Kaifuku Jutsushi no Yarinaoshi Sokushi Mahou to Skill Copy no Choetsu Heal Volume 3 Chapter 15
Healer menghasilkan permainan balas dendam
Blade, pahlawan pedang, pingsan kesakitan setelah menyadari aku seorang pria. Karena pria hardcore yang membenci lesbian itu dengan senang berbicara dengan seorang pria, memegang tangan seorang pria, mencium seorang pria dan di atas semua itu, bahkan meraih bukti seorang pria, wajar saja bahwa ini akan terjadi.
Selanjutnya, karena aku menikamnya dengan pisau beracun, racunnya beredar dengan lancar. Karena aku sengaja meleset dari vitalnya, dia tidak akan mati karena ditikam. Setelah beberapa saat, darah terhenti, tetapi racunnya sudah pasti memakannya. Dan mantapnya, kamar sex ini punya pahlawan pedang dan tempatnya kedap suara, jadi tidak peduli berapa banyak suara yang dibuat, tidak ada yang akan menyelamatkannya.
"Bunuh, bakal gue bunuh loe." (Blade)
Blade memelototiku dengan celana dalamnya, karena dilumuri dengan muntahan, dia memakai celana dalamnya, jadi aku tidak bisa membawanya dengan benar.
“Kalau loe bisa, nah, cobaam, nah. ”(Kearuga)
Aku tertawa. Dia tidak memiliki [God Made Treasure Tool] miliknya yang merupakan simbol dari pahlawan pedang. Dan racun yang aku sunting adalah neurotoxin asli buatanku, pelemas otot dan menajamkan indra. Setelah ini bersirkulasi, keseimbangannya hilang, dan dia tidak akan dapat menggunakan kekuatan dengan benar. Selanjutnya, semua panca inderanya menjadi sangat sensitif.
Aku biasanya menggunakan afrodisiak, tetapi aku tidak akan membiarkan wanita ini merasa kesenangan. Sebaliknya, aku tidak akan merasa puas kecuali aku merasakan banyak rasa sakitnya bahkan tanpa bisa menahannya. Aku sangat tersiksa olehnya di dunia pertama. Dia memukul dan menendangku, dan dia sering mengambil makananku juga. Aku dibawa jalan-jalan dengan pose anjing sambil telanjang, dan kadang-kadang, aku akan dipaksa untuk mengenakan pakaian wanita dan diperintahkan untuk masturbasi.
Dia menginjak-injak martabat pria dan menghancurkannya. Karena itu, aku putuskan. Pertama-tama, aku akan membuatnya menyadari bahwa dia seorang wanita, aku akan menginjak-injak martabat itu dan membiarkannya mati saat melewati penderitaan yang mengerikan itu.
"Tubuh gue, gak bisa gerak, kamfret, coba aja gue bawa pedang gue." (Blade)
Pedangnya, pedang suci Ragnarok, meningkatkan kemampuan fisik pemilik dan memberikan efek penyembuhan efek negatif, jadi selama dia memiliki itu, dia mungkin bisa menghilangkan racunku. Ini adalah salah satu alasan kenapa aku menghindari pertempuran langsung. Sulit untuk menangkap pahlawan pedang tanpa membunuhnya ketika dia membawa Ragnarok.
“Loe kelihatan cupu sekarang, pahlawan pedang-sama.” (Kearuga)
Aku menginjak kepalanya. Rasanya cukup bagus.
"Brengsek, loe ngelakuin gini meski loe tau kalau gue pahlawan pedang" (Blade)
“Ya, gue ngelakuinnya karena gue tau. Gue juga ingin tanya ama loe, kayak apa loe bisa santai meski situasinya kayak gini? Jika loe memperburuk suasana hati gue, loe bakal mokad. Nah, kayak gini.” (Kearuga)
Menarik keluar pisau yang aku sembunyikan di rokku, aku menjatuhkannya dengan bunyi gedebuk, dan pisau itu mendarat ke tangan bagian kelingking pahlawan pedang. Ah, aku dengan ceroboh membalikkan rokku lebih dari yang diperlukan. Pakaian dalamku terlihat agak memalukan.
"Kyaaaaaaaa, ke, kelingking gue." (Blade)
“Ya ampun, gue lakuin juga akhirnya. Karena loe memperburuk suasana hati gue, loe kehilangan jari kelingking kecil penting loe. Menyedihkan. Tanpa itu, loe gak bisa menahan pedang loe dengan baik, kayaknya pahlawan pedang bakal pensiun dini deh. Ahyahyahyahya.” (Kearuga)
Aku tidak sengaja tertawa. Kelingking sangat penting untuk menghunus pedang. Dengan menguasai musuh dengan dukungan pedang dan membiarkanmu dengan bebas memanipulasinya. Pada saat itu, dia meninggal sebagai seorang pendekar pedang. Tidak ada penyihir penyembuhan lain selain aku yang bisa menyembuhkan bagian tubuh yang hilang.
“Sekarang, apa loe dah ngerti posisi loe?” (Kearuga)
"Bunuh, gue beneran bakal bunuh loe." (Blade)
"Hui, satu lagi." (Kearuga)
Mengambil pisau itu, aku menjatuhkannya.
"Kyaaaaa." (Blade)
Aku tidak ingin terlalu keras, tetapi jika dia tidak mengerti melalui kata-kata, aku tidak punya pilihan selain mengingatkannya dengan tubuhnya. Berikutnya adalah jari ketiganya; semoga dia memiliki cukup jari sampai dia benar-benar belajar posisinya sendiri. Dia bego, jadi aku khawatir karena dia tidak memiliki kemampuan belajar. Sekarang, mari kita lanjutkan ke yang berikutnya.
◇
"Aduduh, dia pingsan lagi." (Kearuga)
Pahlawan pedang itu pingsan dengan mata tebelak, dan ada banyak bekas air mata di matanya. Setelah itu, aku secara acak melatihnya. Sepertinya kepalanya lebih baik dari yang kuduga, karena dia mengerti posisinya sendiri sebelum semua jari di tangan kirinya menghilang.
Menyedihkan. Untuk berpikir dia akan pingsan cuma seperti ini. Jika benda ini adalah pahlawan, masa depan manusia akan suram. Aku ingin dia menjadi lebih sadar diri bahwa dia seorang pahlawan.
Sekarang, waktunya bekerja. Dengan ini, aku tidak bisa menyebutnya balas dendam. Kebencianku tidak akan hilang. Sampai di sini hanya pemanasan; bagian sesungguhnya akan dimulai.
"[Transformation Heal]" (Kearuga)
Aku mengubah penampilan Kearura -ku menjadi pahlawan pedang. Kemudian, aku mengecek rak. Seperti yang kuduga, ternyata ada. Tas yang cukup besar untuk menampung seseorang.
Terkadang, pahlawan pedang itu membunuh wanita yang diculiknya, jadi dia menyiapkan ini untuk saat-saat itu.
Menghentikan pendarahannya, aku membuang tubuh wanita sialan itu ke dalam tas. Tempat ini kemungkinan besar berada di dalam kelompok ordo kesatria, jadi jika aku memegang tas pahlawan pedang, yang lain mungkin akan berpikir bahwa pahlawan pedang itu memungutinya lagi dan tidak akan berhati-hati. Jika aku membawa ini, aku bisa keluar.
“Sebelum itu, aku harus menggunakan kembali sumber dayanya.” (Kearuga)
Aku mengumpulkan semua uang, perhiasan, dan barang-barang berharga. Pahlawan pedang mendapatkan banyak penghargaan sebagai pahlawan, dan orang tuanya adalah bangsawan besar, jadi keuangannya melimpah. Mayat tidak memerlukan uang, jadi aku memasukkannya ke dalam saku.
"Aku benar-benar menginginkan ini." (Kearuga)
Aku mendapatkan barang yang menarik perhatian. Ini adalah [God Made Treasure Tool].
Meskipun dalam bentuk pedang sekarang, itu akan menjadi senjata yang cocok untuk pahlawan setelah membuat kontrak. Kontrak itu rusak setelah pahlawan, pemiliknya, mati, dan kembali ke permata biasa. Dengan kata lain, jika pahlawan pedang mati, itu akan menjadi milikku. Aku sangat menginginkan mainan ini, itu tidak tertahankan. Dengan hati-hati membungkusnya dengan kain, aku menggantungnya di punggungku. Baiklah, persiapanku sudah selesai.
“Yosh, saatnya berangkat. Sekaran~g, seberapa banyak kenikmatan yang akan aku berikan. ♪” (Kearuga)
Aku akan pindah ke lokasi yang disebutkan dan menggunakan barang yang aku peroleh demi balas dendamku.
◇
Membawa tas yang berisi pahlawan pedang, aku dengan berani berjalan keluar. Dan kemudian, aku menggerakkan kakiku ke arah daerah kumuh.
Aku menuju ke rumah sepi di mana aku membuat potongan sampah yang menyerangku... barang yang aku lampiaskan untuk balas dendamku. Saking girangnya aku bersenandung.
Mulai sekarang, neraka akan mulai. Setelah tiba di tujuanku, aku mengeluarkan pahlawan pedang dari tas. Selanjutnya, aku menggunakan [Transformation Heal] untuk menjadi Kearura. Dan kemudian, aku melemparkannya tepat di depan sampah yang tidur di tumpukan.
Aku juga merusak kakinya dan membuatnya jadi dia tidak bisa berjalan. Setelah aku menyelesaikannya, aku mengeluarkan kantongku dan mencampurkan beberapa obat. Aku ternyata baik.
"Tema kali ini adalah celah antara nafsu makan dan hasrat seksual." (Kearuga)
Aku menyuntikkan ramuan ke trio sampah. Ini memiliki bahan yang dapat membangunkan orang-orang, jadi mereka akan bangun sekitar sepuluh menit.
Sebelum itu, aku perlu menjelaskan poin dari game kali ini kepada pahlawan pedang. Untuk saat ini, aku menendang perut pahlawan pedang dan mengirimnya terbang. Berulang kali sampai dia bangun. Aku bisa mendengar suara perutnya pecah dan organ internalnya hancur, tapi aku tidak peduli.
"Gohu-, ga-, di mana, ini" (Blade)
Pahlawan pedang terbangun. Seluruh tubuhnya dipenuhi memar. Saking asiknya, aku tidak sengaja menendangnya terlalu banyak. Aku lega dia bisa bangun sebelum mati.
"Ini rumah kosong di daerah kumuh." (Kearuga)
“Hi-, maafkan aku, aku tidak akan, tidak taat padamu, aku tidak akan membangkangmu” (Blade)
Oh, sepertinya hatinya sudah rapuh dari hukumanku sebelumnya. Membosankan. Aku berpikir hatinya sedikit lebih kuat dari ini, tapi... itu tidak terlalu penting. Sesuai rencana, aku akan memulai permainan.
“Jangan ragu untuk tidak mematuhi gue. Yah, gue gak tahu apa yang bisa loe lakukan dengan tangan yang tidak bisa memegang pedang dan kaki yang tidak bisa berjalan.” (Kearuga)
Setelah mengatakan itu, pahlawan pedang akhirnya menyadari bahwa dia tidak akan pernah bisa berjalan dengan kakinya lagi, dan ekspresinya berubah putus asa. Aku tidak akan bersimpati dengannya. Wanita ini secara paksa menyerang banyak wanita lemah, dan kadang-kadang membunuh beberapa. Dia sampah yang seharusnya mati. Dan parahnya, dia mencuri bibir Kearura yang indah. Itu adalah dosa yang tidak bisa dimaafkan dari sekedar mati.
"Hentikan, kirim aku pulang, aku akan melakukan apa saja." (Blade)
Dogeza yang tidak terduga. Sangat menyenangkan melihatnya, tapi aku tidak akan mengabaikannya dengan begitu saja.
“Tentang itu, aku berpikir untuk melakukan permainan dari sekarang. Jika loe berhasil, gue akan mengabaikannya. Namanya, celah nafsu makan dan hasrat seksual. "(Kearuga)
"Permainan?" (Blade)
“Ya, loe lihat tiga orang kotor itu, pria besar menumpuk? Gue menyuntikkan ramuan luar biasa ke dalamnya. Ramuan yang memberi mereka rasa lapar sampai pada titik di mana mereka bahkan ingin memakan manusia mentah, dan ramuan yang memberi mereka hasrat seksual yang kuat sampai pada titik di mana mereka akan terus mengayunkan pinggul mereka sampai mati. Karena limiter otak mereka terputus, itu akan menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Yah, mereka akan hancur dalam setengah hari. Mereka adalah iblis nafsu makan dan hasrat seksual. Ngomong-ngomong, ada sekitar lima menit sampai mereka bangun.” (Kearuga)
Dengan wajah ketakutan, pahlawan pedang itu menatap ketiga pria itu.
“Karena itu, hal yang sebenarnya dimulai sekarang. Jika loe bisa lolos dari orang-orang itu sampai besok pagi, loe bisa pulang. Nah, dengan tubuh yang tidak berdaya itu, loe gak bakal bisa kabur. Haruskah gue mengajarkan loe metode untuk menyelamatkan diri? Dengan memamerkan kewanitaan loe, hanya untuk sesaat hasrat seksual mereka teralihkan dari nafsu makan mereka, loe bisa merasa nyaman tanpa dibunuh, tetapi jika nafsu makan mereka menang, loe mungkin bakal dimakan hidup-hidup. Jika loe dapat memuaskan mereka sebagai wanita sampai pagi, loe akan bertahan. Sangat sederhana kan?” (Kearuga)
"I-, itu, oleh orang-orang itu, aku" (Blade)
“Sekarang, ada tiga menit tersisa. Entah loe pakai senjata wanita untuk bermain-main dengan mereka dan bertahan hidup, atau loe menolak pria dan mati dimakan. Pilihnya terserah loe aja.” (Kearuga)
Bahkan sekarang, tubuh pahlawan pedang masih kehilangan keseimbangannya karena relaksan otot dan obat yang menajamkan sensasinya. Dia tidak bisa memegang pedang tanpa jari, dan dia tidak bisa menggerakkan kakinya juga.
Tidak mungkin untuk melawan orang-orang itu. Ada satu metode baginya untuk bertahan hidup, yaitu membuang Blade dan terus merayu pria-pria yang tampak kotor itu. Yah, kupikir betapa hebatnya harga dirinya atau apa pun itu.
"Oh, obat vitalitas mungkin terlalu kuat." (Kearuga)
Para pria bangkit. Tanpa sepotong alasan di mata mereka, otot-otot dan daerah bawah mereka telah membengkak seperti orc.
Orang-orang melihat ke arah pahlawan pedang yang jatuh yang tidak bisa bergerak. Air kencing menetes dari selangkangan pahlawan pedang. Dan kemudian... sambil tersenyum dan menangis pada saat yang sama, dia menggoda pria dengan seluruh kekuatannya.
“Ahahahahahahahahah, pahlawan pedang dengan mudah menyerahkan tubuhnya kepada pria kah. Orang yang berpikir bahwa manusia adalah makhluk ekologis yang lebih rendah kini terlahir sebagai 'dasar'.” (Kearuga)
Kebaikan bangsawan muda yang membenci pria, meniru pria dan berpura-pura menjadi pria untuk makan perempuan telah direndahkan menjadi perempuan tidak senonoh yang sangat menggoda pria. Hatinya hancur lebur. Penampilan itu menggelikan, dan sangat menggelikan sehingga aku tertawa ngakak. Sekarang, aku bertanya-tanya apa dia dapat melawan pria sampai pagi. Tanpa penundaan, para pria segera mulai menyerangnya.