Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 3 Part 7
Terkadang, suara besi yang tergeser dengan keras bergema di
lantai yang gelap. Mungkin hal tersebut bisa terjadi kapan pun kapal merubah
haluan atau mungkin itu karena kapal sudah menabrak sesuatu. Meskipun begitu,
tempat di mana hanya suara mesin yang bisa terdengar, perempuan tersebut datang
sendirian.
"Ada apa ini? Aku tidak bisa mengakses ponsel"
gumamnya.
Masih ada sepuluh menit lagi sebelum waktu yang dijanjikan.
Mungkin dia datang lebih cepat supaya bisa menenangkan diri sebelum menemui
Hirata.
Setelah menyadari bahwa ponsel akan tidak berguna, Karuizawa
mengantonginya lagi dengan ekspresi bosan dan bersandar di dinding.
Dan seiring berjalannya waktu, kesimpulan apa yang dia
dapatkan dari ini?
Tetapi apa pun itu, sayangnya, Hirata tidak akan pernah
menemuinya.
Saat jam menunjukan waktu 4 sore, satu-satunya pintu yang
ada di lantai tersebut terbuka dengan bunyi yang keras. Orang-orang yang muncul
adalah tiga kelompok perempuan dari Kelas C, para perempuan yang dipimpin
oleh Manabe. Dan satu lagi, seorang gadis yang memiliki aura yang mirip dengan
Sakura. Mungkin perempuan tersebut bernama Rika.
“Itu benar”
Teriak Manabe saat ia melangkah ke ruangan dan dengan cepat,
dia menemukan sosok Karuizawa. Tentu saja, Karuizawa juga melihat mereka.
"K-k-kenapa kau ada di sini?"
Karuizawa gemetar melihat sosok yang tak terduga dari
orang-orang ini. Tetapi di tempat yang sempit dengan tidak adanya jalan keluar,
melarikan diri akan menjadi sulit.
"Aku baru saja melihatmu memasuki tempat ini, yah, ini
saat yang tepat, jadi aku ingin mengenalkanmu. Perempuan ini adalah Rika,
Karuizawa-san, apa kau mengingat dia?" Tanya Manabe.
Dia kemudian menarik Rika yang bersembunyi di belakangnya ke
depan dan mereka berdua bertatap muka. Karuizawa mengalihkan pandangannya dan
berpura-pura tidak tahu, tetapi dari tingkah lakunya, jelas dia memang
mengingat orang itu.
"Hei Rika, orang yang mendorongmu sebelumnya adalah
Karuizawa-san, kan?"
"Ya... dia orangnya"
Setelah mendengar jawabannya, Manabe tersenyum senang dari
lubuk hatinya. Di sisi lain, Karuizawa yang menyadari situasi yang berbahaya
mulai menjadi cemas dan gugup. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah
menyaksikan kejadian menyedihkan yang akan segera terungkap di sini.
Bahkan jika Karuizawa menghadapi siksaan yang lebih parah
dari yang diperkirakan di sini, aku sama sekali tidak berniat menyelamatkannya
di tengah jalan.
"Minta maaflah kepada Rika"
"Hah, siapa yang mau minta maaf? Aku tidak melakukan
kesalahan apa pun"
"bertingkah keras di dalam situasi seperti ini, itu
sangat mengesankan, tapi kurang lebih aku mengerti"
"...... apa yang kau mengertikan?"
"Sikap yang aneh dan ketakutan. Karuizawa-san, kau
adalah korban dari bullying, bukan?"
"...."
Fakta bahwa dia sangat berusaha untuk menyembunyikannya
diketahui oleh orang yang bahkan tidak dia kenal dengan baik.
"Aku benar, bukan? Aku tahu itu, aku memiliki perasaan
seperti itu tentangmu sejak awal"
"I-itu tidak benar ..."
Itu merupakan penyangkalan yang mengerikan, tetapi bahkan
untuk aktor yang terbaik, dia tidak akan bisa meyakinkan mereka.
Bukan berarti Manabe memiliki mata yang bagus untuk
mengamati hal-hal seperti itu, tetapi karena sebelumnya aku sudah menceritakan
kepada Manabe semua hal tentangnya. Karuizawa sudah diganggu dengan sangat
mengerikan sejak kecil dan dia mengalami trauma serius dari hal tersebut. Tidak
ada gunanya menyangkal hal ini kepada seseorang yang sudah mengetahui
kebenarannya.
"Jika kau berlutut dan mengemis sekarang, aku mungkin
akan memaafkanmu. Itulah yang harus kau lakukan, benarkan? Berlutut!”
"Aku-aku tidak akan melakukannya. Lagi pula, aku belum
pernah melakukan itu sebelumnya"
Dia mencoba melewati Manabe seolah ingin melarikan diri,
tetapi Manabe meraih rambut panjangnya dan mendorongnya kembali ke dinding,
membantingnya ke sana.
Setelah merasa nyaman dengan sebuah tempat untuk pembalasan
dendam yang sudah dipersiapkan untuknya, mengendalikan Manabe sudah pasti tidak
akan bekerja lagi. Apa yang kami sepakati di chat kami adalah agar dia
'bertemu' dengan Karuizawa.
Seharusnya dia ragu menggunakan kekerasan sebagai alat balas
dendam, Tetapi setelah bertemu langsung, semua tekanan yang harus ditahan di
dalam dirinya, bersamaan dengan harapan dari teman-teman di sekitarnya untuk
membalas Karuizawa, sudah pasti Manabe tidak akan puas kecuali jika dia membuat
Karuizawa menderita.
Itulah tujuanku.
Ada sebuah percobaan di tahun 1960-an yang dikenal dengan
percobaan ‘Milgram’. Juga dikenal sebagai prcobaan ‘Eichmann’. melibatkan tes
yang melibatkan peran 'guru' dan peran 'murid' di tempat yang terisolasi.
Peran guru adalah memberikan kejutan listrik yang rendah
kepada subjek sampai rasa takut dan rasa sakit karena syok akan diingat oleh
mereka. Kemudian, orang yang diberi peran 'murid' akan dipisahkan dari 'guru'
melalui kaca dengan alat yang memungkinkan kejutan mengalir ke 'murid' yang
dipasangkan. Pengejutan kemudian akan dipercayakan kepada subjek yang diberi
peran sebagai 'guru'. Persiapan itu selesai untuk memulain percobaan.
Kemudian, percobaan memberikan 'murid' serangkaian
pertanyaan untuk menjawab pertanyaan 'guru'. Untuk setiap jawaban 'murid' yang
salah, 'guru' akan terus memberikan kejutan listrik dan dengan setiap kesalahan
juga akan menaikkan volume kejutan itu sendiri. Akhirnya, kejutan bisa naik
hingga 450 volt dimana itu cukup kuat yang akan berakibat fatal bagi manusia.
Di sisi lain, yang terlemah adalah 45 volt dan hanya berefek
gatal ringan. Namun, berbeda dengan pengetahuan ‘guru’, perangkat tersebut
palsu dan ‘murid’ dibuat bertindak di dalam rasa sakit karena teriakan yang
akan terdengar dari lain.
Bahkan jika arus yang mengalir kepada subjek, pada awalnya
tidak akan ada banyak reaksi, walaupun setiap kali volumenya meningkat, rasa
sakit tersebut akan meningkat mulai dari jeritan, merintih, hingga akhirnya
terdiam.
Subjek yang diberi peran sebagai 'guru' tidak terancam oleh
hal ini dan terus menaikkan volumenya meski sudah tau bahwa pihak lawan sudah
menderita kesakitan.
Hampir 66% subjek dinaikan volumenya hingga ke titik di mana
manusia pasti akan terbunuh. Percobaan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa
'tergantung kepada keadaan, setiap orang mampu menunjukkan kekejaman'.
"sakit, sakit, sakit! Lepaskan aku!"
Karuizawa menjerit kesakitan karena rambutnya ditarik,
tetapi Manabe hanya tertawa. Saat ini, daerah tertutup ini merupakan lantai
kapal yang lebih rendah.
Peran 'guru' sudah ditugaskan kepada Manabe dan peran
'murid' untuk Karuizawa sesuai dengan percobaan. Aku sudah menyiapkan sebuah
panggung yang serupa dengan percobaan ‘Milgram’ sebisaku.
Umumnya, meski dengan kondisi seperti ini, itu tidak akan
cukup, namun mengingat sejarah di antara keduanya, hasil percobaan harus tetap
terjadi di sini.
Penderitaan dan rasa sakit yang dialami Karuizawa yang
bersikap keras beberapa waktu lalu, terasa lebih baik kepada mereka saat ini.
"Haah"
"Uwa ~ Shiho, kau menggunakan lututmu untuk
menendangnya. Itu berlebihan, kau tahu"
Manabe terus menggunakan lututnya untuk menyerang daerah
sekitar perut Karuizawa. Tentu saja, Manabe yang tidak biasa menendang seperti
itu, memiliki gerakan yang lambat dan lemah dan ditendangnya seharusnya tidak
terlalu menyakitkan. Tetapi bagi Manabe, rasa sakit dari suara Karuizawa adalah
upah terbesar.
Dia terihat memiliki waktu dan berbisik kepada Rika yang
sudah menjauhkan diri dari mereka sampai sekarang.
"Rika, kau juga harus mencobanya”
"Aku-aku baik-baik saja..."
"Kami melakukan ini untukmu, kau tahu? Tidak apa-apa,
lagipula tidak ada yang melihat"
Rika terlihat menolak membalas dendam secara langsung, tapi
daerah tertutup ini tidak akan membiarkan hal tersebut.
‘Kau juga temanku, bukan?'
Jika sesuatu seperti itu harus diucapkan di sini, akan sulit
baginya untuk terus menolak. Jika kemarahan itu diarahkan kepadanya, dia akan
menjadi korban esok hari. Dia tidak mampu menyangkal bahwa dia mungkin akan
bertemu dengan mata yang sama dari Manabe suatu hari.
"Uuunn ... aku akan coba melakukannya"
Pechi.
Dengan suara kering dan ringan seperti itu, Rika menampar
Karuizawa dengan tamparan yang tidak menimbulkan rasa sakit.
"S-seperti ini?"
"Bukan seperti itu, kau harus membuatnya lebih kuat
lagi, seperti ini"
Pakk!
Suara tinggi seperti itu terdengar saat Manabe menampar pipi
Karuizawa seperti itu. Menanggapi hal tersebut, Karuizawa terlihat menderita.
Dan seperti yang diinstruksikan, Rika perlahan mengulangi tamparannya.
Perlahan, kekuatan menamparnya terus meningkat.
"B-b-b-b-berhenti ..."
"Haha ... ini menyenangkan ... haha"
Terlihat seperti bukan Manabe. Dia akan menjadi orang yang
lebih cocok untuk percobaan ‘Milgram’. Karuizawa yang telah dihadapkan oleh
sesuatu kuat sampai sekarang, mulai menunjukkan rasa sakit.
"Kumohon... Maafkan aku ..."
Dia kemudian meminta maaf. Melihat sosok itu pasti bukan hal
yang tidak nyaman dan menyenangkan.
Dia terlihat tidak takut sama sekali, Rika mulai memukul dan
menendang dengan kuat. Terlebih, hal yang menarik adalah, tempat yang awalnya
tidak mereka sentuh, seperti di bawah seragam dan di bawah rambutnya,
tempat-tempat yang biasanya tidak dapat dilihat. Mereka mulai menargetkan
tempat-tempat seperti itu juga.
Karuizawa yang sudah terjatuh ketakutan, hanya meneteskan
air mata saat dia menyembunyikan wajahnya. Dan tidak ada yang menyadari, aku
yang sudah mengamati kejadian tersebut, bergerak tanpa mengeluarkan suara. Lalu
diam-diam membuka pintu tangga darurat agar tidak mengagetkan Manabe dan yang
lainnya.
Beberapa waktu yang akan datang, gangguan Manabe pasti akan
terus berlanjut. Tidak peduli apapun yang akan terjadi. Sekali sesuatu sudah
sangat hancur, itu akan menangkapmu ke masalah saat kau memperbaikinya kembali.
Dengan tenang dan perlahan aku menutup pintu di belakangku
saat jeritan Karuizawa terhalang oleh pintu dan tidak lama lagi tidak tidak
terdengar.