat di kelas terbentuk.

Prajurit tak tertandingi yang mampu meraih kemenangan bahkan jika pasukan berkuda yang bersekutu harus dikalahkan.

"Oi Hirata. Kosentrsilah supaya tidak terjatuh atau ikat kepalamu terlepas."

"... jadi kita pakai strategi 'itu' kan?"

"Kita benar-benar dipukul selama menangkap bendera. Kita akan menang tanpa perlu menahan diri"

Aku tidak bisa melihat wajahnya, tapi aku tahu kalau Sudou pasti menyeringai. Mereka mungkin berencana menggunakan taktik yang sudah kami latih berulang kali selama latihan kami.

"Tapi aku mau membuat usulan sendiri, apa itu tidak masalah? Aku sudah menonton pertandingan para perempuan sebelumnya dan aku sudah memikirkan cara kita menang. Aku sudah memberitau Katsuragi-kun tentang itu juga. Gawat jika kita terus dihancurkan setiap waktu "

Penunggang kuda Kelas D mengikuti perintah Hirata dan bergabung dengan para penunggang kuda dari Kelas A. Pada saat yang sama, sinyal awal pertandingan berbunyi. Dengan hampir tidak ada bedanya dengan Kelas A, akhirnya kami akan membentuk kelompok besar. Kelas A benar-benar meninggalkan Kelas D sampai mereka hancur selama pertandingan murid perempuan, tapi yang pasti, kalah bukanlah yang diinginkan Kelas A.

Melihat perkembangan situasi, orang yang diamsumsi sebagai jenderal Kelas C, Ryuuen, tertawa dengan berani. Jika rincian halus seperti kerja sama tidak mampu dicapai, maka gunakan perintah yang luas untuk mengarahkan semua orang secara paksa. Mengikuti perintah Katsuragi, delapan penunggang kuda dari kumpulan D dan A menyerang tim musuh.

"Bidik kepala Ryuuen yang menyebalkan itu! Raah! Jatuhkan dia!"

Dalam sekejap, saat pertandingan dimulai di seluruh lapangan, kuda Hirata, Sudou, berlari ke depan dengan seluruh kekuatannya.

Tapi seorang penunggang kuda dari Kelas B berdiri di jalan dan mengamuk di tengah. Namun...

"Jangan menghalangi jalanku!"

Sudou, tanpa henti, menghantam tubuh penunggang kuda musuh dengan sekuat tenaga dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Uwa !?"

Musuh, yang fisiknya lebih lemah daripada Sudou, tidak bisa berbuat apa-apa selain gugur, menunggang, dan yang lainnya.

"Bagaimana dengan itu, hah !?"

Dia menatap mereka seperti binatang buas dan bergerak ke mangsa berikutnya. Umumnya memukul tubuh itu sendiri akan dianggap permainan curang, tetapi sekolah sudah memastikan bahwa tidak ada masalah dengan itu.

Tim musuh tersendat dari kesan kuat yang mereka terima sejak awal.

Strategi itu tidak bisa diselesaikan tanpa fisik dan kepribadian yang menyertainya. Tapi strategi agresif ini punya kekurangan. Bahkan jika kami menjatuhkan penunggang, tidak akan dihitung sebagai ikat kepala yang dicuri. Sebaliknya, itu akan anggap sebagai penghancuran diri sendiri. 50 poin yang seharusnya kami dapatkan akan berakhir sia-sia. Namun, jika kami bertaruh untuk mencuri ikat kepala mereka, kami akan memiliki sejumlah risiko yang sebanding.

Strategi milik Sudou. sangat tepat Tapi kami juga tidak bisa lengah.

Di Kelas B, ada pengerak kuda yaitu Kanzaki dan di Kelas C, masih ada pengerak kuda yang terdiri dari jenis kekuatan fisik yang kuat dengan Ryuuen sebagai penunggang mereka.

Kumpulan D dan A tidak akan memiliki peluang menang kecuali mereka berdua dijaga. Selain itu ada juga yang sangat menakutkan karena kami tidak bisa membaca pola pikir Ryuuen.

"Sudou-kun, ayo kita kalahkan yang ada di sekitar kita dulu. Jadikan Ryuuen-kun yang terakhir saja"

"Huh? Jangan berbicara sesuatu yang membosankan seperti itu! Yang seharusnya kita bidik adalah kepala sang jenderal!"

Bukan berarti aku tidak mengerti apa yang Sudou coba katakan melalui teriakannya, tetapi tembok di depan Ryuuen yang menghalangi kami merupakan penghalang yang tebal.

"Jika kita terbawa oleh emosi kita di sini, kita akan memberinya apa yang dia inginkan. Ayo kita lakukan apa yang harus dilakukan agar bisa menang"

"Tch!"

Di depan kami, dua penunggang kuda dari Kelas C memulai serangan mereka. Masih menyimpan dendam ketika dia diinjak, Sudou menahan keinginannya menyerang Ryuuen.

"Aku mengerti, pertama, yang harus kita lakukan adalah mengalahkan orang-orang ini kan!?"

Untuk mengalahkan musuh-musuh ini, fokus diperlukan. Hirata mencegahnya dengan baik.

Kami gugur saat menangkap bendera sebelum mengeluarkan kekuatan yang luar biasa, tapi kali ini, semuanya akan berbeda. Tiga penunggang kuda dari gabungan Kelas B dan Kelas C yang pernah dipukul oleh Sudou, menunjukkan perbedaan kekuatan yang luar biasa.

Mengendarai ombak itu, Katsuragi dan murid Kelas A lainnya berhasil mengalahkan kuda Shibata dan Kanzaki meskipun kehilangan tiga milik mereka sendiri.

Musuh yang tersisa hanyalah sang jenderal, Ryuuen sendiri. Di sisi lain, kuda Hirata dan Katsuragi selamat dan Kelas D punya tambahan penunggang kuda yang tersisa, menciptakan situasi yang ideal.

"Oraora, sekarang 3 vs. 1? Inilah kemenangan!"

Saling bertukar pandang, kedua penunggang kuda, Katsuragi dan Hirata, mengelilingi Ryuuen. Penunggang kuda lainnya juga, sambil menjaga jarak, menargetkan Ryuuen.

Dari fakta bahwa dia mampu mencuri ikat kepala, aku bisa menebak kekuatan kuda Ryuuen sampai batas tertentu, tetapi meskipun demikian, dia masih akan kewalahan oleh keunggulan jumlah kami.

Namun Ryuuen tidak panik. Dia tidak terganggu. Sebaliknya, dia sepertinya menikmati situasi putus asa ini.

Tidak ada kelalaian dan sepertinya dia tidak dikalahkan. Perasaan semacam itu. Hirata dan Katsuragi, jika mereka berdua menyerang secara bersamaan, bahkan jika dalam skenario terburuk dimana salah satu dari mereka kalah, yang lain masih bisa mencuri ikat kepala Ryuuen.

Maka kemenangan kami terjamin.

Justru karena situasinya seperti inilah Ryuuen mampu menembus celah di hati musuh-musuhnya.

"Aku ingat namamu, Sudou. Sebelumnya aku menginjakmu. Rasanya menyakitkan"

"Terus katakan itu. Aku akan memukulmu sekarang."

"Kau terdengar cukup sombong dan berkuasa hanya karena kuda-kudaan. Rasanya cukup bagus melihat ke bawah ke kuda"

"Hah. Hanya karena kau menunggang kuda bukan berarti kau segalanya"

"Heh...jadi ini semua tidak ada artinya kecuali kita melakukannya satu lawan satu"

"Ahh?"

"Tidak, maksudku, jika kau mau bilang bahwa kau tidak bisa mengalahkanku kalau tidak 2 vs 1, mau bagaimana lagi. Tapi 'menang' pada dasarnya hanya bermakna jika kau menang satu lawan satu. Atau apa kau akan puas setelah mengalahkanku dengan serangan menjepit? "

"Apa-apaan itu...!”

"Jangan, Sudou-kun. Ide yang buruk jika sampai terhasut. Ayo bekerja sama dengan Katsuragi-kun" 

"..... kau tidak mengerti"

"Kaulah yang tidak mengerti, Sudou. Aku tau kalau kau sudah mengurus orang-orang itu, tapi saat itu, kau pasti banyak memakai taktik pengecut kan? Teman yang aku percayai tidak akan pernah kalahn oleh serangan langsung. "

Beberapa dari mereka yang menopang tubuh Ryuuen juga kebetulan adalah anggota klub basket yang bermasalah dengan Sudou.

"Jangan bercanda. Orang-orang itu sampah yang bahkan tidak bisa bertarung dengan baik"

"Kau bertindak sedikit liar meskipun kau tidak punya bukti. Jika kau mengatakan bahwa itu tidak benar, maka hadapilah aku satu lawan satu. Dan jika kau bisa mengalahkanku, aku akan melakukan apa saja, bahkan jika bersujud di hadapanmu sekalipun" Kata Ryuuen

"...mengerti. Jangan lupakan kata-kata itu, Ryuuen! Kau mendengarnya, kan Katsuragi? Jangan ikut campur di sini!".

"Apa yang kau bicarakan? Sangat bodoh membiarkan kesempatan ini begitu saja. Kita harus menggunakan serangan menjepit untuk memastikan dia kalah"

"Jika kau ikut campur, aku akan menghancurkan kudamu"

Rupanya dia termakan umpan murahan Ryuuen. Dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi di pikirannya kecuali satu lawan satu. Dia mengerti dengan baik fakta bahwa Sudou selalu memiliki kepribadian yang liar dan dengan cepat berkelahi.

"Jadi kau bertekad untuk melakukan itu satu lawan satu tidak peduli bagaimana pun itu, Sudou-kun?.... Kalau begitu,  ayo kita menang"

Hirata sudah tahu kepribadian dan perilaku Sudou dengan baik. Begitu dia sudah memutuskan, tidak akan bisa dihentikan dengan mudah.

Mungkin dia sudah memutuskan bahwa terus mencoba dan membujuknya itu tidak akan berguna, karena dia setuju dengan satu lawan satu satu.

"Tentu saja. Hirata, pastikan ikat kepalamu tidak dicuri!"

Bersamaan dengan sinyal kuat Sudou, kuda itu maju ke depan. Katsuragi, dengan ekspresi pahit, memutuskan untuk menonton perkembangan pertempuran. Itu karena jika dia ikut campur, Sudou akan menyerangnya bahkan jika dia kebetulan seorang sekutu.

Sudou menyerang ke depan dan melakukan slam body. Namun, penunggang kuda musuh berdiri kokoh tanpa terpengaruh olehnya. Kekuatan mereka seimbang. Di tengah kuda yang melindungi Ryuuen adalah seseorang, setengah dari yang sudah kudengar, Yamada. Kekuatannya luar biasa. Sama seperti yang rumor katakan, dia kuat.
T/N: Entahlah sebutan bahasa indonya slam body itu apa. Liat aja di google images slam body itu kek gimana.

Sudou mengklik lidahnya. Aku penasaran apakah itu perasaan frustrasinya karena tidak mampu mengatasinya?

Tentu saja, Miyake dan aku, yang menopang Hirata dari pinggangnya, tidak bisa menggunakan tenaga kuda sebanyak yang Sudou gunakan. Misalkan kekuatan kuda Sudou adalah 10, maka kami berdua adalah 5.

Di sisi lain, bagian dari kuda Ryuuen, Yamada, adalah 9 atau 10. Sisa musuh tangguh adalah 7 dan 8.

"Menarik. Hei, ayolah. Atau apa kau akan kalah dengan kekuatan Albert kami?"

Memprovokasi Hirata, Ryuuen memberi isyarat kepada kami bahkan tanpa memasang perangkap apa pun sebelumnya. Sampai saat ini, sejauh pertandingan berlangsung, Ryuuen memiliki keberuntungan dengan lawan-lawannya dan di semua perlombaan individual yang dia ikuti, dia menempati posisi pertama. Dia cukup atletis.

Dia mengamati kami setelah dengan luar biasa menghindari salam dari Hirata.

Sambil menopang Hirata, aku melihat pertempuran Ryuuen dan sejauh yang aku bisa lihat, kami seimbang.

Tidak akan aneh. Tidak peduli sisi mana yang menang. Namun, dia hanya agresif dengan kata-kata karena Ryuuen tidak menunjukkan tanda-tanda menyerang kami tanpa tujuan.

Dia menjaga staminanya dan mempertahankan 1 serangan untuk setiap 3 serangan dari Hirata. Singkatnya, pertarungan ini hanyalah jalan baginya dan dia menghemat energi untuk pertarungannya nanti melawan Katsuragi dan yang lainnya, yang saat ini sedang berdiri.

Sepertinya dia benar-benar yakin bahwa dia tidak akan kalah. Jika demikian, kami harus menyerang celah itu. Jika kami berulang kali menyerang maka peluang akan muncul dengan sendirinya kepada Hirata.

"Belum, Hirata?"

Sudou mengatakan itu dengan suara sedih saat menerima sebagian besar serangan yang datang dari penunggang kuda musuh sendirian.

"Sedikit lagi...!"

Dia mengulurkan lengannya, mencampur tipuan ke dalamnya juga. Lengannya kemudian membungkuk dan akhirnya, berhasil menangkap ikat kepala Ryuuen. Namun, apa yang dia pegang hanya beberapa sentimeter dari ujungnya. Dia mencoba yang terbaik untuk menariknya lebih jauh ke tangannya.

"!?"

Hirata memang mengambil ikat kepala, tapi dia tidak membuatnya sejauh itu karena ikat kepala terlepas dari tangannya.

"Apa yang kau lakukan, Hirata !? Ambil! Aku memakai sedikit kekuatan di sini!"

"Maaf ... tanganku sedikit licin!"

Sambil terengah-engah, Sudou sekali lagi berniat menyerang. Dan Ryuuen, tanpa rasa takut menunggunya.

Dibandingkan dengan Ryuuen, yang belum meluncurkan serangan yang sebenarnya, Hirata, hanya mencuri sejauh ini dan dia mulai terengah-engah.

"Ada apa? Apa itu?"

"Kuu .....! Maaf, Sudou-kun, mundur untuk saat ini!"

Sesuai dengan teriakan Hirata, kami membuat beberapa jarak di antara kami. Ada perbedaan penggunaan stamina antara Ryuuen, yang pihaknya tidak bergerak dari tempat itu dan pihak kami yang melakukan gerakan tajam. Ryuuen mungkin berfokus pada pertempuran yang akan datang melawan Katsuragi setelah mengalahkan kami.

Sudou, yang lututnya gemetar, mengambil kuda-kudanya lagi sambil bernapas lemah.

"Untuk yang berikutnya.... yang terakhir, Hirata. Pastikan kau benar-benar mencurinya!"

"..... Aku mengerti. Aku akan mencoba melakukannya"

Hirata juga menenangkan napasnya dan berkonsentrasi hanya pada mencuri ikat kepala Ryuuen.

"Berikan mereka neraka !!!"

Setelah mengerahkan kekuatan terakhirnya, dia melakukan serangan tubuh pada mereka tetapi kuda itu tidak roboh. Sekali lagi, pertarungan antara penunggang pecah. Namun, Hirata berasumsi bahwa mereka tidak akan memulai serangan tanpa adanya kekuatan untuk membuatnya bertindak. Hasil yang datang dari itu akan menjadi resiko yang layak diambil.

"Mengerti!"

Dengan terang-terangan dan berani, dia mengulurkan tangan. Hirata sekali lagi berhasil meraih ikat kepala.

Namun, sekali lagi, ikat kepala terlepas dari tangannya.

“Ap... !?"

Ryuuen tidak mengabaikan kekesalan itu, dan tangannya terulur untuk menyentuh ikat kepala Hirata selagi dia masih dalam posisi tanpa pertahanan. Tangannya itu, dalam bentuk perlawanan, mencengkeram kuat ikat kepala. Dan dengan paksa. Ketika dia mundur, ikat kepala itu jatuh dari kepala Hirata dengan mudah. Saat dia merasa bahwa kami sudah kalah, Sudou menjatuhkan lututnya dan Hirata terjatuh dari kuda.

Ikat kepala Hirata diangkat.

Segera setelahnya, seolah-olah itu datang dari dalam lapangan, sebuah peringatan dikeluarkan dari wasit.

"Sialan!"

Sudou, yang menjadi liar, menatap Ryuuen saat dia berdiri kembali. Namun, jika dia tetap berdiri seperti itu, aku tidak tahu peringatan macam apa yang akan Ryuuen terima. Aku mendorong punggung Sudou dan melangkah keluar.

"Sayangnya"

Ryuuen, seolah mengejeknya, meninggalkan kata-kata itu. Ini masih terlalu dini untuk menerima kekalahan.

Penunggang kuda biasa, Katsuragi, yang selamat dari Kelas A, Ryuuen yang menantang. Katsuragi, yang mengambil peran sebagai kepala kuda, mengeluarkan perintah kepada Penunggang, Yahiko, dan membangun pertahanan menyeluruh. Sekarang setelah melibatkan Sudou, mereka mampu berhubungan dengan penunggang kuda yang tersisa dari Kelas D dan situasi menjadi 2 vs 1

Namun, seperti yang kuperkirakan, mereka mampu mengambil ikat kepala dari Hirata, skenario yang sama terjadi di mana mereka tidak bisa melakukannya dan pada akhirnya ikat kepala Yahiko, bersama dengan ikat kepala Kelas D, keduanya dicuri.

Meskipun hanya menggunakan gerakan minimal, Ryuuen menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan bertahan hingga akhir.

Ketika sinyal yang menandai kesimpulan pertandingan terdengar, dia melepas ikat kepalanya dan mengayunkannya ke depan dengan gaya kemenangan. Melakukan hal itu dan secara menyeluruh mengulang tindakan provokasinya juga mungkin merupakan bagian dari strateginya.

"Dia satu-satunya yang benar-benar tidak ingin kalah! Tenangkan dirimu, Hirata!"

Karena Ryuuen adalah satu-satunya orang yang tidak ingin dia kalah, rasa frustrasi Sudou adalah yang tertinggi sepanjang masa hari ini. Ini adalah situasi dimana itu tidak akan aneh jika seandainya Sudou akan mengamuk dan merobek-robeknya.

"Maaf, Sudou-kun. Ikat kepala itu, anehnya basah jadi aku tidak bisa melakukannya. Aku pikir awalnya itu karena keringat tapi itu terasa sedikit ..."

Menanggapi Sudou yang berteriak, Ryuuen tanpa takut dan dengan berani menjawab.

"Ahh? Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Bahkan jika itu benar, mungkin cuma minyak rambut. Jangan menjadi pecundang yang sakit"

Dia bisa mengatakan bahwa itu berasal dari rambutnya ketika dia mengunakan ikat kepala. Mungkin karena dia sudah mengayunkannya setelah kemenangannya atau mungkin itu hanya karena dia menyekanya di tanah tapi bukannya basah, ikat kepala di tangan Ryuuen kotor. Sepertinya bukti sudah dihilangkan.

"Sudou, kita akan membuat keributan di sini. Untuk saat ini, aku pikir lebih baik jika kita kembali ke tenda kita”

Aku bisa tahu bahwa wasit secara terang-tengan melihat kepada kami. Bahkan jika kami membuat masalah di sini, kami tidak akan bisa membuktikan bahwa Ryuuen sudah mengoleskannya dan faktanya, aku percaya bahwa dia menggunakan minyak rambut.

Jika tidak maka itu akan menjadi langkah berisiko yang bisa menyebabkan kecurangan, sesuatu yang tidak akan dilakukannya.

"Aku tahu! Lebih penting lagi, Ayanokouji, kau juga bersalah di sini. Kau harus melakukannya yang lebih baik lagi."

Bahkan setelah kembali ke tenda kami, Sudou tidak menunjukkan tanda-tanda tenang. Aku mengambil jarak darinya untuk memberinya waktu sendirian dan menenangkan diri.

Karuizawa memanggilku dan Hirata begitu kami kembali dari pertempuran kuda-kudaan kami.

"Hei, Kiyotaka. Bukankah ini gawat?"

"Ada apa? Tunggu, kenapa kau memanggilku dengan nama depanku?"

"Kenapa kau bilang?... Aku sudah mulai memanggilnya Yousuke-kun jadi aku melakukan hal yang sama untukmu juga"

Lalu kenapa kau menjatuhkan sebutan kehormatan untukku? Apa kau berpikir bahwa aku lebih rendah dari dia di matamu?

Aku bahkan tidak perlu memikirkannya secara mendalam ... mungkin hanya itu.

"Yang lebih penting, ini tentang Horikita-san. Bukankah dia mengalami kesulitan yang cukup lama sekarang? Bahkan selama pertempuran kuda-kudaan sebelumnya, dia kacau. Bahkan jika aku mencoba dan bertindak, jika seperti itu, itu tidak masuk akal "

"Benar"

Horikita sedang tersiksa oleh pertandingan dan bukan hanya di perlombaan tim tetapi secara keseluruhan, peringkatnya sudah turun secara signifikan. Alasannya jelas. Karena dia jatuh saat lomba rintangan, kaki kanannya terluka. Biasanya akan disarankan untuk absen tetapi jika itu terjadi, Kelas D secara keseluruhan akan mendapatkan kemunduran yang besar.

"Aku tidak bermaksud menyalahkannya. Lawannya terlalu banyak"

Seperti yang Karuizawa katakan, Bukan berarti itu adalah kesalahannya Horikita. Setiap kali dia terus berlari melawan yang sulit. Tidak peduli apa pertandingan itu, jika dia harus menghadapi murid yang kebetulan adalah yang terbaik di klub mereka, maka menang secara alami akan terbukti sulit.

Tapi ini terlalu mencurigakan jika dianggap suatu kebetulan belaka.

"Mau bagaimana lagi. Dia memang menjadi sasaran"

"Sasaran? Jadi maksudmu itu bukan kebetulan jika dia terus berlari bersama semua orang yang luar biasa ini?"

"Aku tidak bisa memikirkan apa pun kecuali itu. Kau juga harus tahu betapa atletisnya dia"

Bukan berarti Horikita itu payah, hanya saja lawan yang terpaksa dia lawan adalah yang terbaik. Namun, secara kebetulan berada di bawah terus-menerus, dia tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi musuh dan sekutu sama-sama menonjol.

Terlebih karena orang-orang sudah mulai memperhatikan Horikita secara khusus.

Fakta bahwa dia adalah orang pertama yang ditargetkan dalam pertempuran kuda-kudaan sudah menunjukan bahwa mereka menargetkan akarnya. Dan kemungkinan besar, orang yang memerintah itu.... yang bertindak seperti seorang raja di tenda musuh, Ryuuen Kakeru. Tidak ada seorang pun kecuali dia yang akan melakukan ini.

Dia semakin memprioritaskan menyerang Horikita karena memimpin Kelas C menuju kemenangan.

"Itulah yang kau sebut sebagai pengganggu"

"Kau bilang seseorang mengganggu Horikita-san ...? Tapi, bagaimana ....."

"Ngomong-ngomong, bukan hanya Horikita. Mereka tau semua nomor kelompok pertandingan. Mereka memberi lawan yang lemah kepada yang lebih atletis seperti Sudou dan Onodera dan untuk yang tidak atletis seperti Sotomura, Yukimura dan Ike, mereka membuat mereka bersaing dengan murid yang mampu nyaris menang. Pada dasarnya, itu artinya kita sedang dipermainkan"

Lalu ada fakta bahwa itu semua adalah murid dari Kelas C.

"... informasi kelas ketahuan ... daftar partisipasi bocor?"

"Itu benar. Semua ini sudah diatur sebelumnya dan informasi itu diberitau kepada Ryuuen"

"Hal semacam itu... Kalau tidak salah, lawan Horikita-san selalu... Yajima-san dan Kinoshita-san... apa ini ada hubungannya dengan pengkhianat yang kau bicarakan sebelumnya?"

Aku sedikit mengangguk.. Aku membuatnya mengerti betapa bahayanya situasi ini.

"Hal semacam itu... bagaimana kau bisa tahu...? Bagaimana aku mengatakannya. Akan sedikit aneh jika kau memberitahuku bahwa kaulah pengkhianatnya... Apa itu benar?"

"Sayangnya bukan"

Mengesampingkan 'siapa' untuk saat ini, yang terpenting adalah informasi kelas bocor.

Urutan partisipasi dalam perlombaan yang kami sepakati, dengan Hirata menjadi yang pertama dalam daftar, serta strategi kami, semuanya diketahui oleh Ryuuen. Berdasarkan informasi itu, dia melakukan dua hal.

Salah satunya adalah memberi murid yang lemah kepada murid berbakat seperti Sudou dan Hirata. Dan kemudian dia memaksa murid yang tidak berakat seperti Ike dan Yamauchi bersaing dengan murid yang unggul dalam olahraga di luar bayang-bayang keraguan untuk meraih kemenangan dengan cara seperti itu. Tentu saja, kami juga mempertimbangkan hal tersebut ketika menggunakan kombinasi kami, tetapi karena Kelas C tahu segalanya, mereka hanya menunggu kami bergerak. Dengan begitu, tidak salah lagi, fakta bahwa Kelas C akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

Yang lainnya adalah penargetannya kepada Horikita. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan memimpin kelasnya menuju kemenangan. Dia sendiri, tujuan menghancurkan Horikita, mengirimkan potongan-potongan yang kuat untuk menyerang dan menghancurkannya.

Faktanya, dia sudah kehilangan harapan. Jika kami berperingkat Kelas D, maka Horikita sudah tenggelam ke dasar paling bawah. Strategi-strategi ini memang menunjukan kekhasan laki-laki yang dikenal sebagai Ryuuen Kakeru.

Jika dia benar-benar tidak ingin strateginya ketahuan, dia bisa mengganti murid secara detail. Namun, fakta bahwa dia tidak melakukannya berarti dia ingin mengejutkan kami dengan meminta kami menyadari strateginya. Keinginannya menakut-nakuti kami dengan cara itu sudah sangat jelas.

"Jadi kau tidak akan membantunya?" Kata karuizawa

"Bagaimana?"

"Itu .... aku tidak tau"

"Tabel partisipasi untuk festival olahraga ini sudah dikonfirmasi. Tidak ada yang bisa kita lakukan"

"Jadi maksudmu, Kelas D mungkin akan kalah seperti ini?"

"Aku rasa begitu"

"Apa memang tidak ada yang bisa kita lakukan?"

"Daripada meminta saranku, aku pikir kau harus membicarakannya dengan Hirata".

"Itu... itu benar tapi... entah bagaimana kalau itu kau, aku pikir kau bisa memikirkan sesuatu..."

Festival olahraga ini terbuka untuk dilihat secara umum. Tidak seperti pulau tidak berpenghuni, tidak ada banyak titik buta. Karena kami diawasi oleh banyak orang, baik guru dan murid, memenangkan sesuatu tanpa diketahui merupakan tugas yang sulit.

Kau bisa menganggapnya bertarung secara langsung seperti Ichinose dan Katsuragi, atau mengambil risiko dan menggunakan taktik pengecut berulang kali seperti Ryuuen adalah satu-satunya metode yang bisa digunakan seseorang.

Bahkan dalam kasus Ryuuen, dari gerakan dan sikapnya, aku bisa mengatakan bahwa dia melakukan permainan kotor hanya setelah latihan dan percobaan menyeluruh. Singkatnya, sebagian besar hasil sudah diputuskan sebelum festival olahraga dimulai.

"Apa pendapatmu tentang Horikita?"

"Apa ...... aku tidak suka dia. Dia sombong dan kurang ajar"

"Tapi kau masih khawatir dengannya"

"Mungkin aku melihatnya mirip denganku"

Ditargetkan, mengambil api yang besar dan dipaksa di dalam tertekan. Jadi dia mencerminkan dirinya yang lama dan mengertak diri sendiri ke dia.

"Saat ini, Kelas D itu posisi yang terakhir, kan..? Apa ada cara yang tersisa suapaya menang?"

"Tidak perlu khawatir. Sejauh ini semuanya berjalan seperti yang aku prediksi"

"Jadi, kau sudah memikirkannya. Jadi bagaimana kita menang?"

"Menang? Aku tidak bermaksud menang secara khusus. Sekarang yang terpenting, kita tidak melakukan apa-apa"

"Ehh?"

Karuizawa membuka mulutnya ketika aku menjawab seperti itu.

"Untuk festival olahraga ini, lakukan saja apa yang kau bisa. Dengan melakukan itu, pasti akan bermanfaat nanti"

"Apa yang kau maksud..."

Ketika aku memikirkan bagaimana cara terbaik supaya lolos dari interogasi Karuizawa, aku tiba-tiba mendengar kemarahan.

"Aku pasti akan menyingkirkan omong kosong dari bajingan itu!"

Sudou, yang berubah menjadi iblis, berjalan menuju Kelas C.

Provokasi terus menerus yang dia terima selama pertandingan tim, dan pernyataan Ryuuen yang sepertinya menargetkan Horikita. Semua itu sepertinya demi menyebabkan Sudou mengamuk seperti sekarang.

"Aku mengerti maksudmu, Sudou-kun. Tapi aku pikir kita harus tetap tenang tentang ini. Kau seharusnya tahu apa yang akan terjadi jika kau menyerang Ryuuen-kun"

Hirata berdiri di jalan untuk menghentikannya tetapi dia dengan kejam mendorong Hirata.

"Diam! Dialah satu-satunya di sini! Dia melakukan kecurangan!"

"Aku pikir kemungkinan besar itu permainan curang. Tapi bukankah sulit membuktikannya?"

Terinjak-injak selama penangkapan bendera dan melepaskan tarik tambang, keduanya bisa dianggap permainan kurang tapi masih samar dan minyak rambut yang dia gunakan selama pertempuran kuda-kudaan, karena tidak ada bukti sampai sekarang, tidak lebih sekedar spekulasi belaka. Paling tidak, mendekatinya sambil dikendalikan oleh kemarahannya, Sudou tidak akan bisa menyelesaikan apa pun. Sebaliknya, dia bisa merubah isi tabel sebagai gantinya. Jika dia menyerang kelas lain di depan umum, ada kemungkinan bahwa itu akan berakhir dengan Sudou yang didiskualifikasi.

"Aku adalah pemimpin selama festival olahraga. Ikuti apa yang aku katakan, Hirata, ayo kita kroyok Ryuuen bersama-sama"

"Aku tidak bisa menyangkal bahwa kau adalah pemimpin. Mengingat festival olahraga ini, tidak ada keraguan bahwa kau adalah pemimpin. Tapi aku ingin kau melihat sekeliling. Berapa banyak orang yang sekarang mengakuimu sebagai pemimpin mereka?".

Sudou melihat sekeliling.

Dimulai dengan Ike dan yang lain, yang ketakutan sebelum kemarahannya, sebagian besar murid menjaga jarak dari Sudou yang kesal. Mereka semua menjaga jarak mereka agar tidak menimbulkan kemarahannya. Horikita juga, sedang melihat pidato dan tingkah Sudou dengan mata jengkel.

Seperti inilah kondisi Kelas D saat ini. Kami harus menerima dan memperbaikinya.

"Aku mati-matian berusaha demi kelas ....."

Sudou meremas kata-kata itu bersama kemarahan tetapi semua murid kecuali Hirata mengangkat suara mereka.

"Apa memang seperti itu? Daripada menginginkan kelas menang, bukankah kau hanya ingin pamer? Bukankah hanya kau yang ingin menunjukkan betapa hebatnya dirimu? Setidaknya, itulah yang aku pikir. Jadi, kau tersapu oleh emosimu, dan memutuskan kegunaan dan ketidakbergunaan berdasarkan itu. Kau marah. Jika kelas bisa menang hanya dengan itu saja, kami tidak akan mengalami kesulitan. Berusahalah sebagai pemimpin. kau harus membuat keputusan yang rasional dan memberikan saran yang akurat "

Adalah Yukimura yang memotong seperti itu. Meskipun menderita dengan hasilnya sendiri di festival olahraga, dia sungguh-sungguh berusaha.

"Diam..."

"Aku merasakan hal yang sama juga, Sudou-kun. Justru karena kami mengandalkanmu, Sudou-kun, aku ingin kau melihat gambaran yang lebih besar. Dan aku ingin kau menanggapi perasaan semua rekanmu"

"Diam......"

"Kau seharusnya bisa melakukan itu, Sudou-kun. Itu sebabnya-"

"Aku menyuruhmu diam!"

Plak~. Saat aku berpikir suara membosankan seperti itu terdengar, Hirata, yang berdiri di sampingnya, terdorong ke belakang dan terjatuh ke tanah.

Mata Sudou terlihat merah dan dia bahkan sepertinya tidak menyadari kesalahan yang dia lakukan. Jika seseorang berbicara terlalu banyak, mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya. Tidak, dia sudah mencoba memukul Yukimura.

Namun, dengan memukul Hirata, Sudou sudah di tatap banyak perhatian terlepas dari apakah itu diinginkan atau tidak dan para guru juga mengamatinya. Meskipun itu urusan internal kelas, jika kekerasan terlibat,  tidak akan berakhir hanya dengan peringatan saja.

"Apa yang sedang terjadi?"

Chabashira-sensei, yang bertanggung jawab mengawasi kelas, berjalan ke Hirata yang terjatuh. Kemudian melihat kemarahan Sudou dan tanda merah yang tersisa di pipi Hirata dari pukulan itu kurang lebih mudah untuk dipahami tentang apa yang sedang terjadi.

"Apa kau memukulnya?"

Bahkan tidak mendengarkannya, Chabashira-sensei hanya meminta kebenaran. Karena tidak merasakan kepuasan, Sudou dengan marah menjawab tanpa menyangkalnya.

".... Apa yang akan kau lakukan jika aku melakukannya?"

Sudou menegaskan itu tetapi sebaliknya, Hirata berdiri dan dengan panik mengoreksinya.

"Bukan, sensei. Aku hanya terjatuh sendiri"

"Aku hampir tidak melihatnya seperti itu"

"Tidak. Karena aku bilang begitu, seharusnya tidak ada masalah"

Kami tidak bisa memiliki fakta bahwa Sudou menampar Hirata. Hirata melakukan tindakan yang benar. Setelah sedikit terlambat, Chabashira-sensei memberikan penilaiannya.

"Tentu saja kau benar. Jika korban mengatakan tidak ada yang salah maka pertama-tama, tidak ada masalah. Namun, secara obyektif, ada kemungkinan bahwa ada semacam masalah yang terjadi di antara kalian. Untuk saat ini, jaga jarak satu sama lain. Kemudian aku akan mengajukan laporan kepada atasanku. Sebagai tindakan pencegahan "

"Tidak ada masalah di sini dan aku tidak ingin menyebabkan kesalahpahaman. Aku mengerti".

Berkat respon Hirata, tidak ada yang terjadi. Hirata mengambil jarak untuk tetap berada di luar bidang Sudou.

Di sisi lain, Sudou tidak lagi mampu menekan amarahnya dan menendang sebuah kursi pipa di dekatnya dengan seluruh kekuatannya. Di bawah pengawasan Chabashira-sensei, mengalahkan Kelas C tidak mungkin dilakukan.

"Lakukan apa pun yang kau inginkan. Lanjutkan dan kalahlah, dasar kentang goreng kecil. Festival olahraga ini sialan!"

Untuk sesaat, Sudou memandang Horikita, yang menyaksikan semuanya tetapi Horikita mengalihkan pandangannya. Sudou pergi dan mulai berjalan kembali menuju asrama.

"Ini gawat, Ayanokouji"

"Ini tidak ada hubungannya denganku"

Kouenji absen karena sakit. Dan sekarang Sudou mengincar kami. Berbicara secara logis, situasi Kelas D bisa disimpulkan sebagai sesuatu yang sangat memalukan.

"Apa kau baik-baik saja, Hirata?"

"Ya, aku benar-benar melakukannya dengan baik"

Untungnya, sepertinya hanya bagian dalam mulut yang sedikit tergores dan tidak ada luka luar yang besar dan terlihat.

"Tapi apa yang akan kita lakukan ..... ini gawat”

Mengesampingkan Kelas D yang kacau, pertempuran kuda-kudaan untuk tahun ke-2 dan tahun ke-3 berjalan lancar. Pada akhirnya, Horikita tidak menegur Sudou tetapi sebaliknya, matanya tercuri oleh penampilan saudara laki-laki yang tidak bisa dia dekati.

Pada akhirnya, bahkan setelah pertempuran kuda-kudaan berakhir, Sudou tidak kembali dan acara partisipasi universal terakhir, 200 meter lari cepat, dimulai. Sekolah akan melanjutkan pertandingan, tidak peduli bahkan jika satu atau dua murid kebetulan tidak hadir.

Itulah aturannya, itulah yang akan terjadi. Di bawah kami, Ryuuen mendekat.

"Hirata, apa yang terjadi dengan Sudou?"

Yang absen akan didiskualifikasi dan tidak akan bisa memperoleh poin. Mereka mengikuti aturan yang jelas di pesan itu. Mungkin Ryuuen sudah mengamati Kelas D dari kejauhan, tetapi dia berbicara seolah-olah dia ada di sana ketika semuanya selesai.

Aku penasaran apa kali ini dia mencoba mengganggu mental Hirata.

"Sesuatu terjadi dan Sudou-kun sedang istirahat. Dia akan segera kembali"

"Kuku. Aku tidak berpikir kalau kau harus mengatakan sesuatu yang tidak beralasan seperti itu"

Setelah namanya disebut untuk balapan kedua, Ryuuen memasuki jalur.

"Yang lebih penting, sampai saat ini, Ryuuen-kun menempati posisi pertama di semua perandingan individu, kan?"

Di belakang punggungnya, Hirata berbicara sambil diam-diam menampilkan semangat juangnya.

"Apa yang salah dengan itu?"

"Di peserta kali ini, kau kemungkinan akan menempati posisi pertama. Sepertinya Ryuuen-kun cukup beruntung"

"Keberuntungan ada di pihakku"

"Aku tidak tahu berapa lama lagi keberuntunganmu akan bertahan. Hanya dengan melakukan sesuatu, arus bisa berubah"

"Ahh?"

"maksudku, aku tahu apa yang kau pikirkan"

Ryuuen tertawa sinis seolah mengatakan dia tidak tahu apa yang dia bicarakan. Hirata lalu melanjutkan.

"Fakta bahwa kau  memperoleh daftar partisipasi Kelas D dan fakta bahwa kau mengetahui kemampuan fisik murid Kelas D secara rinci juga. Dan aku juga mengerti bahwa kau berniat memanfaatkan itu. Kami bukan orang bodoh. Ada beberapa kartu AS yang kami sembunyikan "

"menarik jika itu bukan sekedar gertakan. Dengan melihat perlombaan antara Kelas C dan Kelas D sejauh ini, kau pasti akan tersandung pada sesuatu yang aneh. Terlepas dari apakah kau tahu kebenarannya atau tidak,  setidaknya kau mencoba menipu kami"

"Ya. Itu sebabnya aku akan mengatakan ini. Sampai hari ini berakhir, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang menarik"

"Sesuatu yang menarik? Aku akan menunggu di dalam bayangan”

Mungkin Ryuuen hanya setengah mendengarkan provokasi misterius Hirata. Melihat bagaimana dia mengambil posisi pertama di lari 200 meter, kemungkinan dia terguncang olehnya bisa dianggap nol.

"Jadi kurang lebih ada satu jam sampai pertandingan Soudou yang selanjutnya ya..?"

Lari cepat 200 meter tahun ke-2 dan tahun ke-3 diikuti dengan istirahat 50 menit. Jika Sudou gagal kembali pada saat itu, pasti akan skakmat. Jika ace kami tidak ada, tidak ada pemenang di acara Partisipasi hanya untuk yang Direkomendasikan pada babak kedua.

Hanya ada satu orang di kelas ini yang mampu memaksanya bereaksi.

Aku penasaran apa orang itu akhirnya mengerti bagaimana perannya dan seberapa penting hal itu? Setelah datang di posisi ketiga selama lari 200 meterku, aku diam-diam menunggu Horikita menyelesaikan pertandingannya dan kembali.

"Horikita. Apa kau mengerti inti dari situasi Sudou?"

"Kepemimpinannya dipertanyakan dan dia menyadari apa itu kekecewaan sebelum melarikan diri"

"... yah, berbicara kasar"

"Kenapa kau ada di sini? Tentu saja kau tidak akan memintaku pergi membawa Sudou-kun kembali, kan?"

"Jika kau sudah tahu, jangan tanya lagi. Sudah hampir jam makan siang, bukankah kekuatanmu dibutuhkan di sini?"

"Aku tidak mengerti. Ada orang lain yang bisa kau andalkan. Tidak mungkin aku membawanya kembali, kan?"

Apa dia serius berbicara seperti itu? Apa yang aku pikirkan, tapi dia mungkin serius. Dia belum menyadari sama sekali bahwa Sudou memandangnya sebagai lawan jenis.

"Pertama-tama, aku tidak benar-benar dalam posisi di mana aku mampu menjaga orang lain..."

Horikita, yang saat ini berjuang dalam pertandingannya, secara negatif mempengaruhi poin kelas. Dia mungkin memiliki tangan yang penuh dengan masalah. Bukan berarti aku tidak bisa mengerti perasaannya itu.

Selain itu, tidak banyak teman sekelas yang ingin pergi untuk Sudou. Mereka sudah meninggalkan Sudou setelah dia bertindak egois meski tahu dia mampu secara signifikan membuat dampak pada hasil dari festival olahraga.

Jumlah kepercayaan yang telah kumasukkan untuk Sudou menjadi nyata terlihat di sini.

Jika itu Hirata atau Kushida yang membabi buta, seluruh kelas pasti akan keluar mencari mereka. Kouenji mirip dengannya dalam arti itu. Faktanya, selain dari Horikita dan Sudou, semua orang mengabaikan keberadaannya. Tidak ada yang menganggap absennya serius meskipun penting.

"Kalau begitu izinkan aku menanyakan ini terus terang. Kau tidak bisa menjaga teman sekelasmu, kau tidak bisa mengurus diri sendiri, apa kau itu layak? Kau hanya beban"

Aku siap mendatangkan kemarahannya ketika aku memberikannya kata-kata terdalam.

"Kau sangat kasar... Aku menyesal sudah terluka, tapi aku juga mengalami banyak kesialan di sini. Bukankah ada hal yang tidak bisa kau lakukan?"

"Nasib sial, eh? Jadi kau tidak menyadari cederamu, juga status Kelas D saat ini, sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar kebetulan. Bukti bahwa kau belum menyadari apa pun"

"Jangan mengejekku. Aku juga menyadari kurang lebih keanehannya... bahwa informasi daftar tabel partisipasi sudah bocor ke Ryuuen-kun. Dan fakta bahwa kesalahan terletak pada pengkhianat dari dalam kelas. Tapi mau bagaimana lagi, kan? Bahkan jika seseorang akan mengkhianati kelas, aku tidak berharap mereka bertindak dengan cara yang mencekik kelas mereka sendiri. Itulah kenapa aku tidak bingung. "

"Apa lagi yang kau perhatikan?"

"Yang lain?... Aku tidak tahu detailnya, tapi Ryuuen-kun memprovokasi Sudou-kun?"

"Itu benar. Dia berusaha menghancurkan Sudou, kunci kelas kita. Tidak peduli berapa banyak informasi yang dia peroleh, Sudou masih tidak terkalahkan sejauh kompetisi individu dan dia adalah kehadiran yang kuat di kompetisi tim juga. Itu sebabnya dia berulang kali menargetkannya secara mental untuk mendapatkan keuntungan darinya dan berhasil membuatnya menarik diri menggunakan elemen di luar pertandingan itu sendiri "

Sudou berhenti menjadi aset dan karena amukannya, semangat Kelas D menurun drastis.

"Ya. Itulah kenapa kita berada dalam situasi saat ini"

"Apa ada hal lain selain yang kau perhatikan?"

"Kau, jangan-jangan... kau ingin aku memberitahumu dugaanku? Bahwa Ryuuen-kun adalah orang yang mengatur perangkap itu sehingga aku akan terluka? Tentu saja aku memikirkannya. Dia menghasut Kinoshita- san dan membuatku jatuh, tapi, tidak logis jika secara terang-terangan berusaha menyebabkan cedera di depan mata publik. Bahkan jika mereka mampu membuatku jatuh,  aku tidak berpikir mereka akan dengan sengaja menyebabkan cedera sejauh itu agar aku tidak bisa lagi melanjutkan pertandingan yang memuaskan"

Salah.

Jika aku merasa seperti itu, aku bisa menawarkan bukti bahwa itu memang disengaja. Tapi itu tidak penting.

"Berapa lama kau berniat menjadi tidak berguna, Horikita?"

Aku berkata seperti itu. Kecuali aku mengambil tindakan drastis seperti itu, gadis yang dikenal sebagai Horikita Suzune tidak akan membuka matanya.

"... apa kau harus memanggilku tidak berguna?"

"Aku memanggilmu tidak berguna karena kau tidak berguna"

"Sangat tidak menyenangkan... Aku yakin, baik di ujian tertulis maupun kemampuan fisik, aku lebih unggul daripada orang-orang yang tidak berharga di sana. Pertama-tama, sejak informasi itu bocor, bukankah sudah terlambat? Bukan hanya aku, tapi hampir semua orang akan dibiarkan tidak dapat melakukan apa pun dalam situasi ini. Apa kau mau memberikanku beberapa alasan? "

"Jika kau seorang murid yang sedang berlari, maka akan baik-baik saja. Tapi bukan itu masalahnya, kan? Jika kau membidik Kelas A dan berniat membesarkan rekanmu, di saat yang sama, sudah saatnya aku memberitahumu betapa pentingnya mengolah pola pikir yang mampu melihat gambaran yang lebih besar"

"Itu sebabnya aku menyuruhmu menunjukkan alasanmu!”

Horikita mengatakannya dengan sedikit menunjukkan kemarahan. Teman-teman sekelas di sekitar kami berpaling beberapa saat untuk melihat apa yang terjadi.

"'Aku sudah menyadari bahwa informasi partisipasi sudah bocor’, 'Ryuuen memprovokasi Sudou', 'Mungkin karena cedera itu disengaja’. Tentu saja, seperti yang kau katakan, itu adalah situasi di mana kau tidak bisa melakukan apa pun tentang itu. Tapi kenapa, itu karena kau tidak melakukan apa-apa. Dan selama kau tidak melakukan apa-apa, semuanya akan berlanjut selamanya. Apa kau berniat mengeluh lagi ketika Ryuuen menarik sesuatu yang luar biasa sekali lagi? Tentu saja tidak, kan? "

"Itu... tapi, apa yang mungkin bisa..."

"Situasi dimana kau memprioritaskan untuk meningkatkan rangkingmu sendiri sementara Sudou tidak ada atau situasi di mana peringkatmu merosot sementara Sudou kembali dan meningkatkan kelas bersama-sama. Yang mana yang terbaik untuk Kelas D?  Tidak perlu dijawab, kan? Sekarang, kau bahkan tidak bisa sebaik Sudou. Dapatkan petunjuk bahwa kau memang murid yang tidak berguna. Metode Sudou kaku, tapi dia berkontribusi lebih banyak selama festival olahraga ini daripada yang lain. Dan dia bersemangat mencoba untuk menang. Apa kau akan membiarkannya hanya karena dia tidak mampu mengkhawatirkan orang lain? Biarkan saja seperti itu? Bukankah itu sama saja dengan membiarkan aset berhargamu binasa? "

Jika aku berbicara sebanyak ini, Horikita juga harus bisa mengerti. Bahkan saat dia merasa terganggu oleh itu, dia harus menyadarinya. Apa yang aku ingin dia sadari adalah 'apa yang harus aku lakukan mulai sekarang’.

"Ini sesuatu yang jelas, bahkan murid SD pun harus bisa menjawabnya kan? Bahwa tindakan yang satu ini akan mengarah pada awal dari serangan balik kita"

Ryuuen secara strategis menghancurkan Sudou. Maka yang harus kita lakukan adalah secara strategis memanggil Sudou kembali. Ini masalah sederhana.

"Kau membuang kesempatan untuk mendapatkan senjata milikmu sendiri"

"Senjata untukku sendiri ......?"

"Mulai sekarang, jika kau membidik kelas atas, ada batas untuk apa yang bisa kau lakukan sendiri. Faktanya, saat ini kau berada dalam situasi di mana kau tidak bisa melakukan apa pun sendirian. Kau pasti akan menghadapi yang lebih besar lagi di ujian seperti itu. Pada saat itu, laki-laki yang dikenal sebagai Sudou Ken pasti akan menjadi aset berharga. Untuk memanfaatkannya, apa yang harus kau prioritaskan sekarang? Apa berdoa agar lukamu sembuh di sini? Bukan itu, kan? "

Sama seperti aku menggunakan Hirata dan Karuizawa sebagai senjata, Horikita juga diberkati dengan kesempatan untuk mendapatkan senjata miliknya sendiri. Jika demikian, sangat konyol jika membiarkannya begitu saja.

"Aku...”

"Terserah jika kau memikirkan yang lainnya. Ini hanya saran yang bisa aku berikan untukmu."

Itu benar, tidak ada yang lain setelah ini. Aku tidak akan menawarkannya strategi agar menang melawan Ryuuen atau memberitahunya cara melaluinya. Saat ini, yang dibutuhkan Horikita adalah kekalahan dan penyembuhan.

Pagi hari, setengah dari festival olahraga berakhir dengan Kelas D yang dalam kesulitan, dan kami memasuki istirahat makan siang. Ada orang-orang yang makan siang di kafetaria, beberapa yang makan di halaman, karena kami diberitahu bahwa kami boleh bergerak bebas. Khususnya selama festival olahraga di mana rasa solidaritas bisa sangat terasa, terlepas dari apakah kau laki-laki atau perempuan, ada banyak kesempatan untuk makan siang bersama dengan murid senior. Tidak seperti biasanya, ruang kelas kami saat ini terlarang sehingga tempat-tempat di mana kami bisa makan terbatas.

Jika kami berbicara tentang pesona utama dari festival olahraga, maka makan siang akan menjadi salah satu dari mereka. Ada tumpukan besar kotak bento yang terumpuk di tanah. Sepertinya makan siang hari ini tidak dibuat di kafetaria sekolah melainkan bento mewah yang dipesan dari luar. Hanya ada satu variasi tetapi ada juga fakta bahwa itu gratis sehingga sebagian besar murid kemungkinan akan memilihnya.

Di sisi lain, ada sebagian murid yang meninggalkan lapangan tanpa menyentuh bento. Salah satunya adalah Horikita. Mungkin kata-kata akhir itu mencapainya, karena ada kemungkinan besar dia keluar mencari Sudou.

Dan Kushida adalah yang lainnya. Memberitahu para perempuan yang dekat dengannya bahwa dia pergi mencari Sudou, dia berlari.

"Guah... aku kalah! Kenapa aku harus melakukan ini?

"Karena kau kalah"

Demi menghindari kemacetan, Yamauchi pergi mambawa porsi semua orang setelah kalah di batu-gunting-kertas.

"Aku kelaparan, cepat dan berjuanglah"

Ike dan Yamauchi tidak terlalu tertarik pada kenyataan bahwa Sudou sudah mengundurkan diri. Sejak awal, mereka sudah bertaman dengan Sudou sejak beberapa saat setelah pendaftaran, jadi mereka tahu kepribadiannya dengan baik.

Selain itu, dalam hal ini, bahkan jika dia tidak berpartisipasi dalam perlombaan, dia tidak akan terburu-buru dalam masalah ini. Paling tidak, dia hanya akan kehilangan poin pribadinya. Tentu saja, itu akan menjadi kerugian bagi Tim Merah, tetapi dari kurangi tersebut, mungkin akan menjadi lebih baik karena secara tidak langsung telah menyingkirkan musuh Sudou.

Sebagian besar perempuan sudah menyaksikan bagaimana Hirata dipukul. Akibatnya, reputasi Sudou (mengesampingkan masalah jika dia memiliki satu untuk dimulai) jatuh dan mungkin menghilang.

Melihat sedikit perubahan karena sudah kehilangan ace dalam festival olahraga ini juga menakutkan, dalam artian tertentu.

"Untuk sekarang, ayo cari tempat makan saja"

Ketika kami bertiga memutuskan untuk pindah ke tempat lain, Hirata muncul dengan beberapa anak laki-laki dan perempuan di belakangnya.

"Bolehkah kami ikut juga?"

Dia menyapa Ike dan Yamauchi seperti itu. Ike dan Yamauchi sesaat terkejut. Itu bisa dimengerti, tidak mungkin mereka tidak akan terkejut jika Hirata mendekati mereka meskipun mereka tidak terlalu dekat. Tapi karena gadis-gadis itu juga akan duduk di samping mereka di sini, selama festival olahraga ini, mereka berdua tidak bisa menemukan alasan untuk menolaknya.

"Tentu saja, tidak masalah"

Ketika dia menjawab seperti itu, sekelompok anak laki-laki dan perempuan berjumlah sekitar 10 bergabung.

Kemudian, menempati tempat yang cocok, kami mulai makan siang. Kami menikmati makan siang kami untuk sementara waktu tetapi akhirnya, orang-orang sudah selesai makan di mana-mana dan dengan itu, Hirata dan Karuizawa mendekat.

Di tempat seperti ini, di mana teman sekelas berkumpul, tidak akan aneh atau tidak akan wajar bagi trio ini termasuk aku yang akan terbentuk.

"Seperti yang diduga, sepertinya Ryuuen-kun membuat pergerakannya"

Hirata memotong dengan  mengakui kejadian itu. Karuizawa kemudian membuka mulutnya dan menyela seolah dia sudah menunggu hal ini.

"Jadi? Siapa pengkhianatnya? Kau tahu, kan, Yousuke-kun?"

Karuizawa bertanya seperti itu tapi Hirata dengan lembut menggelengkan kepalanya.

"Ada beberapa hal yang aku sendiri tidak paham. Aku ingin tahu apakah kita bisa menjernihkan pertanyaan-pertanyaan itu?"

"Itu benar. Tapi, aku tidak bisa menjawab pertanyaan  tentang siapa pengkhianatnya"

"Huh? Aku tidak mengerti, kenapa?"

"Karena jika kita memperburuk situasinya sekarang, itu hanya akan menyebabkan kelas terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih besar. Akan ada masalah jika kita tidak berurusan dengan pengkhianat dengan tenang dan diam-diam"

"..... Aku mengerti. Aku tidak akan menanyakanmu. Tapi kenapa kau menyerahkan tabel keikutsertaan seperti itu ke sekolah meskipun tau jika seorang pengkhianat akan muncul? Bukankah kita diam-diam menyesuaikan tabel partisipasi untuk kita sendiri? Jika kita  melakukannya, kita tidak akan menghadapi banyak kesulitan seperti ini. Bahkan itu pun, kita bisa mengubah tabel dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari Kelas C... "

"Benar"

Apa yang aku inginkan adalah Horikita  bisa melihat keberadaan mata-mata dan memiliki kemampuan untuk menghadapinya.

"Kelihatannya seperti masalah orang lain. Dan pengkhianat itu mungkin ada di sekitar kita juga kan? Bahkan mungkin mereka ada di antara kita.... apa itu semacam hal yang  tidak perlu dikhawatirkan?"

Karuizawa melihat sekeliling. Dia melihat beberapa murid di sini sebagai tersangka. Pengkhianat tentu saja merepotkan dan tergantung pada keadaannya, mungkin lebih bagus jika membiarkannya begitu saja. Selain itu, bahkan jika kami sudah menggunakan strategi seperti yang disarankan Hirata, itu mungkin tidak akan berhasil pada Ryuuen.

Meski begitu, akan sulit untuk membuat mereka mengerti bahkan jika aku memberi tahu Hirata dan yang lainnya tentang alasan ini.

"Aku sudah memprediksi moral pengkhianat. Sesuatu seperti itu".

Mengatakan itu, aku menipu mereka.

"Moral?"

"Aku pikir aku mau mereka introspeksi diri tanpa perlu mengejar-ngejar diri mereka sendiri"

Hirata, yang sudah mendengarkan, dengan serius menatapku.

"Semua ini berdasarkan perintah Horikita-san, Apa itu benar, Ayanokouji-kun?"

Hirata, yang sudah mulai menyembunyikan kecurigaannya, mungkin sudah mencapai titik di mana dia tidak lagi mempercayaiku, tapi meski begitu, aku butuh dia untuk mempercayaiku meski hanya demi penampilan.

"Ya. Semuanya sesuai perintah Horikita"

Hirata tidak menginterogasiku lebih jauh dan mengangguk sekali, dia terlihat yakin.

“Jadi dimana Horikita-san  dan apa yang dia lakukan sekarang?”

"Dia saat ini sedang melakukan sesuatu yang hanya dia bisa lakukan. Atau setidaknya itu akan bagus jika dia ada."

"Apa itu tentang Sudou-kun?"

Hirata, yang memiliki insting yang tajam, melihat sekeliling, dan memastikan sekali lagi bahwa mereka berdua tidak terlihat dimanapun.

"Tidak akan mudah menang di babak kedua tanpa Sudou, kan?"

"Itu benar ..... sejauh yang kita ketahui, kita bergantung pada Sudou-kun"

Karuizawa terlihat sedikit tidak puas karena harus bergantung pada Sudou tapi dia mengerti bahwa itu adalah fakta. Hasil dari festival olahraga ini tergantung pada tindakan Horikita.

Jika kata-kataku tidak bisa mencapai dia, Sudou tidak akan kembali dan semuanya akan berakhir.