Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 4 Chapter 3 Part 5
Tengah malam. Atau lebih tepatnya, dua jam lewat dari tengah
malam. Teman sekamarku terlihat terbangun dengan tenang. Berhati-hatilah untuk
tidak membangunkan ketiga orang lainnya yang tertidur di ruangan tersebut, dia
perlahan turun dari tempat tidur.
Karena murid diperintahkan oleh peraturan sekolah untuk tidur dengan jersey mereka, maka mereka meninggalkan kamar mereka saat sedang memakainya. Setelah memastikan bahwa dia tidak hanya pergi ke toilet, aku juga meraih kunci kartu kamarku dan turun dari tempat tidur sendirian. Tidak ada jaminan bahwa dia akan melakukan pergerakannya hari ini, tetapi sepertinya hasil kerja kerasku akhirnya terlihat dengan sendirinya.
Karena murid diperintahkan oleh peraturan sekolah untuk tidur dengan jersey mereka, maka mereka meninggalkan kamar mereka saat sedang memakainya. Setelah memastikan bahwa dia tidak hanya pergi ke toilet, aku juga meraih kunci kartu kamarku dan turun dari tempat tidur sendirian. Tidak ada jaminan bahwa dia akan melakukan pergerakannya hari ini, tetapi sepertinya hasil kerja kerasku akhirnya terlihat dengan sendirinya.
Begitu menyadari bahwa aku juga sudah terbangun, dia
cepat-cepat berbalik menatapku. Mata kami bertemu dan tanpa mengalihkan pandang
dari matanya, aku mengatakan kepadanya bahwa ada sesuatu yang perlu aku
bicarakan dengannya. Dia menjawab bahwa dia akan menunggu di koridor. Lalu dia
meninggalkan ruangan, dan di koridor dia menungguku dengan ekspresi yang keras.
"Apa aku membangunkanmu atau kau sudah terbangun, yang
mana yang benar?" dia bertanya kepadaku.
"Yang terakhir, kupikir kau akan meninggalkan kamar
malam ini" jawabku.
"Kenapa kau berpikir seperti itu? Malam ini adalah
malam pertama kalinya aku benar-benar meninggalkan kamar di malam hari"
Aku menilai situasi dan memutuskan untuk bertengkar tidak
akan membawa kami ke mana pun dan bertanya dengan jujur.
"Bukan begitu. hanya saja apa Karuizawa menghubungimu
malam ini?"
Dan dengan satu kata itu dia terlihat sudah mengerti
semuanya. Seperti yang diharapkan dari Hirata, Kemampuannya untuk memahami
situasi memang tak ada tandingannya.
"Kau tahu sesuatu?"
"Aku berada di kelompok yang sama dengan Karuizawa, aku
tidak tahu sampai sejauh mana, tapi kurang lebih aku mengerti situasinya,"
Sepertinya Hirata sedang menungguku untuk mengatakan yang
lebih banyak lagi dan tentu saja dengan penjelasan yang aku berikan saat ini,
masih belum cukup menjadi alasan kenapa aku mengikutinya sampai larut malam.
"Kau pernah mengatakan bahwa kau ingin aku bertindak
sebagai jembatan antara dirmu dan Horikita, bukan?"
"Aku mengerti, jadi kau di sini karena Horikita-san
yang memerintahkanmu, bukan?"
Ini mengurangi kesulitanku untuk menjelaskan lebih banyak
kepadanya sehingga akan sangat mudah bagiku.
"Ya, dia memerintahku untuk melaporkan semua kelompok
(kelinci) kepadanya, termasuk situasi Karuizawa. Jadi, begitu aku mendengar
tentang situasi Karuizawa dan melaporkan itu kepadanya, dia juga
memerintahkanku untuk mengawasimu. Tentu saja dia memerintahkanku untuk
mengupingmu, tapi karena kau mengatakan kepadaku untuk menjadi jembatan antara
kau dan dia, aku pikir aku lebih suka tidak mematai-mataimu. Ini merupakan
kesempatan bagiku untuk mendengarnya darimu juga, "
"Informasi apa yang dia inginkan?"
"Segala sesuatu yang diketahui Hirata tentang
Karuizawa, dan isi pembicaraanmu dengannya"
Sepertinya Hirata yang belum mengetahui keadaan kelompok
(kelinci) ini menjadi bingung tentang kenapa dia memerlukan informasi tentang
Karuizawa khususnya informasi tentang kelompok itu sendiri. Tetapi paling tidak
dia mengerti bahwa informasi ini cenderung mempengaruhi apa yang akan terjadi
di masa depan.
"Aku tidak yakin berapa banyak yang bisa aku katakan
kepadamu, aku masih harus mempertimbangkan perasaan Karuizawa-san"
Dan dengan begitu, Hirata mulai berjalan menyusuri koridor.
Dalam skenario yang tenang ini, aku tidak merasa sedang mamemaksanya untuk
berbicara sehingga aku mengejarnya dengan langkah tenang yang bebas dari
kekhawatiran.
Meskipun aku sudah berbaring di tempat tidur selama sekitar
dua jam, rambutku masih dalam kondisi yang sempurna. Aku tidak terlalu peduli
pada diriku sendiri, tetapi untuk memastikan agar orang-orang tidak merasa
tidak nyaman saat melihatku, aku harus mempertimbangkan kondisi rambutku.
"Aku yakin Ayanokouji-kun tidak akan mengatakan apapun
yang tidak penting, tapi apa yang akan aku katakan adalah informasi yang sangat
sensitif dan kemungkinan Karuizawa-san akan menolak untuk berbicara dan
kembali. Aku hanya ingin kau menyimpan fakta-fakta itu di dalam pikiranmu"
Selalu ada pilihan untukku menguping mereka sambil
menyembunyikan diri, tetapi tidak mungkin Hirata membiarkan hal yang seperti itu.
Karena ini adalah sesuatu yang Karuizawa tidak ingin orang lain dengar, dia
tidak akan pernah mengizinkanku menguping seperti itu. Jadi yang terbaik di
dalam skenario ini yang bisa aku lakukan adalah mengangguk sebagai jawaban.
Tempat pertemuan berada di depan mesin penjual otomatis yang
terletak di daerah peristirahatan di lantai dua. Itu berada di tengah koridor
panjang di atas kapal. Tempat yang mudah dilihat dan mudah bagi seseorang untuk
memperhatikan jika ada seseorang yang menguping mereka.
Lokasi ini membuatnya sangat sulit untuk menyembunyikan diri
dan mendengarkan. Karuizawa sudah ada di sana, dengan jersey, duduk di sofa
sambil menunggu Hirata. Awalnya saat dia melihatnya, dia tersenyum sebentar,
tetapi saat dia melihatku di belakang Hirata, dia segera berubah dan terganti
menjadi ekspresi marah.
"Kenapa Ayanokouji-kun bersama Hirata-kun?"
"Jangan khawatir, aku memanggilnya dan kami datang
bersama"
"Hirata-kun? Kenapa? Aku sudah bilang jika aku ingin
berbicara denganmu sendirian"
“Aku tahu, tapi aku khawatir dengan apa yang Karuizawa-san
katakan kepadaku di telepon, jadi aku membawa Ayanokouji-kun yang sepertinya
mengerti situasi ini. Maaf karena bertindak sendiri seperti ini"
Meskipun Karuizawa terlihat sangat tidak puas dengan kondisi
ini, sepertinya dia tidak akan membentak Hirata.
"Tapi... aku masih ingin berbicara denganmu
sendirian..."
"Jika memang begitu, tapi kau tidak pernah mengatakan
bahwa kita akan berbicara hanya berdua di telepon"
Kurang lebih aku sudah bisa menyimpulkan bahwa ini
berhubungan dengan masalah Kelas C yang dipimpin oleh Manabe. Tetapi aku
bertanya-tanya bagaimana Karuizawa akan memulai topik ini. Jika dia hanya ingin
menghibur dirinya sendiri dengan berbicara bersama Hirata, tidak perlu
bersikeras untuk berduaan bersamanya.
Itu berarti dia ingin membicarakan topik yang tidak bisa
didengar oleh orang luar. Bagaimanapun, tetap diam seperti ini tidak ada
gunanya sehingga Hirata mulai membicarakan isi telpon mereka.
"Kau menceritakan kepadaku tentang pertengkaran yang
kau hadapi dengan Manabe-san dan teman-temannya dari Kelas C. Apa itu
benar?"
Menanggapi pertanyaan itu Karuizawa membuka mulutnya sedikit
untuk menjawab, tetapi mungkin dia masih mewaspadai kehadiranku, tidak ada
jawaban yang muncul. Sekali lagi Hirata yang memecahkan kesunyian.
"Apa Ayanokouji-kun sudah tahu tentang pertengkaranmu
dengan Manabe-san dan yang lainnya?"
"Sedikit"
Karena pembicaraan bersamanya terlihat tidak berjalan dengan
baik, Hirata sepertinya berniat untuk bertanya kepadaku. Karuizawa masih merasa
tidak puas dengan situasi ini, namun dengan patuh tetap diam dan mendengarkan
pembicaraan kami. Mungkin karena akulah yang melihat Karuizawa diganggu oleh
Manabe saat itu.
"Dari apa yang Karuizawa-san katakan kepadaku,
sepertinya mereka menuduhnya duluan dan kemudian menyeretnya ke tempat yang
sepi dan hampir menyerangnya dengan brutal"
“Ya, itu benar, aku melihatnya sendiri, Yukimura juga
melihatnya”
"Aku mengerti ..." kata Hirata sambil menatapku
serius.
Lalu ia memejamkan matanya. Dalam masalah ini, aku
bertanya-tanya bagaimana keputusan Hirata? memanggil Manabe dan yang lainnya
dan menegur mereka? Atau laporkannya ke sekolah?
"Jika Manabe-san dan yang lainnya benar-benar
menggunakan kekerasan, maka kita harus melakukan sesuatu untuk hal ini. Aku
tidak bisa membiarkan sesama teman menggunakan kekerasan satu sama lain"
Mendengar kata-kata itu meluap dengan rasa keadilan yang
heroik, aku melihat Karuizawa tersenyum kepada Hirata sejenak. Tapi begitu dia
menyadari bahwa aku menatapnya, dia segera kembali ke ekspresi marah.
"Karuizawa-san, kau diintimidasi sampai tidak bisa
melawan, apa itu benar?"
"Tidak...."
Meski tidak bisa menjawab dengan benar, Karuizawa hanya
menatap tanpa suara. Tapi karena dia tidak menyangkalnya, sepertinya ini benar.
Karuizawa terlihat memiliki sedikit masalah dengan seorang
perempuan bernama Rika di masa lalu. Manabe dan yang lainnya mencoba membuatnya
meminta maaf untuk itu. Tapi pada akhirnya, hal itu hampir meningkat menjadi
kekerasan kepada Karuizawa. Setelah mendengar ceritanya, Hirata mengangguk.
"Aku mengerti, itu sebabnya kau memberitahukan aku
sesuatu sepertu yang seperti itu"
"Sesuatu yang seperti itu?" Aku bertanya.
"Karuizawa-san menyuruhku membelanya dan membalas
Manabe-san dan yang lainnya" kata Hirata.
Ini jauh lebih mudah daripada yang aku harapkan.
"Kenapa kau menceritakan semua ini kepadanya?"
"Karena ini bukan Karuizawa-san yang biasa. Kau bukan
tipe orang yang mencoba melawan kekerasan dengan kekerasan, Karuizawa-san"
"Tapi dia sedang diintimidasi, benarkan? Jika kau
memang pacarnya, maka kau memiliki kewajiban untuk menyelamatkannya"
kataku kepada Hirata.
"Ya, aku tahu itu masalahnya, tapi aku tidak percaya
pada kalimat ‘mata dibalas dengan mata, kau tau?"
Sisi dari dua hal yang belum aku ketahui, aku merasakan
keyakinan yang berbeda bercampur aduk di sana.
"ayo kita pikirkan bersama-sama, bagaimana berteman
dengan Manabe-san dan kelompoknya!"
"Itu tidak mungkin, aku diserang oleh mereka secara
sepiahak. Tolong mengertilah ..." Karuizawa memohon kepada Hirata.
"Secara sepihak? Bukankah itu karena kau menggertak
Morofuji-san duluan, Karuizawa-san?"
Morofuji, aku yakin yang Hirata maksud adalah perempuan
bernama Rika. Dia juga melakukan penulusuran kepada mereka. aku pikir, itu
sangat luar biasa.
"Tapi itu... aku tidak punya pilihan lain...
Shinohara-san dan yang lainnya memperhatikanku" kata Karuizawa.
"Jadi intinya, karena Shinohara ada di sana, kau tidak
punya pilihan lain? apa maksudmu?" Aku bertanya.
“tutup mulutmu!"
Begitu aku menyuarakan pertanyaanku, Karuizawa langsung
meneriakiku untuk diam. Teriakan itu bergema di koridor.
"Kumohon, tolong lindungi aku... Hirata-kun kau akan
melindungiku kan?" Karuizawa mengemis kepada Hirata.
"Tentu saja aku akan melindungimu, tapi aku juga tidak
akan melakukan apapun kepada Manabe-san dan yang lainnya. Aku akan mencoba
menemukan jalan bagimu untuk saling berbicara dan berkumpul bersama"
“Aku bilang itu tidak mungkin! Jika itu hal yang
mudah, aku tidak akan memintamu untuk membantuku"
Terlihat sedikit ekstrem, tapi aku bisa mengerti perasaan
Karuizawa. Posisi dia saat ini jauh lebih berbahaya dari yang diperkirakan. Aku
tidak akan terkejut jika ini akan meningkat menjadi insiden kekerasan yang
serius.
Sekolah memiliki aturan tertentu. Merokok untuk anak di
bawah umur adalah salah satu contohnya, dan tentu saja, itu adalah peraturan
yang ada di SMA manapun di sebuah negara. Namun, masih ada murid yang berhasil
lolos dari satu atau dua rokok diam-diam.
Dengan kata lain, ada beberapa peraturannya yang tidak bisa
mencegah di sepanjang waktu. Bullying adalah salah satunya. Hirata sepertinya
khawatir dengan Karuizawa, tapi pada saat bersamaan, dia juga khawatir dengan
Manabe. Sepertinya Hirata bertekad untuk menyelesaikan ini dengan menenangkan
kedua belah pihak dengan damai.
Dengan kata lain, Hirata terlihat seperti tidak
menganggapnya sebagai seorang pacar tapi sama seperti teman normal yang
lainnya.
"Tidak peduli apa alasannya, aku tidak bisa melakukan
apa yang kau harapkan untuk aku lakukan. Bagiku, Karuizawa-san memang teman sekelas
yang berharga. Jika ada masalah yang mengganggumu, aku akan melindungimu. Tapi
apapun alasannya, aku tidak akan menyakiti orang lain. Bahkan jika itu adalah
murid Kelas C "
"Kau pembohong! Kau bilang jika kau akan
melindungiku!" Karuizawa berteriak kepada Hirata.
"Pembohong? Aku Sudah bilang akan mengambil sikap
seperti ini sejak awal"
Hirata mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya oleh murid
Kelas D.
"Aku sudah bilang dari awal, bukan? Jika kita bukan
sepasang kekasih. Itu tidak nyata, aku tidak keberatan berpura-pura pacaran
denganmu, tapi aku tidak akan membantumu seperti ini dan kau tidak bisa
bergantung kepadaku"
Sepertinya hubungan yang tidak seorang pun bisa meragukan
mereka berdua sebenarnya sudah dipalsukan.
"... kenapa kau memberitahukan ini sekarang?"
Tanya Karuizawa.
Tentu saja ini adalah keluhan terhadap pemberitahuan yang
aku dengar baru saja dan sekarang aku mengerti apa tujuan Hirata, dia
menggunakan Karuizawa untuk mengungkapkan informasi sebagai penghormatan kepada
Horikita. Sesuatu yang seperti itu.
"Aku pikir untuk bisa menyelamatkanmu diperlukan sebuah
pendekatan baru"
Bukan berarti dia benar-benar meninggalkan Karuizawa, dia
sedang berusaha menyelamatkannya dengan caranya sendiri. Dia kemudian mendekati
Karuizawa yang terlihat sudah kehilangan ketenangannya, tetapi dia tidak
berusaha menyentuh bahunya yang rapuh.
"Apa yang kau bicarakan... Aku harus menggunakan
kekerasan sendirian?"
"Aku tidak bilang seperti itu, aku akan melakukan yang
terbaik untuk menyelamatkanmu. Di pagi hari, aku berencana untuk berbicara
dengan Manabe-san dan yang lainnya, meminta dia untuk berhenti mengganggu
Karuizawa-san. Kau mungkin tidak menyukainya, tapi aku ingin berbicara kepada
mereka bahwa kau ingin meminta maaf kepada mereka"
"Bukan itu yang kuinginkan!"
Tentu saja, sepertinya Karuizawa meminta Hirata untuk
membalas dendam terhadap Manabe dan yang lainnya karena sudah menggertak dia.
Dengan pertimbangan seperti itu, ini terlihat seperti esensi nyata Karuizawa,
Kepribadiannya yang sebenarnya. Lebih dari sumua itu, sepertinya Karuizawa
memiliki sesuatu yang sangat dia takuti.
"Aku mengerti. Jika itu masalahnya tidak ada yang bisa
aku lakukan untukmu. Maaf soal itu" Hirata dengan dingin memberitahunya.
Bahkan dalam situasi seperti ini, ia mampu untuk tetap
tenang. Tetapi meski tetap tenang, Hirata memberi Karuizawa yang tidak bisa
melakukan apapun kecuali bergantung padanya hukuman mati.
"Ayanokouji-kun, jika ada ide tolong beritahu kami"
Sepertinya dia berusaha mendorong peran ini kepadaku.
"Tidak perlu! Jika kau tidak mau mendengarkan
permintaanku, maka aku tidak membutuhkan seseorang sepertimu!"
Karuizawa berteriak sambil menendang sekaleng jus dari mesin
penjual otomatis di koridor. Jus di dalamnya tersebar di lantai dan suara yang
bergema sepanjang koridor.
"Hubungan kita berakhir sampai di sini hari ini. Sudah
berakhir!"
Karuizawa menyatakan hal itu kepada Hirata. Daripada
kebenaran hubungan mereka yang sudah terungkap, Hirata terlihat kesal kepada
dirinya karena tidak bisa membantunya. Meski Karuizawa pergi, Hirata tidak
menunjukkan tanda-tanda untuk mengejarnya. Itu berarti dia sudah memutuskan
bahwa Karuizawa bukanlah orang yang harus dia pedulikan sekarang.
"Ayanokouji-kun, ada beberapa hal yang tidak bisa
kulakukan. Karena itulah kau disini sekarang, aku ingin kau mengerti itu"
Aku mencoba untuk mengambil informasi tentang Karuizawa
dengan menggunakan Hirata, tetapi sepertinya Hirata menggunakan kesempatan ini
untuk mendorong peran menyelamatkan Karuizawa dari masalahnya kepadaku.
"Sepertinya kau ingin menjadi lebih dari sekadar
jembatan yang menghubungkan semua orang, kau hanya mementingkan dirimu sendiri.
Apa kau benar-benar sekutu semua orang?" Tanyaku kepada Hirata.
"Ya, aku berada di sisi Karuizawa-san dan aku juga
berada di sisi Ayanokouji-kun, tapi tergantung siapa yang aku ajak bicara,
akhirnya aku juga mengubah sikapku. Kau jauh lebih pintar dari pada apa yang
orang lain pikirkan"
"Kau terlalu banyak memujiku"
"Benarkah, aku cukup percaya diri dalam membaca
perasaan orang lain. Karena itulah aku bisa tahu,"
Aku ingin bertanya lebih lanjut tentang kepercayaan dirinya,
tapi aku pikir berbicara tentang solusi untuk masalah ini muncul duluan.
"Pertama, sekali aku lagi ingin bertanya tentang
hubunganmu dengan Karuizawa. Sepertinya hubunganmu dengan dia hanyalah sebuah
kata dan tidak nyata"
"Itu hanya ungkapan, Apa Ayanokouji-kun sudah menduga
hal ini?”
"Sudah hampir empat bulan sejak kau mulai berpacaran
dengan Karuizawa, tapi aku belum melihat ada tanda-tanda hubunganmu yang sudah
berkembang sejak saat itu. Tentu saja, kau bisa mempertimbangkan pilihan bahwa
kau mempertahankan hubungan yang sebenarnya dan persaudaraan dengannya. Tapi
kau selalu menjaga jarak dari dia dan kalian masih saling memanggil dengan nama
belakang kalian"
Bahkan jika hubungan fisik mereka tidak berkembang, jika
mereka semakin dekat secara emosional, tentu saja mereka juga akan mengubah
cara mereka saling memanggil. Tapi untuk menjadi lebih baik atau menjadi lebih
buruk lagi, hubungan Hirata dan Karuizawa tidak menunjukkan tanda-tanda
kemajuan yang seperti itu.
Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, tidak
menunjukkan tanda-tanda kemajuan atau perubahan adalah hal yang aneh.
"Itu benar. Kami tidak benar-benar berpacaran. Kami
hanya pergi satu sama lain karena kami merasa perlu... Apa kau mengerti
pertentangan di sini?"
Meski tidak saling berkencan, Itu masih perlu untuk dilakukan.
Itu berarti tujuan mereka adalah bersekutu dan itu artinya apa ada manfaat dari
saling berkencan satu sama lain? Lalu siapa yang meminta hal ini dan siapa yang
menyetujui permintaan itu?
Itu sudah jelas. Karuizawa lah yang meminta Hirata untuk memalsukan hubungan mereka dan Hirata hanya menjawab permintaannya. Mengetahui hal itu, tindakannya yang bisa dijelaskan oleh fakta ini sudah meningkat.
Itu sudah jelas. Karuizawa lah yang meminta Hirata untuk memalsukan hubungan mereka dan Hirata hanya menjawab permintaannya. Mengetahui hal itu, tindakannya yang bisa dijelaskan oleh fakta ini sudah meningkat.
"Rumor tersebut dimulai sekitar tiga minggu setelah
dimulainya awal semester dan sejak saat itulah popularitas Karuizawa naik"
Kejadian ini juga bisa dilihat di dalam kelompok kami.
Dengan menempelkan dirinya ke Machida, Karuizawa mampu meyakinkan dirinya
menjadi lebih agresif dari sebelumnya dan pengaruhnya di dalam kelompok juga
tumbuh secara proporsional. Dengan kata lain, begitulah Karuizawa menjadi
benalu bagi Hirata.
"Jadi kau berpura-pura menjadi pacar Karuizawa untuk
membantu meningkatkan statusnya."
Aku meminta kebenaran dan Hirata hanya tersenyum kepadaku.
Kupikir ini adalah kebenaran yang sebenarnya... untuk beberapa saat aku
menyadari bahwa potongan-potongannya masih belum sesuai. Mungkin dia
menggunakan Hirata dan Machida untuk berdiri di puncak sistem kasta sekolah?
Tidak, jika hanya itu situasinya masih belum jelas. Jika dia ingin mendominasi
kelas, yang dia butuhkan adalah meminta Hirata untuk pergi bersamanya dan
Hirata mungkin akan setuju. Permintaannya terlalu tinggi.
Sikap keseharian Karuizawa sangat kuat dan terkadang dia juga berperan sebagai penyerang dalam situasi intimidasi. Tapi kenapa dia menerima itu tanpa mempertanyakannya?
Dan... apa Karuizawa benar-benar menggunakan Hirata dan yang
lainnya untuk meningkatkan statusnya di kelas? Itu juga merupakan masalah yang
patut dipertanyakan. Dalam masalah ini, kau tidak bisa mengatakan bahwa dia
menggunakan Machida hanya untuk meningkatkan pengaruhnya di dalam kelompok.
Jika benar, dia tidak menunjukkan minat kepada proses
kelompok tersebut dan tetap diam sepanjang waktu. Jika demikian, tidak perlu
menggunakan Machida sejak awal.
Jadi apa sebenarnya... pemicu yang menyebabkan dia mendekati
Machida?
Akhirnya sekarang aku merasa bahwa aku sudah mengerti dengan
perempuan yang bernama Karuizawa Kei.
'Untuk melindungi dirinya sendiri, ya?’
Dengan proses eliminasi, satu-satunya jawaban yang tersisa
adalah sebuah kebenaran. Tidak salah lagi.
"Kau sudah mengerti ,bukan? Sejujurnya saat aku
mendengar jawaban ini darimu, aku merinding" kata Hirata.
"Aku baru saja mendengarnya dari Horikita, Karuizawa
memiliki alasan sendiri untuk menggunakan Hirata dan yang lainnya,"
Aku mencoba menipunya seperti itu, tapi Hirata bukanlah
seseorang yang sederhana sehingga dia bisa jatuh begitu saja.
"Ayanokouji-kun jika aku harus memberitahumu dengan
jujur... mungkin kedengarannya kasar tapi aku menganggapmu menyeramkan.
Seperti wujud yang tidak menyenangkan. jika aku menyinggung perasaanmu aku
minta maaf"
"Tidak menyenangkan? kenapa kau berpikir seperti
itu?"
"Aku sudah melihatmu sejak tahun ajaran dimulai, tapi
Ayanokouji-kun saat itu dan Ayanokouji-kun yang sekarang seperti dua orang yang
berbeda. Kehadiranmu terpancarkan dan kata-kata yang kau gunakan Hampir seperti
kau adalah orang yang berbeda dari biasanya”
Hirata memiliki kemampuan untuk membedakan tindakan dan
perilaku orang-orang di sekitarnya dan tidak pernah mengabaikan hal tersebut.
Mau bagaimana lagi jika dia memperhatikan perbedaan di dalam diriku.
"Aku sudah mengatakannya dengan jujur, ini hanya adalah
berkat saran dari Horikita, aku menceritakan kepada Horikita tentang kelompokku
dan aku mematuhi perintah yang diberikannya kepadaku, itu saja. Kejadian di
pulau itu juga sama. Horikita membuat keputusan yang benar dan membimbing Kelas
D meraih kemenangan sehingga kelas mendapatkan banyak poin sebagai akibatnya.
Dengan kata lain ada keuntungan dalam melakukan ini untukku juga. Dia sangat
buruk dalam komunikasi seperti yang kau tahu, jadi aku hanya menyampaikan apa
yang kau katakan kepadanya dan menerima perintah darinya”
Aku menghabiskan banyak waktu dengan Horikita dan Hirata
yang mengenalku dengan baik pasti tidak akan meragukan kata-kata yang aku
katakan.
"Kalau itu Horikita-san, pasti dia menilai jika
menyelamatkan Karuizawa-san akan membawa kelas sebuah keuntungan,"
"Itu benar"
"Tapi kupikir kau masih luar biasa, Ayanokouji-kun. Kau
berbeda dengan Ike-kun atau Yamauchi-kun"
"Aku lebih rendah dari mereka berdua"
"Bahkan jika kau hanya mengikuti perintah Horikita-san,
tetap saja kau yang sedang berbicara denganku saat ini. Tidak seperti
pembicaraan yang hanya mencakup rincian tatanannya. Untuk menyesuaikan dengan
arus pembicaraan dibutuhkan logika yang jelas. Bukan sesuatu yang bisa kau
pikirkan dalam semalam saja”
"......"
Hirata terlihat lebih baik dari perkiraanku. Meskipun juga
keinginannya untuk menyelamatkan dia, ia masih mampu mempertahankan kemampuan
normalnya yang tinggi.
"Itu yang kau katakan tapi, alasan kenapa aku menerima
permintaan Karuizawa-san untuk menjadi pacarnya adalah untuk membantunya
'melindungi dirinya sendiri' Itulah yang dia inginkan. Dia ingin aku
menyelamatkannya. Mungkin sulit bagimu untuk percaya, tapi sepanjang tahun SD
dan SMP, selama 9 tahun penuh, dia menerima jumlah yang mengerikan dari
intimidasi”
"Aku tidak meragukanmu, tapi ini adalah cerita yang
sebenarnya, bukan?"
Sepertinya hiperventilasi Karuizawa saat itu dipicu oleh
masa lalunya. Karena aku sendiri yang melihatnya, aku tidak bisa membantu tapi
percaya pada truma masa lalunya.
"Tentu saja aku baru bertemu dengan Karuizawa-san
setelah dia masuk sekolah ini, tapi aku mengerti, aku tahu tampilan, bau dan
kehadiran seseorang yang menjadi korban bullying. Itu sebabnya aku setuju untuk
pacaran dengannya. Posisinya sebagai pacarku, Karuizawa-san akan mampu lolos
dari masa mudanya yang diintimidasi. Aku pikir saat ini, sikap yang dia miliki
bukanlah Karuizawa-san yang sebenarnya. Dia sangat berusaha bersikap keras,
bukan? "
Aku pikir normalnya dia tidak bisa mengendalikan perasaannya
dengan baik. Korban bullying biasanya memiliki kepribadian seperti bunga
sakura. Patuh dan lemah. Juga di sisi lain, seseorang dengan kepribadian yang
kuat seperti Karuizawa juga cenderung diintimidasi. Singkatnya, kepribadian
Karuizawa saat ini adalah palsu. Karena itulah dia membutuhkan seseorang
seperti Hirata atau Machida di punggungnya. Seseorang yang bisa memerintah
lingkungan untuknya. Dengan bertindak seperti itu, dia bisa mendapatkan kembali
pengaruhnya.
"Kurang lebih aku bisa mengerti sekarang. Tapi tunggu
dulu, apa untungnya jika kau melakukan ini?" Tanyaku kepada Hirata.
Ini bisa menjadi ungkapan yang umum, tapi cinta adalah
bagian dari remaja bagi murid. Hirata sangat populer di kalangan anak
perempuan. Kemudian dengan berpura-pura berpacaran dengan Karuizawa, dia akan
menyerah kepada cinta sejati.
"Keuntungannya? Karuizawa-san akan menjalani kehidupan
SMA-nya tanpa diintimidasi. Itu saja"
Dia hanya mengatakan hal tersebut. Ini bukan sebuah
kemunafikan atau cinta dan juga bukan untuk dirinya sendiri.
"Apa kau tidak percaya kepadaku? Jika itu satu-satunya
alasanku?"
"Bukam berarti aku tidak mempercayaimu, tapi ada makna
yang lebih dalam di balik itu, bukan?" Aku bertanya padanya sebagai
balasannya.
Hirata tidak akan ragu jika itu untuk menyelamatkan teman,
tapi dia juga mengenal Manabe dan yang lainnya sebagai teman. Cara dia peduli
dengan orang lain hampir bisa digambarkan sebagai sebuah penyakit.
Karena dia menceritakan banyak hal tentang hal ini, tidak
diragukan lagi jika Hirata juga merasa perlu memberitahuku tentang hal ini. Dia
membeli beberapa minuman kalengan dari mesin penjual otomatis dan
melemparkannya padaku. Aku menerimanya dengan rasa syukur.
"Sampai tahun keduaku di SMP, jika aku harus jujur
mengatakan bahwa aku adalah orang biasa yang tidak banyak menonjol"
"Hirata ... aku benar-benar tidak bisa membayangkan hal
itu"
Kepribadian itu terlalu jauh berbeda dengan laki-laki yang
selalu menunjukkan kepemimpinan yang prima.
"Aku tidak terlalu menonjol dan aku juga tidak
terlihat, temanku juga seperti itu, aku benar-benar normal, aku punya teman
yang aku jalani dengan sangat baik sejak aku masih kecil bernama Sugimura-kun.
Selama enam tahun di SD kami bersama di kelas yang sama dan karena kami adalah
tetangga kami juga selalu pergi ke dan dari sekolah"
kata Hirata dengan suara penuh nostalgia dan Hirata
mengingat masa lalunya.
"Ketika kami masuk di SMP, untuk pertama kalinya, kami
dipisahkan menjadi kelas yang berbeda, namun meski begitu, pada awalnya kami
masih pergi ke sekolah dan kembali ke rumah bersama-sama. Tetapi, hari-hari
yang kami lakukan mulai jarang secara perlahan dan aku mulai bermain bersama
anak laki-laki dari kelas baruku, ini cerita biasa yang bisa kau dengar dari
mana saja"lanjutnya.
Memang normal jika di lingkungan yang baru, seseorang pasti
akan membuat teman yang baru. Tidak ada yang aneh di dalam hal itu sendiri.
"Tapi, kau lihat... meski aku sibuk bermain dengan
teman-temanku. Di belakang, Sugimura-kun benar-benar diintimidasi"
Hirata terus berkata sambil mencengkeram sekaleng jusnya.
Bahkan orang luar pun tahu apa yang terjadi.
"Sugimura-kun sering mengirimi ku permintaan
pertolongan berkali-kali, berkali-kali juga dia muncul dengan wajah yang
terluka dan bekas luka di sekujur tubuhnya, tapi aku malah memprioritaskan
bermain dengan teman baruku dan tidak pernah menganggapnya serius. Sugimura-kun
yang awalnya memiliki kepribadian yang keras kepala, selalu cepat untuk
berkelahi jadi aku tidak pernah memikirkan situasinya secara mendalam. Tetapi
ketika kami berdua menjadi murid kelas 2, kami dipertemukan kembali. Dan
sejak saat itu, Sugimura-kun sudah menjadi sakit hati. Gambaran yang ceria
sudah tidak ada lagi dan bekas yang ditinggalkan oleh pukulan dan tendanganlah
yang tersisa. Dia bahkan tidak diizinkan masuk ke toilet dan terpaksa ngompol
di tengah kelas. Hal semacam itu sudah menjadi rutinitas... "
"Jadi kau melihatnya dan..."
"Ya, aku pikir kau juga mengerti, tapi aku tidak
melakukan apapun, aku tidak bisa melakukan apapun. Aku terlalu takut jika aku
akan menjadi target yang baru. Aku takut hidupku yang menyenangkan kemudian
akan hancur... dan untuk Sugimura-kun yang selalu bersama denganku, aku terus
berpura-pura tidak melihatnya. Aku percaya suatu hari para pengganggu akan
merasa bosan kepadanya. Suatu hari Sugimura-kun akan berhenti datang ke sekolah
dan bullying akan berhenti atau orang lain akan datang dan menyelamatkannya.
Aku terus memikirkan hal-hal yang meyakini diri sendiri seperti itu”
"Dan Sugimura itu... apa yang akhirnya terjadi
kepadanya?"
"Bahkan sekarang ingatan di hari itu sudah terbakar di
kepalaku. Setelah berlatih sepak bola di pagi hari, aku kembali ke kelasku dan
di sana, aku melihat Sugimura-kun dan memutuskan untuk menunggu sambil
mengikuti. Jujur saja, pada saat itu, aku merasa tidak nyaman. Meskipun dia
adalah teman yang pernah bermain denganku sejak kecil, pada saat dia hampir
merasa seperti orang asing bagiku, aku tidak bisa berhenti berpikir kejam
seperti aku akan diintimidasi bersamanya. Mungkin Sugimura-kun juga melihat
hatiku yang busuk, namun dia tidak mengatakan apapun. Tapi seperti meminta
bantuan... hari itu di tengah kelas, dia melompat keluar jendela "kata
Hirata padaku.
"Lompat keluar? Apa dia sudah mati?"
"Sepertinya dia diaknosa mati otak, namun sampai
sekarang pun, orang tuanya masih menunggu pemulihan Sugimura-kun dan percaya
kepadanya. Tapi apakah dia masih hidup atau mati sekarang, aku tidak tahu.
Kejadian hari itu masih bagitu nyata. Jadi, aku masih bertanya-tanya apakah itu
hanya sebuah mimpi atau halusinasi, itu luar biasa, karena saat Sugimura-kun
melompat, aku menjadi sadar. Dengan menghargai diri sendiri, aku mendorong
temanku yang berharga kepada kematiannya"
"Aku tidak berpikir ini akan memberikan keselamatan
untuk Sugimura-kun, tapi, paling tidak, aku ingin berubah dan untuk
melakukannya, aku pikir satu-satunya cara adalah menyelamatkan orang lain
seperti dia" lanjut Hirata.
"Bukan berarti aku tidak mengerti bagaimana perasaanmu,
tapi dunia tidak sesederhana itu. Bahkan saat ini, seseorang di suatu tempat
semakin diintimidasi dan seperti Sugimura yang kau bicarakan, mereka mencoba
untuk menyelamatkan kehidupan mereka sendiri. Kau tidak bisa menghentikan
orang-orang itu, bukan? " Kataku pada Hirata.
"Tentu saja aku mengerti itu, aku bukan pahlawan
keadilan. Tapi aku ingin menyelamatkan orang-orang di depanku. Aku harus
menyelamatkan mereka. Itulah tanggung jawabku yang menanggung dosa"
"Lalu bagaimana kau akan memutuskan masalah ini? kau
ingin menyelamatkan Karuizawa dan Manabe, tapi itu adalah tugas yang tidak
mungkin,"
"Aku tahu ini adalah tugas yang tidak mungkin, karena
itulah kau berada di sini sekarang,"
Aku mengerti, sepertinya dia sendiri memperhatikan
kekurangannya sendiri. Bagaimanapun, dia terlihat tidak mampu dan ingin
menyelamatkan orang yang dia kenal.
"Aku tidak pernah menduga akan tiba saatnya aku akan
menceritakan kisah ini kepada orang lain. Tidak ada orang yang tahu tentang hal
ini, itu adalah bagian kenapa aku memilih sekolah ini" lanjutnya.
Kemudian setelah menghabiskan jusnya, dia melemparkannya ke
tempat sampah.
"Bisakah aku mempercayakan ini kepada Horikita-san?"
"Jika kau bisa berjanji untuk tidak membocorkannya, aku
yakin Horikita akan melakukan sesuatu mengenai hal ini"
"Kalau begitu aku akan memilih untuk percaya kepada
kalian berdua, karena itu juga harapanku" Hirata memberitahuku.
Sepertinya saat ini Hirata tidak akan ikut ke dalam masalah
Karuizawa dan kemungkinan besar mulai sekarang, kapan pun Hirata dalam masalah,
dia mungkin akan bergantung kepadaku. Tapi itu juga berarti bahwa aku sudah
berhasil mengamankan kerja sama dengan Hirata. Itu akan menjadi kekuatan besar
yang aku dapatkan dari sisiku. Wajar jika dia mendapat upahnya sendiri juga.
"Hirata, karena kau memiliki jaringan sosial yang
besar, aku ingin meminta bantuanmu, maukah kau mendengarkanku?"
Dan dengan kalimat itu, aku menyerahkan Hirata selembar
kertas. Dan setelah membacanya, Hirata menerima permintaanku tanpa membuat
wajah yang tidak nyaman.
"Dan juga
Ayanokouji-kun, sejak ujian dimulai, masih ada satu hal yang aku sembunyikan
darimu. Aku tahu siapa ‘target’ terakhir di antara murid Kelas D ..."
katanya.